𒆜002. WAR 01.

5.7K 616 33
                                    

"Down 1"
"Sabar sabar gua kehabisan peluru"
"Echi jangan open tengah jalan gitu!"
"Ueueueue maap yak"

Kira kira seperti itulah suara dari radio yang di dengar Rion. Saat ini mereka sedang war dengan salah satu geng motor di Tokyo karena berani menculik souta tadi. Mereka menculik souta karena motif tebusan beberapa senjata dan uang, namun Rion tidak semudah itu untuk ditipu, berakhir lah mereka pada war ini.

"Eh mako sama key udah amanin souta belom?"
"Belom pak, saya sama mako kekepung di atap ini"

Suara tembakan terus terdengar di wilayah paleto, rencana awal rion ingin menjemput souta diam diam saat war terjadi, namun sepertinya orang yang diberi tanggung jawab itu tidak bisa melakukan nya.

"Aduh, yang bebas siapa? Jemput souta kalo bisa"

Rion bisa saja menbantai mereka semua lalu menyelamatkan souta, namun rion tidak ingin ambil resiko besar. Takutnya saat mereka perang, anak motor itu berbuat curang dan malah melukai souta terlebih dahulu.

"Aku free"
"Caine? Selain Caine gak ada??"
"Mia bisa, tapi armor Mia mau hancur"

Kepala keluarga itu menghela nafas lelah, sebenarnya dia bisa saja mempercayai Caine, namun sebelum berangkat tadi Caine sedikit demam dan pucat. Rion sudah mencoba melarang nya untuk ikut war namun pemilik surai merah itu sangat keras kepala.

"Aku bisa."
"Huh.. Yaudah lewat samping rumah kosong itu, bawa mobil gua aja"

Ia merasa cemas, namun berusaha tetap tenang dan terus melakukan pembantaian agar tidak ada yang menyadari keberadaan Caine nanti.

______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______

Sementara disisi lain, Caine mencoba mengendarai mobil nya perlahan menuju bengkel tua yang menjadi tempat souta di Sandra, dia memarkirkan mobilnya sedikit lebih jauh dari tempat itu dan mengendap endap masuk ke dalam sebuah gudang.

Gudang ini hanya di jaga 3 orang, dua di pintu depan dan satu lagi di depan souta. Caine mencoba masuk melalui cendela yang cukup besar itu kemudian bersembunyi di balik kotak besar, dia menyiapkan pistol nya dan dengan bidikan yang tepat langsung mengenai kepala penjaga disamping souta.

"Sou? Gapapa?"
"Mamihhh"

Caine membantu melepaskan ikatan souta, kemudian pintu terbuka dan beberapa orang mulai melakukan aksi tembak menembak. Ternyata perkiraan Caine salah, mereka sudah sangat siap. Ada sekita 10 orang lebih disini dan pemilik rambut merah itu hanya membawa satu senjata.

*DORR*

*DORR*

ia mencoba melindungi souta dengan bersembunyi di balik kotak besar tadi, pistol Caine tidak henti hentinya menembak, namun tetap saja mereka kalah jumlah.

"Sou ambil radio, hubungi yang lain."
Souta mengangguk lalu mengambil radio di pinggang Caine, dia mengabari yang lain bahwa mereka membutuhkan bantuan disini. Sementara Caine harus bertarung dengan tangan kosong untuk menghemat peluru nya yang hampir habis.

Beberapa peluru hampir mengenai nya, namun Caine memiliki reflek yang bagus.
Namun kembali ke awal tadi, ini baru menit ke 5 Caine bertarung menggunakan tenaganya namun dia sudah kelelahan. Fisiknya tidak stabil kerena dia demam, dan adrenalin nya terus meningkat sejak tadi.
"huh.. Hah hah.."
Nafasnya menjadi lebih berat keringat mengalir di pelipis nya.

"CAINE!! SOUTA BANTUIN "
Souta yang tak mau diam saja mengambil balok kayu dan mulai membantu Caine, sedangkan yang di bantu sedikit terkejut, karena souta tidak memakai armor apapun untuk melindungi nya dari tembakan peluru.

"No souta, tunggu yang lain!"
"Gamau!"
Sepertinya sifat keras kepala souta memang berasal dari dirinya, Caine kembali berlari ke arah lawan dan menyergap beberapa orang yang memegang pistol.

(Saran penyajian sambil dengerin music sedih ya reader ehe)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Saran penyajian sambil dengerin music sedih ya reader ehe)

Tak berapa lama kemudian, suasana gudang mulai sepi dengan banyak cipratan darah di lantai dan dinding gudang. Pandangan Caine jadi memberat, langkah kakinya pelan menuju souta yang tampak nya masih adu hantam dengan 2 orang lainnya.

".. Uh souta"
Caine sudah pada batasnya. Saat langkahnya semakin dekat dengan souta, mata emas nya menangkap seseorang di balik tumpukan kotak mencoba menembak souta. Caine terkejut dia dengan sisa tenaganya berlari ke arah souta.

"SOUTA!"
*DORR*

"ack—"

souta baru saja selesai dengan dua orang ini, dia kembali terkejut saat mendengar suara tembakan, dia reflek memejamkan matanya. Namun tidak ada satupun peluru yang mengenai nya, souta membuka matanya saat mendengar kembali suara tembakan.

Mata biru langit itu membesar melihat Caine di depannya nya, darah menetes dari ujung baju Caine. Dan suara tembakan terakhir itu berasal dari Caine yang mengarahkan peluru nya ke pelaku itu.

"CAINE!"
peluru itu sukses menembus pinggang caine, Caine terjatuh dia meringis saat dinginnya lantai gudang itu menyentuh kulitnya.

"CAINE! CAINE MAAF!!
" sou-souta cari bantuan dulu, mami tunggu sini!"

Suara souta tidak terlalu Caine dengar, karena sekarang kesadaran nya perlahan hilang. Namun Caine tau akan bahaya jika souta keluar sekarang, karena dia tidak tau apakah di luar mereka selesai atau tidak.

" Sshhh.. noo souta. kita tunggu sini aja ya? I'm oke."
"Tapi.. Tapi! —"
"Sstt. Souta ga bawa senjata ugh— ga aman.."

Souta mencoba menahan air mata yang hendak keluar dari tadi, namun souta tau melanggar perintah Caine akan berdampak buruk lagi nantinya. Souta mengusap kasar matanya, dia kemudian merobek sedikit lengan kemeja putih nya dan meletakkan di luka Caine, sedikit menekannya agar pendarahan nya tersumpal

"Arghh.. Sshh"
"Papii!! mami ketembak tolong.. hiks. Tolong"
Souta kembali berbicara melalui radio itu kemudian meletakkannya di lantai, dia mengusap air mata nya lagi dan meletakkan kepala Caine di pangkuan nya, tangannya bergetar melihat kemeja yang tadinya putih berubah warna menjadi merah pekat.

"Maaf— hiks.. i'm sorry mami."

"t-tadi souta ga liat! Harusnya souta dengerin Caine.. Sorry—"

Suara anak itu bergetar, dia nampaknya sebisa mungkin menahan tangis nya. Karena dia tidak mau dipandang lemah karena menangis. Namun melihat luka Caine, membuat mata biru langit nya terus meneteskan air mata.

"no. That's oke.. You did such a great job souta. Huh.. Uh—"
Caine tersenyum kecil, mencoba meyakinkan anak kecil ini. Sementara souta terkejut dengan perkataan Caine. Bahkan jika ini kesalahan fatal, pria itu pasti akan selalu memberinya semangat. 1 dari 1000 alasan souta menyukai keluarga ini.

*hiks*
Caine meraih pipi souta dan menghapus air mata yang membanjiri pipi lucu nya itu.

"Hey look at me. I'm very proud of you.. I'm very very.. Proud— of you."
Suara Caine memelan, tangan nya perlahan turun dari pipi souta bersamaan saat kesadaran Caine perlahan menghilang.

🌘🌒🌘🌒🌘🌒🌘

Pas 1000 kata, aku rencana mau bikin twoshoot buat cerita ini biar ga panjang panjang hehe, selamat menggalau #Galauitukece

[TNF] once a family, always a family. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang