Aroma pai labu memenuhi seluruh ruangan, wangi itu pula yang tampaknya mengundang Aren ke meja makan. Rambutnya setengah basah, dia telah siap dengan kaos salur lengan panjang dan celana jeans. Sesekali dia terlihat memijat kepalanya yang berdenyut-denyut. Aren serdawa berulang kali menarik perhatian Tyas yang menyelesaikan suapan terakhir untuk Surya.
Rosdiana menjadi konsultan tetap keluarga Narendra setelah kelahiran Surya. Dengan bantuannya, Tyas mengurus dua buah hatinya yang istimewa. Sama seperti Luna, Surya memiliki seluruh ketenangannya saat di pelukan wanita bersuara lembut itu.
"Aku akan memijat kepalamu," kata Tyas mencuci tangan dan mengeringkannya. Aren bergerak ke sofa lipat di ruang keluarga, dia berjalan tanpa hasrat. Seperti tidak ada kehidupan di raganya. "Tolong, jangan pergi hari ini. Aku ingin kita bicara."
Tidak ada suara dari bibir Aren yang mulai menghitam. Miras dan rokok yang akhir-akhir ini menjadi sahabat terbaik yang telah merenggut warna bibir dan hidupnya. Pijatan lembut di kepala mengalirkan sensasi menenangkan dan dia terlihat menikmatinya.
"Pak Henri mengirimkan surel pembatalan kerja sama dengan kita, kinerja NP menurun drastis. Jika dibiarkan berlarut-larut, klien dan investor lain akan melakukan hal yang sama. Bagaimana menurutmu?"
"Terserah kau saja," jawabnya dengan mata yang tetap terpejam. Tyas menarik napas panjang dan menahannya di diafragma, mengeluarkan perlahan-lahan. Cara sederhana pengelolaan emosi yang Tyas kuasai dan terbukti berhasil. Mendiskusikan hal ini dengan Aren ternyata tidak berguna. Segala hasrat telah padam. Tyas tidak lagi menemukan mata yang berapi-api sekaligus penuh waspada. Di hadapannya hanyalah sosok yang masa bodo dengan urusan apa pun.
***
Dua cangkir espreso, roti tawar, dan panekuk telah tandas. Tidak ada tanda-tanda kehadiran Henri meski Tyas sudah menunggu satu jam di salah satu kafe bergaya retro di kawasan Jakarta. Wanita itu bertekad akan mencari solusi lain jika sepuluh menit ke depan mantan suaminya tidak menampakkan batang hidung di tempat ini. Baru saja wanita berblazer hitam itu hendak beranjak, lelaki berjas merah maroon mendekat. Tidak ada yang berubah dari penampilannya, selalu rapi.
"Lama tidak bertemu lagi, Yus. Gimana kabar kamu?" Tyas menghela napas pendek, suara Henri masih sama seperti yang terakhir kali dia ingat. "Kamu masih cantik seperti dulu, Yus." Wanita dengan rambut dikucir kuda itu masih diam. "Aku sudah menikah sejak cerai denganmu. Sayang, Yus, istriku harus kehilangan bayi dan rahimnya. Sekarang aku tidak ada harapan lagi memiliki anak." Ada jeda sesaat sebelum dia berkata, "Oh, iya. Bagaimana kabar anak kita? Aku ingin bertemu dengannya?"
Anak kita? Sejak Henri menolak kehadiran Luna, saat itu juga gadis kecil itu hanya menjadi anak Yuswaningtyas! Dadanya bergejolak, ingin sekali memuntahkan bergulung-gulung kekecewaan dan amarah yang tertimbun karenanya. Namun, tidak sekarang. Tyas harus menyelamatkan Narendra Production dari kebangkrutan. Demi Luna dan Surya.
"Ehem, Pak Henri, jadi kenapa alasan Anda ingin membatalkan proyek ini? Faktanya, Narendra Production masih berdiri kokoh dan keeksisannya masih diakui."
"Iyus, tolong. Rujuklah denganku, aku janji tidak akan membatalkan kontrak ini."
Tyas berdiri dengan wajah merah, dia berkata, "Kalau itu keinginan Anda, tidak masalah jika Anda membatalkan kontrak ini!"
Di setiap ada masalah, pasti ada jalan yang menyertainya, Tyas yakin akan hal itu.
"Iyus, tunggu!" Tyas melihat ke arah tangannya yang dicekal. "Kenapa kamu tidak mau rujuk denganku? Aku masih mencintaimu, Yus."
"Hentikan omong kosong ini, Mas. Di mana cinta saat kau membuang putriku? Jika sekarang istrimu bahkan tidak memiliki rahim di perutnya, itu peringatan kecil untukmu agar kau belajar mensyukuri anugrah apa pun bentuknya! Sekali pun dia berbeda, tapi tidak. Kau tidak akan pernah berubah."
"Rujuklah denganku, Yus. Akan kuceraikan istriku demi dirimu."
"Kau tidak pernah belajar apa pun, Mas! Kau harus menghargai apa yang dimiliki sekarang. Jika kau tahu bukan hanya seorang suami yang terluka anaknya terlahir cacat, atau seorang istri tidak bisa memberi keturunan, seorang wanita pun merasakan sakit yang sama. Keluarlah dari masa lalu, Mas. Aku sudah melanjutkan hidupku."
"Apa maksudmu? Kamu sudah menikah lagi?"
Tyas membeku saat berbalik, lelaki berambut keriting dengan kedua tangan disembunyikan di balik saku mengawasinya dengan tatapan yang tidak bisa Tyas deskripsikan.
🌻🌻🌻
![](https://img.wattpad.com/cover/365581062-288-k210268.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[TAMAT] RETAK
عاطفية[Runner Up AMM Project] Tidak semua luka masa lalu bisa disembuhkan oleh waktu, tetapi tidak ada yang lebih baik bagi penyesalan selain kesempatan kedua. *Pernah terbit di Autumn Maple Media dalam The Blood, Sweet, and Tears