Ch. 7: Talks

60 9 0
                                    

Shimizu kini sedang dilanda musim hujan. Syukurlah ketika Porsche dan Rey sampai di penginapan tadi, hujan belum turun. Ia menikmati suasana hujan di beranda kamar yang menghadap langsung ke arah laut. Berusaha untuk tidak memikirkan apapun, tapi tentu saja itu sulit.

"Anda ingin disiapkan minuman hangat, Tuan?" tanya Rey.

"Boleh, aku mau ocha."

Rey mengangguk dan segera menghubungi room service untuk minta dibuatkan ocha dan beberapa cemilan untuk diantar ke kamar.

"Ngomong-ngomong, bagaimana menurutmu tentang Luke?" tanya Porsche.

"Menurut saya tidak ada yang aneh dengannya. Tapi Anda tetap harus waspada, Tuan. Mengingat kita belum benar-benar mengenalnya. Lagi pula, saya masih meragukan tujuan yang ingin dicapainya sama seperti Anda."

"Iya benar. Tapi dia sepupuku. Kalau bisa aku tidak ingin menjadikannya musuh."

Rey menyetujui dalam hati. Pengalamannya selama 20 tahun menjadi pengawal Theerapanyakul membuatnya tahu bahwa Luke bukan orang biasa. Apalagi jika info dari Vegas benar, ia juga seorang mantan polisi. Polisi yang jabatannya tidak bisa diremehkan. Bisa jadi ia akan sangat berguna untuk misi Porsche.

"Menurut Anda, apa yang membuatnya berhenti dari pekerjaannya sebagai polisi? Saya yakin alasannya tidak sederhana." Penyelidikan Vegas tidak mendapatkan informasi mengenai penyebab Luke berhenti dari pekerjaannya.

"Aku juga penasaran. Mungkin aku harus menanyakannya sendiri."

"Tapi, apa dia akan menjawabnya dengan jujur? Bisa jadi dia manipulatif, Tuan."

Porsche tersenyum kepada Rey. "Aku akan menyelidikinya."

**

Porsche menunggu di depan penginapan ketika mobil Luke tiba. Ia pun masuk dan duduk di samping Luke.

"Sukurlah pengawalmu tidak ikut. Aku merasa dia sangat mengawasiku tadi siang," ucap Luke sembari tertawa kecil. Mobil pun dijalankan.

"Ya aku tahu. Tapi itu yang aku suka dari Rey. Dia selalu waspada. Untuk aku yang tidak terlalu peka, Rey sangat kuandalkan."

Porsche melihat ke luar jendela. Hujan telah lama berhenti, namun kesejukkan yang ditinggalkannya masih terasa. Jalanan pun terlihat sepi, pasti orang-orang merasa lebih nyaman tinggal di rumah daripada harus keluar di cuaca yang dingin seperti ini.

"Benarkah? Lalu apa tidak apa-apa jika kau hanya pergi sendiri denganku?" tanya Luke.

"Tidak apa-apa. Lagi pula jika Rey ikut, aku juga tidak bisa bebas mengobrol denganmu."

Luke tertawa. Entah mengapa ia melihat sisi manis dari Porsche yang membuatnya tertarik. "Kupikir kau tipe tuan muda yang ingin selalu dikawal dan dilayani kemanapun kau pergi."

Porsche tertawa. "Apa aku terlihat semanja itu?"

"Tidak juga sih."

Setelah 20 menit mengemudi, mereka kemudian berhenti di sebuah restoran seafood di pinggir pantai. Setelah memilih tempat duduk di pinggir laut dan memesan makanan, keduanya sejenak hanya diam sembari menikmati angin laut yang berhembus dengan lembut.

"Aku turut berduka atas apa yang terjadi pada kedua orangtumu," ucap Porsche tiba-tiba.

Luke tersenyum. "Aku sudah terbiasa dengan hal itu. Tapi walau aku mencoba untuk menerima itu semua, aku tidak bisa mengabaikan alasan kematian mereka."

After KinnPorsche (KinnPorsche AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang