226 32 18
                                    

Malam sudah tiba. Taeyong masih mengenakan Hanfu biru laut yang dipakainya tadi sore. Bibirnya menggeletar kedinginan, dan dirinya sengaja berlapar. Air matanya sudah mengering. Matanya kosong menatap ruangan luar sel penjara di mana pengawal-pengawal disitu mengobrol dengan riang.

"Ketibaan Jeonha di sel penjara! Silahkan beri laluan pada Jeonha!"Suara salah seorang pengawal disitu hanya membuat Taeyong melirik sekilas ke arah rombongan pengawal dan sosok tampan yang mengenakan jubah khas seorang Raja. Pria tampan itu berhenti di hadapan sel penjaranya; menatap dirinya dengan wajah yang sangat datar.

"Kalian pergilah. Aku ingin berbicara sendirian dengan dirinya."Bahkan, pria tampan itu tidak lagi memanggilnya dengan sebutan Guifei. Mereka mengangguk, memberikan waktu untuk sang Raja mengobrol bersama sosok yang disayanginya selama setahun ini. Taeyong mengusap air matanya pelan— coba untuk menyunggingkan senyuman. Pria cantik itu mendekatkan tubuhnya pada sel penjara.

"Kenapa kau menangkapku, Jeonha...? Apa ada kesalahan yang aku lakukan dan aku tidak menyadarinya?"Pria cantik itu bertanya dengan suara yang sangat tenang, seperti dirinya tidak ditangkap dan dilemparkan ke dalam sel penjara saja. Matanya teduh menatap sosok yang telah menempati hatinya selama ini. Sosok si tampan hanya berdiam diri.

"Kau.... Aku begitu mempercayaimu selama ini, Li Tairong. Aku tidak menyangka kau telah menghianati kepercayaanku seperti ini."Setelah lama berdiam diri, pria tampan itu akhirnya bersuara. Matanya tajam menatap wajah pucat si cantik. Hati Taeyong mendengar retakan yang sangat jelas. Pria tampan itu menyebut nama aslinya. Taeyong mengerutkan keningnya; membalas tatapan pemilik hatinya itu dengan bingung.

"Maaf..? Aku melakukan apa sehingga kau menuduhku seperti itu, Jeonha?"Pria cantik itu bertanya pelan. Tubuhnya berlutut di dalam sel, menatap lembut ke arah sosok itu. Sang Raja mendesah pelan; memejamkan matanya erat, dan kemudian membuka kembali matanya.

"Wangbi Jungjeon menemukan racun berbahaya di dalam Hanfu-mu. Kau ingin meracuniku, bukan? Ck. Lagipula, apa yang aku harapkan dari pelacur sepertimu."Pria tampan itu berkata datar. Sejujurnya, dia tidak ingin percaya akan kata-kata wanita itu, tetapi tidak mungkin Ratu berani membohonginya. Sang Raja juga lebih mengenal sosok sang Ratu lebih lama daripada sosok si cantik ini— latar belakang Taeyong juga sangat mencurigakan setelah diusut. Tidak berhenti disitu saja, mereka berdua juga menemukan beberapa botol racun yang sama di dalam beberapa Hanfu kesukaan Taeyong.

Dan itu sudah cukup untuk membuktikan bahwa sosok si cantik yang disayanginya selama ini... Coba untuk membunuhnya.

"Racun? Racun dari mana, Jeonha?"Pria cantik itu berujar lembut. Keningnya dikerutkan. Dia coba untuk memikirkan kemungkinan racun itu dimasukkan ke dalam Hanfu-nya. Tapi siapa? Siapa yang tega membuatnya dituduh seperti ini?

"Cukup. Berhentilah dengan pembohonganmu, Li Tairong. Wangbi-ku tidak mungkin membohongiku. Secara logika juga, aku lebih mengenal dirinya berbanding dirimu yang aku temukan di rumah pelacuran. Dasar tidak mengenang budi."Kata-kata sang Raja meruntuhkan dunia si cantik. Walaupun omongannya itu hanya datar, tetapi Taeyong merasa sangat hina. Jadi, selama ini dia yang telah menganggap bahwa sang Raja benar-benar mencintainya tanpa mempedulikan statusnya itu adalah palsu..?

Kepalanya ditundukkan. Air matanya menetes tanpa aba-aba. Taeyong menarik napas, mengangkat wajahnya kembali untuk bertatapan dengan sang Raja. Bibirnya menyunggingkan senyuman.

Ah. Tidak ada lagi yang butuh diperjelaskan, bukan? Baiklah. Taeyong memilih untuk mengalah.

"Jika benar racun itu berada di dalam kocek Hanfu-ku dan kau menganggapku bersalah... Hukumlah aku Jeonha."Pria cantik itu menyunggingkan senyuman yang tulus, sedikit membuat hati sang Raja terguncang. Namun, Sang Raja tetap berkeras. Dia tidak ingin mempercayakan sosok pelacur murahan seperti Taeyong.

Concubine [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang