Berbicara tentang visual, Unit Born to Be sudah jelas menjadi primadona Mix and Max. Selena mau tidak mau mengakui itu, meski ia masih malas menatap Mikha yang kini dielu-elukan tim K-Pro berkat background sosialnya yang sangat menggiurkan—already famous and talented enough. Baru sepuluh menit di panggung saja, lelaki itu mendapat julukan "bocah magnet" karena sikapnya mampu mencuri perhatian. Not gonna lie, Selena juga menyukai looks dan pembawaan selebtok itu. Aura positive vibes Mikha memang amat terpancar, terlebih ia murah senyum dan bersuara tenang.
"Oke, silakan."
Penampilan mereka pun dimulai. Mikha berada di bawah, tepat di tengah-tengah tiga member lain yang mengerubunginya. Namun, sesaat setelah musik dimulai, salah satu dari mereka ketinggalan tempo dan tampak memperbaiki in-ear monitor yang tersangkut rambut. Gadis itu terdistraksi sebelum akhirnya diseret oleh Mikha ke posisi berikutnya.
Selena menelan ludah lalu menggigit jari. Sepuluh detik ini sungguh bukan impresi yang baik. Kalau jadi mereka, ia pasti sudah ketar-ketir dan langsung blank di tempat. Apalagi gara-gara kesalahan tersebut, Mikha melewatkan dua line miliknya, jadi hanya terdengar suara backing track. Dari segi kekompakan pun terlihat kurang chemistry, mungkin efek baru kenal atau kurangnya latihan, mengingat mereka tidak berasal dari agensi yang sama. Selena hanya bisa geleng-geleng dan menunggu komentar tim K-Pro.
"Kak, si Mikha rada aneh nggak, sih?" tanya Aurora.
"Kayaknya cedera, deh. Pijakannya nggak stabil dan kelihatan pincang." Theo ikut berkomentar.
Semula Selena tidak menyadari itu, tetapi lama-lama diperhatikan ada benarnya juga. Mikha seringkali mengernyit, meski setelahnya langsung mengubah ekspresi dan berlagak tak terjadi apa-apa. Ia juga sempat memegangi pinggang usai dijadikan tumpuan pada tambahan dance break—di luar koreografi asli. Selena refleks menggigit bibir saat lelaki itu berlutut dan mengakhiri penampilannya.
"Menurut lo masuk mana, Kak?" Lagi-lagi Aurora bertanya.
Selena kembali mengangkat bahu. "Biar K-Pro aja yang nilai. Kan mereka yang bisa denger raw voice peserta. Menurut gue, Thalita sama siapa cowok yang blonde? Teddy, ya? Itu lumayan bagus."
"Setuju, mereka yang gendong performance-nya. Si Mikha malah anu banget, nggak maksimal. Kalau jadi fans-nya, gue kecewa berat, sih."
"Justru fans-nya, tuh, garda terdepan dia, Ra. Gue yakin tujuh puluh persen setelah ini tayang, Mikha bakal jadi bulan-bulanan netizen, apalagi kalau vote-nya bagus. Dan mereka, para pemujanya, pasti udah nyiapin berbagai macam pemakluman. Misal, setiap orang bisa melakukan kesalahan, nggak apa-apa jelek kan baru pertama kali, kurang latihan aja jadi harus tetap didukung biar makin semangat, dan lain-lain, lah."
Aurora mengembuskan napas panjang. "Kenapa real banget, sih?"
"Namanya juga favoritism."
MC Iqbal kembali ke tengah panggung setelah sempat ke backstage untuk meminta kursi yang kini diduduki Mikha. Tiga anggota lainnya tetap berdiri dan menyatukan tangan di balik punggung, bersiap mendengarkan komentar tim K-Pro. Mereka sudah bernapas dengan normal dan tampak baik-baik saja, kecuali gadis yang mengacau di bagian verse. Ia bahkan sudah menangis dan berulang kali meminta maaf dengan lirih.
"Sepertinya ekspektasi saya ketinggian. Part individu kalian emang nggak seburuk itu, tapi dari segi tim nah banget," komentar Narasya.
"Suara kalian, terutama Kasih, sering crack dan out of tempo. Mana tadi sempat kosong beberapa detik. Untung Thalita inisiatif mem-back up line berikutnya." Egi menambahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Shouldn't be Together ✔ [Terbit]
Teen FictionGanti Judul: Behind the Stage Akibat berselisih dengan Mikha, si selebtok dari unit Born to Be, popularitas dan rank Selena di acara Mix and Max terus menurun. la terancam tereleminasi dan gagal debut dalam grup Co-Ed pertama di Indonesia yang berk...