244 35 1
                                    

Setelah pertemuannya dengan sang Raja di sel penjara— Sang Raja menginginkannya berada di kamarnya, bersama dengannya.

Tairong dibawa oleh pelayan-pelayan Raja. Tubuhnya dimandikan dengan wangian bunga mawar; bahkan dia dibedaki dengan wangian bak bayi.

Kini dirinya sudah terlihat sangat cantik— dengan rambutnya yang panjang mengurai indah berserta hanfu sutra berwarna hijau muda.

Sejujurnya, Tairong merasa kaget karena sang Raja bahkan repot menyediakan hanfu yang direka khusus oleh tukang jahit yang sangat hebat pada jaman ini— karena sang Raja hanya ingin si cantik terlihat berbeda dan spesial

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejujurnya, Tairong merasa kaget karena sang Raja bahkan repot menyediakan hanfu yang direka khusus oleh tukang jahit yang sangat hebat pada jaman ini— karena sang Raja hanya ingin si cantik terlihat berbeda dan spesial.

Tairong juga tidak tahu mengapa dia begitu spesial.

Bahkan dia tidak mengenali sosok pria itu.

.

.

"Anda sangat manis, agassi. Pantas saja Jeonha tidak bisa berpaling dari melihat wajahmu."Pujian dari pelayan-pelayan Raja hanya bisa membuat Tairong tersenyum kikuk. Dia benci diperlakukan sebegini.

Memangnya apa kemahuan sang Raja sehingga perlu menculiknya seperti ini? Bayangan Zaimin yang menangis kencang gara-gara dirinya membuat senyuman Tairong menghilang.

"Sekarang saya harus ke mana,  agassi?"Tairong bertanya. Pelayan itu hanya bisa tersenyum canggung.

"Anda bisa memanggil saya Jubyeongung, agassi. Saya hanya bisa mengantar anda di belakang istana, agassi. Jeonha menunggumu di paviliun utama."Pelayan itu tersenyum tipis. Tairong mengangguk. Kepalanya ditundukkan sedikit— memberi rasa hormat pada pelayan itu.

"Baiklah, terima kasih. Maaf jika saya terlihat datar, Jubyeongung. Saya hanya kaget dibawa ke sini tiba-tiba. Saya tidak bermaksud untuk dingin kepadamu."Tairong tiba-tiba berbicara. Sorot matanya terlihat merasa bersalah— membuat pelayan itu kaget dengan sikapnya yang berbeda.

"A-animnida... Tidak apa-apa, agassi. Saya tidak pantas mendapatkan permintaan maaf anda. Ayo, akan saya temani anda sehingga ke belakang istana."Pelayan itu menahan senyuman untuk lolos dari bibirnya. Terharu karena sosok cantik di hadapannya ini berbeda tingkahnya.

Li Tairong berbeda. Sosok itu sangat sopan walaupun kenyataannya dia hanyalah seorang gisaeng. Pelayan itu jadi meragukan rumor yang tersebar oleh pelayan istana yang lain.

Di dekat danau yang indah, pria cantik itu bisa melihat betapa indahnya paviliun milik sang Raja.

Di dekat danau yang indah, pria cantik itu bisa melihat betapa indahnya paviliun milik sang Raja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Concubine [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang