Bab 14

69 26 48
                                    

Aku memang anakmu
Namun jangan sesekali kau menuntutku
Untuk melakukan apa yang kau ingin
Aku bukan objek pemuas ekpektasi mu

Zoya Asaeyla

...

Wildan yang sudah berhasil menyusul Tika, kini dia tengah berdiri di belakang Tika yang sedang menangis, Wildan yang melihat itu langsung membalikkan tubuh Tika untuk berhadapan dengannya dan memeluknya dengan erat.

Tika yang dipeluk pun tidak menolak perlakuan Wildan, jujur dia juga membutuhkan sandaran saat ini.

Setelah dirasa cukup tenang Wildan pun melepaskan pelukannya nya dan membawa Tika untuk duduk di kursi yang ada di sebelahnya.

Ya Tika kabur ke sebuah taman kota yang sudah mulai sepi karena memang sekarang sudah sangat malam, taman memang tempat yang sangat cocok untuk menenangkan diri apalagi di malam hari.

"Gue percaya sama lo" ucap Wildan mengawali pembicaraan.

Tika melirik ke arah Wildan lalu tersenyum masam "seharusnya lo percaya sama mereka bukan gue" ucapnya pelan.

"Gue akan buktiin ke mereka bahwa lo gak salah dan yang salah adalah Fika dan Rista" Wildan sangat bersemangat mengatakan itu

"Makasih" Hanya itu yang bisa Tika ucapkan karena jujur dia sedikit terharu dengan Wildan, disaat yang lain tidak percaya kepadanya justru Wildan membantu  dan menyemangatinya.

"Tika" Panggil Wildan dengan lembut.

Tika hanya melirik Wildan sekilas lalu menundukan kepalanya.

"Jangan nangis lagi, lo jelek kalo nangis" Ejek Wildan.

"Ngehina lo!" Ucap Tika sedikit meninggikan volume suaranya dan menatap Wildan tajam.

"Makanya gak usah nangis lagi" Ucap wildan menatap Tika sedikit berbeda.

Mereka pun saling tatap dan beberapa detik kemudian tertawa hambar.

...

Zoya dan Clairie  yang baru saja pulang langsung disambut oleh Sarah di depan pintu rumah dengan tatapan yang tajam dan juga hidung yang kembang kempis menunjukkan kalo ia tengah marah saat ini.

"Bagus, anak gadis baru pulang jam segini" Ucap Sarah menyindir

Clairie pun melihat arloji di tangannya yang menunjukkan pukul 23:00 malam.

"Zoya capek mah mau istirahat" Pamitnya lalu melangkah kan kakinya tanpa melihat sang mamah

Namun langkah nya terhenti kala Sarah memegang tangannya kasar, lalu menampar pipi kiri Zoya dengan keras.

"Gak punya sopan santun kamu Zoya, mamah gak pernah ajarin kamu seperti ini, masih pantas mamah sebut kamu sebagai pelajar? Sepertinya mamah pantas sebut kamu sebagai anak yang tidak tau diri Zoya!" Sarah memang tidak meneriakinya, namun ucapan yang penuh penekanan itu membuat semua orang tau bahwa dia memang sangat marah saat ini.

Zoya yang awalnya diam tanpa perlawanan langsung menatap Sarah dengan kecewa, pasalnya setelah apa yang dia lakukan selama ini untuk menyenangkan mamahnya, ternyata Sarah berani mengatakan bahwa dirinya seorang anak yang tidak tau diri.

Hells Angels Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang