The Two

2.2K 19 2
                                    

BangInho, mpreg!both, bp!Lee Know, penis birth!Bangchan

BangInho, mpreg!both, bp!Lee Know, penis birth!Bangchan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

∘ ∘ ∘

Chris tidak banyak berkata-kata. Ia menunduk dan mengecupi punggung tangan berkali-kali, mengernyit saat perutnya sendiri terasa sakit. Yang dapat ia lakukan hanya mendoakan keselamatan atas Minho dan calon anaknya, di samping memberi sang suami dukungan moral dalam bentuk apa pun. Dalam keadaan pasrah, Chris tiba-tiba teringat bahwa stimulus seksual dapat merangsang kontraksi pada proses persalinan. Ia bertanya pada Junho guna memastikan hal tersebut sebelum membantu Minho dengan cara yang ia harap terasa lebih menyenangkan. Tangan kirinya masih digenggam erat oleh Minho, sedang tangan kanannya bebas bergerak ke arah bawah, tepatnya ke area intim suaminya tersebut. Jemari Chris memijat bibir vagina Minho, kemudian mengusap dan memilin klitorisnya hingga desahan lolos dari mulut Minho begitu saja. Senyum tipis terbit di wajah pria dengan nama belakang Bang itu meski sakit di perutnya sendiri tak kunjung mereda. Perutnya seakan-akan tidak bisa diajak berkompromi saat Minho sedang melewati saat-saat paling berat dan menyakitkan. Ia menarik napas dalam-dalam, lantas mengembalikan fokusnya untuk merangsang kontraksi Minho.

Nyeri, nikmat, malu, takut, semua bercampur aduk dalam benak Minho. Ia cemas menghadapi tahap akhir dari proses kehamilan, yakni kelahiran anaknya. Upaya dan pengorbanannya selama ini diharapkan tak akan sia-sia.

Jemari Chris lincah bermain dan memanjakan titik-titik sensitif Minho di bawah sana. Lenguhan Minho yang keluar karena kesakitan sekaligus keenakan membuat penisnya sendiri mengeras di balik celana. Sempat ia lihat perut buncit Minho mengencang dan menonjol di bagian tengah—yang ia yakin karena kontraksi hebat. Mengiringi kontraksi itu, cairan berwarna kuning keruh menyembur dari vagina Minho dan membasahi tangannya.

∘ ∘ ∘

Salah seorang perawat menyadari keadaan Chris dan langsung menghampirinya untuk bertanya, “Ada yang bisa saya bantu, Tuan?”

Chris menggeleng, berusaha tersenyum ramah pada sang perawat meski sedang menahan sakit. “Saya nggak apa-apa, Bruder.” Melihat Minho mengejan untuk melahirkan, perutnya merasakan tekanan yang membuatnya ingin turut mengejan.

Di tengah kekacauan itu, Minho tak dapat memusatkan perhatian pada hal apa pun selain rasa sakit di area intimnya. Setelah beberapa saat, sensasi panas di bibir lubangnya mereda, tetapi itu tidak juga mempermudah keluarnya kepala bayi dari bawah sana. Minho terus mengejan dengan arahan Junho, “HUH HUH HUHH EUNGHHH!” Ia kesulitan mengatur napas. Kedua kakinya menggelinjang tertahan karena posisi pergelangan kaki yang berada di atas penyangga dan lubang lahirnya kian melebar.

∘ ∘ ∘

“Kuat, Hyung,” ucap Minho. Ia meringis ngilu mendengar rintihan Chris ketika Junho terlihat mengoleskan sesuatu di bagian ujung penis suaminya itu. “Hyung, remas tanganku.”

“Lebih kuat, Chris, kepala bayinya mau keluar.”

Chris menarik dan mengembuskan napas kasar. Dadanya bergerak naik-turun, kakinya gemetar pada posisi mengangkang, penisnya bengkak dan lendir keruh mengalir dari lubangnya.

“Dorong lagi, sayang.”

“HAH HAAHH EUMMNHHHH!” Chris meneran sekuat tenaga. Matanya terbelalak begitu lubang kencingnya terasa melebar. Ia menggelinjang di atas ranjang pasien, pinggulnya sampai terangkat karena ia tidak sanggup menahan sakit. “MMMHHHHH HMMNGHHH— FUH FUUHH!” Ia tidak yakin dapat sekuat Minho, terutama di saat Junho menarik kepala penisnya ke belakang agar lubangnya dapat melebar.

∘ ∘ ∘

Jumlah kata: 4.700+
Harga: 29k
Link pembelian: lynk.id/noughtees/846zax1

More StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang