2

307 40 2
                                    


Mingyu menahan keinginannya untuk mendatangi cafe itu lagi. Perempuan pelayan cafe itu, di luar dugaannya sungguh sangat menarik perhatiannya. Membuatnya ingin melihatnya setiap hari. Mingyu sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya dia rasakan kepada perempuan pelayan itu. Dia berhati dingin, jiwanya yang kejam adalah pembawaannya, sehingga dia cenderung tidak peduli kepada orang lain. Tetapi perempuan pelayan itu begitu kurus, begitu tak berdaya dan harus menjalani pekerjaan yang begitu berat. Mingyu bertanya-tanya apakah perempuan itu punya keluarga atau orang lain yang bisa mengurusnya.



Diluar kebiasaannya juga, Mingyu memberikan uang kepada perempuan pelayan itu. Dia mengangkat bahunya dan sedikit merasa lega, mungkin perempuan itu bisa menggunakan uang itu untuk memenuhi kebutuhannya. Uang sebesar itu hanyalah recehan bagi Mingyu, tetapi dia tahu uang itu sangat berarti bagi perempuan itu.



Tiba-tiba Kim Mingyu tersadar... kenapa dia terus menerus memikirkan perempuan itu?



Dengan marah Mingyu meremas kertas pekerjaannya yang dari tadi tidak bisa diselesaikannya, dia menatap nanar ke arah bawah, ke arah pemandangan malam kota dari jendelanya. Tiba-tiba pikirannya melayang ke ayah kandungnya di luar sana. Dia menahan napas gusar. Rencana balas dendamnya sepertinya sangat menarik untuk dilakukan, dia hanya tinggal mengatur beberapa rencana, lalu semua akan terlaksana dengan baik.

Mingyu melirik jam tangannya, tiba-tiba bertanya-tanya dalam hatinya, sudah dua malam dia tidak mengunjungi cafe tempat gadis pelayan itu bekerja, ini sudah hampir jam lima pagi, bukankah biasanya shift perempuan itu selesai jam lima pagi? Mingyu ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Mingyu melirik jam tangannya, tiba-tiba bertanya-tanya dalam hatinya, sudah dua malam dia tidak mengunjungi cafe tempat gadis pelayan itu bekerja, ini sudah hampir jam lima pagi, bukankah biasanya shift perempuan itu selesai jam lima pagi? Mingyu tahu karena dia selalu berada di cafe antara jam dua sampai jam lima pagi, dan ketika sudah menjelang jam lima pagi, selalu terjadi pergantian shift pelayan.



Sedetik dia berpikir, kemudian dengan gerakan cepat. Mingyu meraih jaketnya dan melangkah keluar dari apartemen mewahnya itu.



***



Lalisa Lee merasakan kepalanya pening, dia menghela napas panjang. Gawat sepertinya virus salah satu pengunjung yang dari tadi bersin-bersin di dekatnya telah menularinya. Daya tahan tubuh Lisa sedang lemah sehingga dia mudah tertular. Sekarang selain pening di kepalanya, di bagian matanya terasa berdenyut-denyut dan seluruh permukaan kepalanya terasa nyeri. Lisa menuggu dengan lunglai di pinggir jalan. Udara pagi hari yang dingin terasa menerpa kulitnya, menyiksanya karena terasa menusuk sampai ke tulang.

 Udara pagi hari yang dingin terasa menerpa kulitnya, menyiksanya karena terasa menusuk sampai ke tulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Push & Rush (The Story of Kim Mingyu X Lalisa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang