Ch. 5: Missed Calls

177 17 3
                                    

Perjalanan menuju Taipei menghabiskan waktu sekitar 3 jam. Selama perjalanan Porsche tidur berbaring ditemani dengan penutup mata panda yang lucu. Sesekali ia bergerak gusar seolah tak nyaman. Rey sebagai pengawal yang baik memasangkan selimut di tubuh tuannya itu karena takut ia kedinginan. Benar saja, Porsche terlihat damai setelah diselimuti.

Tiga pengawal lainnya, Jam, Pond, dan Masu, duduk di kelas ekonomi. Sesekali Jam akan mengecek kondisi Porsche dengan menanyakannya kepada Rey. "Kak Rey, apa Tuan Porsche membutuhkan sesuatu?"

"Tidak, Jam. Kau dan yang lain bisa santai. Tuan Porsche sedang terlelap. Aku harap beliau bisa tidur dengan nyaman sampai landing," jawab Rey. "Manfaatkan waktu ini untuk kalian istirahat."

"Baik." Jam pun kembali ke tempat duduknya.

"Apa Tuan Porsche membutuhkan sesuatu?" tanya Masu ketika Jam sudah kembali duduk di sampingnya.

"Tidak. Tuan Porsche sedang tidur. Kak Rey minta kita istirahat juga." Mata Jam melirik ke arah Pond yang sudah terlelap di sisi lain Masu. Ia hanya menggelengkan kepala.

Sesampainya di Taipei, Jam menemui seseorang yang dua mobilnya akan mereka sewa untuk mobilitas mereka selama di Taiwan. Sebenarnya Keluarga Luo sudah menawarkan fasilitas, tapi Porsche bersikeras untuk menyewa mobil sendiri saja.

Porsche bersama Rey dan Jam menaiki mobil pertama, kemudian di belakang menyusul mobil Masu dan Pond. Porsche berbaring tidur lagi di jok tengah. Ia belum puas dengan tidurnya di pesawat. Sementara itu Rey ditelpon oleh Kinn.

"Halo, Tuan Kinn."

"Halo, Rey. Kalian sudah landing? Kenapa aku belum bisa menghubungi Porsche?"

Rey menoleh sebentar ke Porsche yang masih tertidur. "Kami sudah landing, Tuan. Sedang menuju hotel. Tuan Porsche sedang tertidur. Sepertinya ia belum sempat menyalakan ponselnya."

"Oh syukurlah. Aku khawatir dengannya. Tidak usah dibangunkan kalau begitu. Tapi tolong sampaikan ke Porsche untuk menghubungiku, oke?"

"Baik, Tuan Kinn."

"Pastikan juga nomormu dan pengawal lain selalu aktif. Aku mungkin akan menghubungi kalian kalau ponsel Porsche tidak bisa dihubungi."

"Baik, Tuan."

**

Setelah check in di hotel, sorenya Porsche dan keempat pengawalnya datang ke kediaman keluarga Luo yang terpandang dengan disambut hormat. Ia sudah melakukan beberapa kali transaksi dengannya, namun ini kali pertama ia bertemu langsung. Kinn pernah menjelaskan bahwa keluarga Luo merupakan salah satu keluarga terpandang di dunia bawah tanah Taiwan, namun itu tidak lepas dari bantuan Korn.

Beberapa bulan lalu Porsche mengetahui bahwa keluarga Luo bermain curang. Ia dan Vegas pun kemudian merancang skenario dan menghasut beberapa antek minor Luo yang selama ini menjadi pemasok barang ke Thailand untuk melaporkan pengkhianatan keluarga Luo. Walau faktanya mereka tidak berkhianat dan hanya sedikit berbuat licik, isu dan laporan tentang pengkhianatan mereka menjadi konsen serius Korn dan Kinn. Ini diperkuat kemudian dengan berkurangnya pasokan yang dikirim dari Taiwan yang mana ini menjadi bagian dari skenario Porsche dan Vegas.

Keluarga Luo mungkin hanyalah salah satu kaki tangan Theerapanyakul yang bermain curang, namun Porsche benar-benar harus menjadikan mereka kambing hitam untuk tujuannya yang lebih besar. Tidak hanya itu, Sang Kepala Keluarga Minor juga memiliki kartu AS lain yang dapat ia jadikan jaminan. Walau entah apa itu, hanya Porsche dan Vegas yang tahu.

Dan terbukti! Itu sangat ampuh.

Aaron Luo, Sang Kepala Keluarga, terlihat frustasi saat Porsche menemuinya. Fitnah-fitnah yang ditujukan padanya itu mengakibatkan kepercayaan Kinn dan Korn runtuh dan sudah pasti mempengaruhi bisnis dan keselamatannya. Porsche menawarkan sebuah kesepakatan, serta membeberkan kartu AS nya kepada Aaron. Wajahnya berubah semakin pucat pasi. Dengan tenang Porsche menjelaskan bahwa ia akan membantunya, namun dengan kesepakatan bahwa ia harus membantu Porsche.

After KinnPorsche (KinnPorsche AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang