Happy reading all~!
Drrt.. drtt..
Suara getaran handphone nya berhasil membuat seorang lelaki terlonjak kaget. Buru-buru tangannya merogoh saku celana dan mengambil hp ber-casing hitam polos miliknya.
"Adek?" Gumamnya.
Lalu dirinya menaikkan tombol hijau sehingga telepon diangkat, dan bertanya.
"Kenapa dek?"
"Kakak.. hiks.. kakak.."
Lelaki itu mengerenyitkan dahinya, mengapa sang adik menangis?
"Adek kenapa nangis.. coba tarik napas dulu.. minum habis itu baru cerita,"
"Nggak.. nggak bisa.. hiks k-kakak.. Abang udah ninggalin kita kak, Abang.. hiks.. milih untuk nyerah,"
Deg!
Bagai disambar petir di siang bolong, lelaki itu terduduk lemas secara tiba tiba.
Hp yang digenggamnya erat jatuh menyentuh lantai yang dingin.
"Adek jangan main-main kalau ngomong!" Dirinya berteriak marah setelah mengambil hp yang masih menyala itu. Digenggamnya lebih erat agar tidak jatuh.
"Leo mau kakak.. hiks.. kakak pulang.." isakan semakin terdengar lebih kencang.
"Caleo! Dengerin kakak! Caleo diam dirumah, jagain Abang sama adek.. nggak boleh pergi-pergi.. kakak lima belas menit lagi sampai!" Ujarnya.
"Hiks.. i-iya.."
Ya Tuhan.. ternyata dirinya salah.. dia kembali kehilangan salah satu orang yang ia sayang.
Kakak terlalu sibuk dengan pekerjaan hingga mengabaikan semuanya.
Kakak akui, dirinya salah.
Disepanjang perjalanan kakak tiada henti hentinya berdoa meminta keselamatan dan meminta maaf. Air mata yang terus berderai itu menandakan bahwa dirinya sedang tidak baik baik saja.
Kakak salah.
Maaf, kakak benar benar meminta maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Jagoan Kesayangan Buna
De Todo7 Sayap milik Buna hancur karena ayah. Buna sibuk memperbaiki sayap-sayapnya tersebut hingga lupa, bahwa masih ada banyak orang jahat yang akan kembali melukai ketujuh sayapnya. hingga saat sayap terakhir diperbaiki, Buna memilih untuk menyerah dan...