Prolog

384 25 2
                                    

Gagal pulih dari pandemi, GoWork Inc. akhirnya bangkrut tertimbun utang

Selena berdeham dan sontak mencengkeram koran yang ia pegang. Headline news yang tak sengaja ia baca nyatanya makin mendidihkan pikiran. Ia pun menyeka keringat di sekitar pelipis dan tengkuk. Ia juga sesekali menutup hidung, muak dengan aroma lemongrass dari lilin aromaterapi yang dihidu lelaki berkumis tipis di depannya. Bukannya tenang, ia justru meradang. Sudah setengah jam mereka duduk berhadapan dan menimbang undangan partisipasi Mix and Max, program eksklusif terbaru CJTV.

"Gue paham kondisi keluarga lo sekarang gimana, tapi—"

"Please, Bang." Selena berdecak dan mengusap rambut gusar. "Lo tau kalau gue udah nggak mungkin lanjut training di sini karena financial problem, dan lo tau juga se-desperate apa gue buat debut. I can't just give up, right?"

Dewa, talent manager LOCO Entertainment, menyandarkan kepalanya pada kursi. "Iya, tapi ini survival show, Len. Nggak ada jaminan lo pasti menang dan agensi bakal diuntungkan. Kita nggak mau gambling production cost band baru cuma buat ngirim lo dan tiga trainee lain ke sana."

Selena menghela napas panjang. Ia mengerti hal itu, tetapi tidak memiliki alternatif lain. Baginya Mix and Max merupakan angin segar dalam industri I-Pop setelah lama mati dan terseok-seok memasuki pasar musik Indonesia. Acara yang bekerja sama dengan K Nation Entertainment ini bertujuan mencari grup Co-Ed untuk didebutkan. Dengan benefit kontrak 2,5 tahun, beasiswa akademi tari, dan kesempatan debut Korea, tentu Selena mesti mengambilnya selagi bisa.

"C'mon, Bang. Anggap aja ini booster. Orang-orang bakal tau kalau LOCO punya idol trainee jadi bisa menjaring anak-anak baru, dan it's such a easy way to build a fanbase tho. Udah saatnya agensi nambah metode branding. Iya, nggak?"

"Gue setuju, tapi gimanapun tim nggak bisa mendiskreditkan adanya kemungkinan dan pilihan lain yang less risk dan sama potensinya dengan lo, Len." Dewa menaikkan kaki dan menyalakan korek. Ia menghisap rokoknya sebelum berkata, "Kalau lo mau gue meyakinkan tim lagi, gue butuh jaminan."

Selena menelan ludah. Dewa menatap penampilannya dari atas hingga bawah, seolah menunjukkan letak kepesimisan yang biasa gadis itu terima selama dua tahun menjadi trainee. Lirikannya selalu berhasil membungkam Selena sejenak, terlebih hari ini ia memakai acne patch di hidung dan bawah dagu.

"Well, dalam sebuah grup perlu yang namanya talent over visual biar balance, so mungkin itu jaminan gue." Selena mendekatkan wajahnya dan menekan meja kuat-kuat. "Lo percaya kemampuan gue, kan, Bang? I'll make it big."

Dewa mengembuskan asap rokok terakhirnya lalu manggut-manggut. "Okay, you win. Gue bakal naikin ini ke rapat tim besok siang. Tapi lo harus janji buat serius dan nggak menyia-nyiakan kesempatan. Break a leg, Len. Jangan malu-maluin LOCO."

"Sure."

Selena berterima kasih kemudian pamit ke ruang latihan. Ia tidak akan melewatkan sedetik pun waktu berharganya untuk hal sia-sia. Mulai hari ini, misinya untuk menjuarai Mix and Max akan dimulai dan she's ready to rock!

 Mulai hari ini, misinya untuk menjuarai Mix and Max akan dimulai dan she's ready to rock!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
We Shouldn't be Together ✔ [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang