Ch. 6: Cousin

83 9 0
                                    

Luke Ishikawa, pria berusia 35 tahun itu, mempersilakan kedua tamunya masuk ke rumah. Mata Rey memperhatikan sekitarnya dengan waspada, ia tidak ingin mengambil risiko apapun yang dapat mengancam keselamatan tuannya. Namun nihil, tidak ada apapun yang aneh. Rumah itu hanya rumah tradisional khas Jepang biasa. Tidak mewah, tapi tidak kecil. Justru terkesan nyaman untuk ditinggali.

"Kalian mau minum apa? Biar aku buatkan," tawar tuan rumah. Suara dentum bambu yang mengaliri kolam di pekarangan rumah terdengar lembut mengiringi ucapan si tuan rumah.

"Bisa aku minta air putih saja?" ucap Porsche.

"Tentu. Bagaimana dengan Anda, Tuan Pengawal?"

"Saya tidak perlu, terima kasih." Rey tersenyum.

Sementara Luke pergi ke dapur, Rey meminta izin untuk menunggu di luar karena ditakutkan ada pembicaraan pribadi yang ingin dilakukan Porsche dengan Luke.

"Aku butuh kau disini."

Rey mengangguk mengerti. Itu berarti tidak akan ada pembicaraan yang terlalu personal nantinya. Apapun yang akan dibicarakan, Porsche ingin Rey tahu dan menilai.

Tidak berapa lama kemudian Luke datang dengan membawa nampan berisi air mineral dan beberapa cemilan tradisional Jepang. "Maaf aku tidak menjamu kedatanganmu dengan hidangan mewah disini. Tapi hanya ada ini di rumahku," ucapnya ramah.

Porsche belum menemukan kesan pertamanya ketika membaca arsip tentang Luke pada sosok yang ada di depannya ini. Ia sedikit heran. Mungkin aku harus mencari tahu sendiri.

"Kau..apa kau sudah mengenalku sebelum aku datang kesini?" tanya Porsche. Ia ingat jelas ketika Luke menyebut namanya saat pertama bertemu beberapa menit lalu.

Luke tersenyum pernah arti. "Ya. Aku sudah lama mengenalmu."

"Apa maksudmu? Kita pernah bertemu?"

Luke menggelengkan kepala. "Tidak. Baru kali ini saja kita bertemu."

Porsche semakin keheranan. Apa Luke sudah lebih dulu menyelidikinya dibanding ia? "Lalu?"

Pria itu tersenyum seolah memang sudah lama menunggu momen ini. "Aku tahu kau sudah menyelidikiku. Aku sudah terlalu lama bersembunyi, tapi sedikit saja aku lengah kau langsung bisa menemukanku. Bukankah itu benar, Porsche?"

"Ya, aku tahu kau adalah keponakan ibuku. Iya, kan? Maksudku...,dari keluarga kandung ibu."

Luke tersenyum. "Benar. Ayahku adalah kakak dari ibumu. Jadi bisa dibilang kita..sepupu?"

Porsche tak menjawab.

"35 tahun yang lalu, Pemimpin Theerapanyakul pada saat itu membantai semua anggota keluarga Phongsongkun dengan tanpa belas kasih, termasuk ibuku yang baru beberapa hari sebelumnya melahirkanku. Tapi ternyata kehamilan ibuku tidak diketahui oleh orang-orang di luar keluarga inti. Ibuku adalah orang Jepang. Dia melahirkanku di Shimizu, tempat kelahirannya, dan menyembunyikanku disini untuk dititipkan pada adiknya."

"Maksudmu Theerapanyakul sama sekali tidak mengetahui dirimu?"

"Ya. Mereka tidak tahu. Entahlah, apa mungkin ayah dan ibuku, serta keluarga besar sudah punya firasat mengenai akan terjadinya pembantaian itu, sehingga mereka menyembunyikan eksistensiku dari dunia. Tapi walau begitu, selama 35 tahun hidupku, ada beberapa kali kejadian dimana beberapa orang mencurigakan datang ke desa tempat tinggal kakek dan nenekku. Karena itu, aku pun sampai sekarang masih hidup sembunyi-sembunyi."

After KinnPorsche (KinnPorsche AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang