Porsche adalah seluruh hidupku
Aku tak segan memberikan seluruh jiwa dan ragaku untuknya, bahkan aku tak akan berpikir dua kali untuk melakukannyaDia datang dalam hidupku dengan membuat banyak kekacauan
Dulu aku tidak mengerti, apa dia ingin menghancurkan hidupku?
Selalu berbuat onar di rumah
Bersikap tak sopan dengan semua orang
Menghajarku, mempermalukankuAku selalu berpikir suatu saat nanti Theerapanyakul akan runtuh dengan kehadirannya
Namun kini situasinya berbedaAkan kukatakan berkali-kali, kalau perlu aku teriakkan kepada semua orang bahwa aku sangat mencintainya
Dia milikku
Hanya milikku**
"Ah.. Porsche..." desah Kinn.
"Kinn, please..." erang Porsche.
Keduanya hampir mencapai limit.
"Sedikit lagi, Sayang. Aku hampir selesai." Kinn terus memaju-mundurkan tubuhnya. Menuntut kepuasan dari kekasihnya yang mulai kewalahan meladeninya setelah tiga ronde permainan panas mereka.
Porsche akui, gairah seksual Kinn memang luar biasa. Porsche bukanlah pria lemah, namun urusan ranjang ia selalu kalah kekuatan dari partner dominannya.
Setelah beberapa waktu dan sekian desahan panas dari keduanya, akhirnya Kinn memberikan hentakan terakhir yang langsung membuat tubuh Porsche terjatuh melemah ke kasur. Sementara Kinn menindihnya pelan dan tersenyum puas. Lalu mencium leher belakang Porsche hingga pinggang.
"Hehe.. Terima kasih, Sayang." Kecupan terakhir mendarat di dahi Porsche.
Porsche mendengus kesal. Ia sudah cukup lelah dengan pekerjaannya. Sore hari kemarin juga Kinn mengadakan pesta kecil di atas yacht-nya hingga larut. Dan kini Porsche juga harus meladeni kekasihnya itu semalam suntuk.
"Kinn kau brengsek!"
Kinn tersenyum mendengar cacian yang terdengar merdu bak pujian baginya itu. "I love you too."
Kinn menggeser tubuhnya ke samping. Bermaksud membiarkan kekasihnya beristirahat. Namun yang bersangkutan malah bangun dan berjalan ke kamar mandi. Kinn membiarkannya dan memejamkan mata sejenak.
Entah sudah berapa menit berlalu. Kinn membuka matanya dan mendapati Porsche sudah rapi dan tengah mengenakan kemejanya.
"Porsche, mau kemana?"
Yang dipanggil menoleh.
"Oh, kau terbangun Kinn? Aku harus pulang. Ada pekerjaan yang harus kuselesaikan."
Kinn menoleh ke arah jam dinding.
"Pagi buta begini?" herannya.Porsche mengangguk sembari sibuk merapikan kemejanya.
"Pekerjaan apa sampai membuatmu harus menyelesaikannya jam segini? Ayolah Porsche, kau tidak bisa meninggalkanku begitu saja. Kerjakan saja besok." Kinn bangun dan mendudukan tubuhnya dengan raut wajah lelah campur kesal.
Porsche menghela napas. Ia tahu Kinn benar, pekerjaan macam apa sampai membuatnya harus pulang dini hari seperti ini.
"Kau janji untuk mengerti, Kinn."
"Kau janji akan menjadikanku prioritas utamamu, Porsche."
Porsche mendesah. Ia mengambil ponselnya di atas nakas dan mengirim pesan ke seseorang, lalu menaruhnya dan melepas kembali kemejanya. Memutuskan untuk mengalah.
Kinn tersenyum. Ia membuat pose seolah siap memeluk kembali Porsche ke dekapannya.
**
Aku mencintaimu Kinn, lebih dari apapun
Kau prioritas utamaku, segalanya bagiku
KAMU SEDANG MEMBACA
After KinnPorsche (KinnPorsche AU)
FanficPorsche setuju dengan penyerahan tahta kepala keluarga minor kepadanya. Sembari memegang tanggung jawab itu, Porsche dan Vegas dalam sunyi bekerja sama untuk mengungkap sebuah rahasia besar yang selama ini dikubur dalam-dalam oleh keluarga Theerapan...