1

142 11 1
                                    

Selena mematung selama lima belas menit setelah outfit check, padahal siapa pun yang melihatnya merasa tidak ada yang salah. Perpaduan blue paneled bodysuit dan lilly leather cargo trousers tetap cocok untuknya, meski tim stylist harus memotong bagian celana yang terlalu panjang dan mesti menambah inner warna kulit karena ia kurang nyaman dengan pakaian terbuka. It's still perfect. Aura Karina aespa dalam era Drama masih berhasil ditaklukkan. Namun, ia tak henti mendengkus di depan cermin, bahkan berkaca-kaca tanpa sebab dan membuat make up-nya berantakan.

Waktu terus berjalan. Selena harus keluar kamar mandi karena sepuluh menit lagi syuting episode pertama Mix and Max akan dimulai. Ia dan tiga trainee LOCO Entertainment menjadi unit pertama yang datang dan masuk main theater, tempat misi pengenalan dan evaluasi perdana tim K-Pro—terdiri dari dua produser Mix and Max dan empat mentor utama (vokal, dance, rap, dan stage presence). Ia lantas menarik napas dan mengembuskannya berulang kali hingga benar-benar tenang.

"Cepetan, Len! Tim kreatif mau briefing."

"Got it, Theo!"

Selena segera memasang softlens dan memperbaiki lipstiknya. Saat keluar, ia hampir tersandung karena heels pada boots-nya tiba-tiba miring. Gadis itu hampir mengumpat kalau saja salah satu member unitnya tidak menyeret masuk ke ruang sempit di ujung lorong. Terdapat papan 'private area' di atas ventilasi pintunya. Hanya lima orang yang ada di situ, termasuk Selena yang datang terlambat.

"Maaf, Kak," ucap gadis itu sebelum duduk.

"Nggak apa-apa, langsung aja, ya. Nanti setelah kamera rolling, kalian tinggal ngikutin arahan floor director. Ada sign-nya, kok, nggak usah khawatir. Terus, ini tempat kalian. Jangan sampai salah." Lelaki yang mengenakan crew card itu menunjuk satu titik pada sebuah denah, lalu menjelaskan rundown dan teknis pengambilan scene. "Gimana? Ada pertanyaan, nggak?"

Selena menatap ketiga rekannya kemudian menggeleng saat mereka diam saja. "Untuk saat ini belum ada, Kak."

"Good, kalau gitu kita bisa langsung ke aula. Santai aja, jadi diri sendiri, nggak perlu setting-an. Ini reality show, survival show. Your goal is just to survive, okay? Good luck!"

"Thanks, Kak."

Empat peserta itu lekas mengikuti tim kreatif ke lokasi utama syuting. Mereka berada di luar dan baru boleh masuk ketika sutradara memberi aba-aba. Selena pun kembali mengatur napas sambil menyisir rambut wolf cut-nya menggunakan sela-sela jari. Ia lalu bergumam, menghafalkan rap part buatan coach-nya yang sudah ia modifikasi sendiri. Tiga trainee di kiri kanannya hanya bisa mendengkus dan menunggu dengan tenang.

Tiba-tiba pintu terbuka dan lighting menyorot ke arah mereka. Sontak Selena menutupi sebagian wajah yang langsung ia improve dengan mengusap rambut ke belakang. Ia lekas masuk dan mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru. Mulutnya pun refleks menganga dan kali ini ia tak berhasil menyembunyikan itu.

"Gila, Kak Len, keren banget!"

Selena mengiakan seruan Aurora, juniornya. Ia tidak menyangka hall yang biasa dipakai untuk acara resmi bisa disulap menjadi dua area terpisah—main stage dan tempat duduk peserta—seperti ini. Mereka masuk dari samping dan saat memijak black carpet di depan panggung, lampu dan layar di setiap sisi langsung menyala, menunjukkan logo LOCO Entertainment dan nama Unit Drama.

"Ayo, duduk."

Sebagai leader, Selena memimpin langkah unitnya. Sambil menunggu peserta lain masuk, gadis itu menghitung jumlah kursi dan sekat yang dibuat oleh tim Mix and Max. Ada dua blok, atas dan bawah, masing-masing tiga bagian. Jadi, ia menduga akan ada enam unit yang hadir. Satu per satu dari mereka mulai berdatangan dan Selena tetap terlihat santai, apalagi profil singkat yang ditampilkan pada layar tidaklah menarik. Masa training mereka saja rata-rata masih hitungan bulan. Sementara ini ia bisa bernapas lega.

We Shouldn't be Together ✔ [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang