247 32 4
                                    

Kehidupan di istana tidaklah buruk seperti yang Taeyong pikirkan. Dia dilayani dengan baik sekali- dari pakaian, makanan, sikap mereka, Taeyong benar-benar merasa bersyukur karena bisa merasakan kenikmatan itu.

Sang Raja juga menepati janjinya— membawa Zaimin yang kini berganti nama kepada Jaemin ke istana dan menjadi hamba pribadi milik Taeyong. Walaupun Taeyong tidak menyukai ide itu, namun itulah satu-satunya cara untuk membiarkan Jaemin bersamanya.

Taeyong juga secara resminya telah menjadi selir pertama milik sang Raja. Dia diperkenalkan dengan gelar Meiren, yaitu Selir Cantik. Pria tampan itu sengaja menggunakan gelaran Cina, karena dia masih menghormati sang selir.

Sejak kehadiran Jaemin ke istana, Taeyong lebih ceria. Pria cantik itu bahkan memiliki rutinitas baru— dengan memasak. Pria cantik itu senang sekali bisa menghabiskan sisa sorenya untuk memasak makan malam sang Raja. Maka, Sang Raja yang ingin mencarinya hanya perlu menuju ke dapur istana.

Sang Raja baru saja selesai dengan pembicaraan bersama para menteri kerajaan. Dirinya terasa begitu lelah setelah dihadapkan dengan kasus-kasus rakyat yang butuh bantuan istana. Pria tampan itu membenarkan durumagi kepunyaannya. Matanya melirik ke arah pelayan pribadinya.

"Di mana Meiren-ku?"Sang Raja berjalan menyelusuri ruangan buku. Bibirnya tersenyum tipis; sudah bisa membayangkan dirinya bergelung nyaman di dalam rengkuhan hangat sang Selir. Pelayan itu menundukkan tubuhnya— menanggapi kata-kata Sang Raja.

"Niang niang ada di dapur, Jeonha. Sejak dari pagi Niang niang menenggelamkan dirinya bersama resipi-resipi yang diajarkan oleh ketua koki."Pelayan itu bersuara dengan tenang. Matanya kaku menatap lantai istana.

"Meiren-ku bersama siapa di dapur?"Sang Raja menghentikan langkahnya. Matanya menatap ke arah lorong yang akan menuju ke dapur.

"Seperti biasa bersama Pelayan Na, Jeonha."Pelayan itu dengan sopan berkata. Pria tampan itu mengangguk. Ah, belakangan dirinya terkalahkan oleh sosok yang dipanggil Jaemin itu. Taeyong benar-benar tidak bisa berpisah dengan sosok itu. Kadang bisa-bisanya melupakan waktu untuk pulang ke istana utama.

"Baiklah. Aku akan ke sana. Jika ada yang mencariku, bilang pada mereka bahwa aku tidak ingin diganggu."Pria tampan itu memberikan arahan; lalu kembali melangkah ke arah dapur, meninggalkan pelayan pribadinya yang hanya mengangguk kaku.

"Na Jaemin! Jangan mengangguku!"Pekikan nyaring sosok yang menjadi Selir sang Raja itu mengisi ruangan dapur pada sore itu. Sang Raja melihatnya- bagaimana sosok Taeyong mencubit keras si mungil yang kini tertawa lucu karena puas meledek sosok itu.

Ah, hatinya sedikit menghangat. Taeyong terlihat cantik dengan memakai Cheongsam berwarna biru tua. Aksesoris di kepalanya walaupun terlihat berat, tetap dicocokkan dengan jepit rambut yang diberikannya.

"Agassi, aku tidak bisa melakukannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Agassi, aku tidak bisa melakukannya. Ini terlalu payah!"Kini, Sang Raja mendengar suara si mungil merengek. Sepertinya mereka sedang membuat kue dan itu payah, menurut Jaemin.

Concubine [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang