Jisung tidak fokus melakukan latihannya hari ini, di kampus beberapa hari ini dia sudah tak melihat Felix lagi, dia benar-benar malas untuk latihan dan entah kenapa dia malah ingin melihat Felix.
Begitu juga Hyunjin hari ini dia jadi tidak terlalu fokus mendengar Yeji yang dari tadi berbicara kepadanya, dia masih teringat pertemuan terakhirnya dengan Felix di kantin waktu itu.
Atau Chan dan Minho yang tidak fokus dengan rapat mereka karena pikiran mereka merindukan seseorang namun mereka menganggap itu terjadi karena mereka kurang tidur.
"Seungmin kau seperti banyak pikiran, dari tadi kau hanya diam" Soojin menegur Seungmin yang dari tadi hanya diam.
"Ah ya aku sedikit memikirkan tugas" bohongnya.
"Apa kau lapar? Ayo ke kantin" ajak Soojin.
"Ayo"
Hari ini Felix masih belum berangkat ke kampus, karena Papanya belum mengizinkannya, mereka ingin menghabiskan waktu hari ini katanya, sehingga hanya Wooyoung, Hiyyih dan Jake yang berangkat.
"Jakei hyunggg!" Panggilan itu Jake sangat mengenalnya, karena orang itu dulunya sangat Jake sukai seperti adiknya sendiri sebelum Wooyoung dan Hiyyih menceritakan semua yang Felix hyungnya alami.
Hug
"Sakuya lepaskan, jangan pelukan aku" ujar Jake yang membuat Sakuya terdiam, sedangkan Wooyoung dan Hiyyih yang duduk dengan Jake hanya diam saja.
"Hyung?"
"Jangan panggil aku Hyung, aku bukan hyungmu!" Jake membentak yang membuat mata Sakuya berkaca-kaca, ini pertama kalinya dia dibentak Jake orang yang dia anggap sebagai kakaknya sendiri, dulu saat baru pindah dari Jepang tidak ada yang bicara dengannya dan Jake datang mengajak berbicara, dari sanalah mereka jadi dekat.
Wooyoung dan Hiyyih sebenarnya kasihan melihat Sakuya, mereka tahu dia tak salah karena nyatanya Changbin saat mendekatinya mengatakan jika ia tak punya kekasih, bukan hanya Changbin tapi mereka semua mengatakan itu. Tapi Jake itu sedikit keras kepala dan dia juga sebenarnya masih sedikit belum dewasa sehingga dia akan membenci semua orang yang menurutnya menyakiti kakaknya.
"Kalau kau tak suka setidaknya bicara baik-baik" tegur Changbin yang memang datang bersama Sakuya.
"Cih, apa kau bicara padaku" dengus Jake
"Mulai sekarang kau bukan temanku lagi, aku tidak mau punya teman seperti kamu" ujar Jake sambil menagis, dia masih sempatnya menusuk nusuk pipi Sakuya dengan pelan menggunakan jarinya sebelum lari dari kantin sambil menagis keras.
"Astaga bocah itu" ujar Hiyyih
Wooyoung berdiri saat mendengar suara Jake menagis dengan keras, dan ternyata di sana Jake menabrak seseorang namun dia yang jatuh ke lantai, Wooyoung hendak menghampiri sang kekasih namun orang yang ditabrak Jake sudah menggendong sepupunya itu seperti koala?.
"Apa?" Wooyoung kembali memutar lehernya untuk memastikan kalau Jake benaran di gendong, dia berusaha melihat orang yang menggendong Jake dan sedikit terkejut saat melihat orang itu ada Jungwon ketua UKM taekwondo di kampus mereka.
"Wow" ucap Wooyoung lalu kembali duduk.
.
.
.
Felix duduk dengan orang tuanya di ruang tengah, dia berada diantara Daddy dan Papanya mereka sudah bercerita banyak hal dan Felix juga seperti langsung dekat dengan mereka apalagi dia benar-benar merasa disayangi oleh semua orang di rumah ini."Daddy, Papa, Felix boleh minta sesuatu?" Ucap Felix takut-takut.
"Katakan saja sayang, apa yang kau mau" jawab Chanyeol.
"Aku mau pindah dari kampusku yang dulu"
"Kenapa sayang bukannya itu sudah kampus bagus?" Tanya Seokjin.
"Apakah tidak boleh?"
"Tentu saja boleh, Papa akan langsung mengurusnya" Seokjin langsung setuju saat melihat raut wajah anaknya dia tak mau sang putra langsung kecewa apalagi mereka baru bertemu.
"Terima kasih Papa" Felix memeluk Seokjin.
"Satu lagi, apa aku boleh kerja di restoran Jooheon Hyung?"
"Tapi apa kau tak akan lelah sayang?" Tanya Chanyeol sebenarnya dia tak akan mengizinkan itu, lagipula uangnya banyak untuk apa anak bekerja belum saatnya, tapi dia juga tidak bisa langsung menolak.
"Tidak Daddy, aku mau mencoba mandiri, lagipula Wooyoung juga bekerja di sana" jawab Felix karena memang benar Wooyoung juga bekerja di sana dan tentu saja karena dia juga memaksa ke orang tuanya bahkan saat itu Chanyeol masih ingat keponakannya itu datang langsung ke rumahnya menemui putranya Jooheon untuk menerimanya bekerja di restorannya.
"Baiklah kau bisa meminta kerja pada hyungmu" jawab Chanyeol meskipun terpaksa.
"Terima kasih" ujar Felix sambil menagis.
"Hei kenapa menangis sayang, ada apa katakan pada Papa" Seokjin mulai terlihat panik tapi Felix memeluknya.
"Tidak apa-apa Felix hanya senang karena diterima di rumah ini, Felix bahagia karena ternyata masih memiliki orang tua"
"Sekali lagi maafkan Daddy, butuh waktu terlalu lama bagi kami untuk menemukanmu"
"Tidak apa-apa bukan salah Daddy yang penting sekarang kita sudah bertemu dan berkumpul bersama"
Mereka saling memeluk di sofa itu, para pekerja juga bahagia melihat Seokjin, selama ini dia hanya diam apalagi jika Jooheon dan Jake tidak di rumah mereka melihat tuan mereka sering menangis memandangi sebuah foto namun tadi pagi tuannya sangat semangat untuk memasak sarapan dan banyak tersenyum dia terlihat kembali bebas setelah lama terkurung.
.
.
.
Pagi harinya Felix duduk di kursi taman kampus dia sudah membawa berkas-berkasnya, ia sudah mengurus semuanya lebih tepatnya orang tuanya sudah mengurus semuanya dia hanya datang mengambil berkas yang dia perlukan.Felix benar-benar akan meninggalkan kampus ini, banyak kenangan bahagia yang dia dapat di sini namun ada juga kenangan tidak bahagianya.
Jeongin yang lewat dengan Hanni melihat Felix duduk di taman, namun Felix tak melihatnya karena pikirannya jauh berkelana mengingat kenangan-kenangannya di kampus ini sangat menyenangkan namun juga menyakitkan.
Jeongin tidak bisa mengalihkan matanya dari Felix, ia ingin mendekati Felix namun tidak punya keberanian, setelah melihat Felix hari itu menangis dia sangat merasa bersalah, namun dari lubuk hatinya dia sangat ingin memeluk Felix yang saat ini terlihat pucat kenapa dia terlihat sedikit kurus.
"Jeongin ada apa?" Hanni bertanya karena Jeongin terlihat melamun.
"Ayo, aku harus mengumpulkan tugasku, nanti aku terlambat" ujar Hanni membuat Jeongin kembali ke dunia nyatanya.
Felix menoleh karena mendengar suara mereka dan melihat Jeongin dengan Hanni.
"Selamat tinggal, mungkin ini terakhir kalinya aku akan melihatmu" ucap Felix dalam hatinya melihat bahu sang mantan yang semakin menjauh.
"Awalnya aku tak rela kalian meninggalkan aku, namu melihat kalian baik-baik saja dan terlihat bahagia, aku sudah benar-benar rela, aku ingin berterima kasih karena menjagaku dan membuatku bahagia dan merasakan cinta selama ini namun sepertinya tidak bisa, biarkanlah kenangan itu tertinggal menjadi cerita masa lalu dan mari saling melupakan"
Tbc
