CHAPTER DUA

6 4 5
                                    


Natta sekarang ingin belajar sepeda dihalaman rumahnya, Natta lagi main sama kakak sepupunya, kebetulan kakak sepupu Natta pandai membawa sepeda.

"aku takut kak, nanti kalau aku jatuh gimana?" kata Natta ragu, sepeda milik sepupu Natta bahkan jauh lebih besar dari badan Natta.

Bian—sepupu Natta menggeleng meyakinkan.
"kalau jatuh, bisa diobatin. ayo coba dulu, jangan takut"

Bocah berusia delapan tahun itu mengirup oksigen sebanyak banyaknya, lalu dengan penuh tekad, Natta manaiki sepeda besar tersebut dengan kaki yang mulai menggayuh.

"pelan pelan aja" Bian berjalan disebelah sepeda yang Natta kendarai.

"pinter, jangan buru buru bawa sepedanya." mendengar pujian Bian, Natta bangga dengan dirinya sendiri. senyuman teecipta di bibir Natta.

mungkin karna terlalu semangat, gayuhan Natta jadi semakin cepat, dan Bian ga bisa imbangin langkahnya dengan sepeda Natta.

Hingga...

BRAK!

Natta jatuh dari sepeda yang ia kendarai, anak perempuan itu menangis terisak. telapak tangan dan lututnya terluka akibat gesekan yang terjadi saat dirinya jatuh.

dengan cepat Bian nyamperin Natta, Bian ngeluarin permen lolipop yang sudah ia siapkan untuk Natta.

"kata ayahku, luka itu nunjukin kalau kamu udah besar. kamu hebat main sepedanya, jangan nangis lagi ya, makan permen ini aja"

***

"jalan kamu kenapa pincang gitu?" tanya Yohan yang sadar pas ngelihat Natta jalan tertatih-tatih masuk kedalam kelas.

Natta menggeleng pelan, dia duduk di kursinya sendiri. Natta niup niup telapak tangannya yang luka, luka bekas jatuh kemarin masih terasa nyeri dan cenat cenut. sedangkan luka di lutut Natta sudah ditempel oleh plester.

"kamu kenapa? jatuh dari kasur?" tanya Yohan sembari duduk disebelah Natta.

Natta menggeleng lagi,
"aku jatuh dari sepeda" balas Natta.

"hah? kamu belum bisa naik sepeda? hahaha cemen banget" itu bukan Yohan yang ngejek, melainkan kenzi, temennya Yohan.

Yohan natap gak suka kearah Kenzi, Yohan benci kalau ada orang lain yang ngejekin Natta. di rumus Yohan, cuma Yohan seorang yang boleh gangguin, ngeledek dan ngejek Natta.

"kamu ngejek siapa, Zi?" tanya Yohan marah.

Kenzi menggeleng takut pas ngeliat tatapan tajam dari Yohan. walau mereka seumuran, Kenzi tetep aja takut. badan Yohan itu lebih tinggi dari Kenzi, lagian Yohan ikut kursus taekwondo, Kenzi gamau tulangnya patah patah.

"a-aku cuma bercanda kok. maafin aku ya, Nat" tanpa nunggu jawaban Natta, Kenzi lansung pergi gitu aja buat duduk disebelah Jean.

"kamu jangan galak galak, aku takut." cicit Natta. Natta punya trauma.

Yohan senyum, cowo itu narik pelan rambut Natta yang dikepang.
"aku gak galak ke orang pendek kayak kamu kok" balas Yohan.

Begitulah Yohan dengan sisi nakal dan baiknya disaat yang bersamaan.

***

"Minggu lalu ibuk sudah menyuruh kalian semua untuk menghafal perkalian satu sampai sepuluh. sekarang, kalian semua udah hafal?" tanya Achel, walas kelas 3C sekaligus guru matematika.

"udahh buk" balas siswa siswi yang ada didalam kelas, kecuali Natta.

"siapa yang belum hafal, silahkan angkat tangannya"

perlahan Natta mengangkat tangan kanannya, kepala Natta menunduk malu. Natta ini biasanya juara dua dikelas, otomatis Achel heran kenapa anak kebanggaannya bisa tidak hafal perkalian.

"loh? Natta?"

"maaf buk.. Natta lupa ngehafal perkalian..." kata Natta pelan

Achel menghela nafas,
"yang ga hafal perkalian, silahkan keluar kelas. hafalkan perkalian di luar kelas." pinta Achel.

mendengar itu, Yohan ikut berdiri. dia ga bisa ngebiarin Natta sendirian diluar kelas.
"saya juga belum hafal buk" kata Yohan lantang.

Yohan berbohong, padahal dia udah nyetor perkalian satu sampai sepuluh ke mamanya, Mama Yohan itu pinter MTK, ga heran kalau Yohan juga pinter MTK.

Yohan cuma gak mau kalau Natta di hukum sendirian.

"yaudah, Yohan sama Natta silahkan keluar kelas."

diluar kelas, keadaan sunyi. tak ada murid yang berkeliaran, hanya ada Natta dan Yohan.

"kamu beneran belum hafal, Han?" tanya Natta bingung. Natta tau betul bahwa Yohan ini pintar matematika.

Yohan menggaruk kepalanya yang gak gatal,
"ya beneran lah, emang kenapa?"

"aku kira kamu cuma ikutin aku tadi" sahut Natta.

Yohan terkekeh, dia noel pipi tembem Natta.
"geer!"

***

"hari ini aku mau ke restoran mamaku, ada menu baru, namanya ayam mentega. kamu mau ikut makan di restoran mamaku gak? gratis!" tawar Yohan sembari merapikan anak rambut Natta yang tersapu angin.

"kami berdua mau!" Kenzi dan Jean yang ada disamping Yohan menyahut. Yohan cuma ngangguk ngangguk mengizinkan kedua temannya ikut ke restoran mamanya.

Natta menggeleng pelan,
"hari ini aku udah janji sama mama, aku mau bantuin mama bikin kue ulang tahun untuk papa." jelas Natta.

Yohan sedikit kecewa atas tolakan Natta,
"yaudah deh gapapa, lain kali aja." balas Yohan.

Natta ngangguk, anak cewe itu pergi meninggalkan Yohan. dia harus buru buru pulang.

"Natta!" panggil Yohan.

Natta membalikkan badannya untuk melihat kearah Yohan.
"kenapa?"

"nanti aku tunggu di tempat kita ya!" kata Yohan sambil senyum.

Natta mengangguk
"iya, aku bakal datang" balasnya.

tempat kita yang Yohan maksud adalah sungai favorit mereka berdua.

***

TBC

Unforgetable loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang