Pualam Kelam

2.4K 25 0
                                    

Local!MileApo, mpreg!Apo, prison life, rape, graphic birth, mentions of physical and sexual abuse

Local!MileApo, mpreg!Apo, prison life, rape, graphic birth, mentions of physical and sexual abuse

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

∘ ∘ ∘

Belum sempat Nathan membalas sapaan Dewa, pergelangan tangannya sudah ditarik agar ia segera masuk ke sel pria yang sedikit lebih tua darinya. Dewa menutup pintu jeruji itu dan menguncinya dari dalam agar Nathan tidak dapat pergi ke mana-mana. Ia langsung mengambil borgol dari saku baju tahanan yang dikenakan, lalu memasangkannya pada tangan Nathan yang ditarik ke belakang, tepatnya ke bagian bawah punggung. “Lu dilarang berisik atau lu sendiri bakal terima akibatnya,” bisik Dewa tepat di telinga aktor tampan itu. “Gua cuma mau minta satu hal dari lu.”

“Bajingan! Mau ngapain lo?” umpat Nathan sambil berusaha melepaskan diri dari cengkeraman tangan Dewa, tetapi ia sadar sudah terlambat begitu terdengar suara borgol mengunci pergelangan tangannya.

Karena sudah setengah mati menahan amarah, Dewa membalik badan dan meludahi wajah Nathan, membuat laki-laki yang lebih muda meronta- ronta hendak melepaskan diri. Ia memegang pundak Nathan dengan kuat untuk kemudian menerima tendangan yang tidak ia duga tepat di perutnya. “Shit!” Senyuman miring muncul di wajah Dewa. Sebagian karena ia gemas dengan Nathan, sebagian lagi karena ia sama sekali tidak menyangka aktor itu berani memberikan sedikit perlawanan padanya. “Punya nyali juga lu,” ujar Dewa, orang paling disegani di penjara itu yang notabene pewaris dari sebuah mafia besar. Melihat wajah Nathan, Dewa teringat akan alasannya ingin ‘berbicara’ secara empat mata dengannya. Ia terbiasa hanya menahan dendam yang selama ini ia pendam tiap kali wajah Nathan muncul di layar televisi. Namun, saat inilah Dewa berkesempatan untuk mengganjar aktor tampan itu atas apa yang pernah dilakukannya.

“Apa yang lo mau dari gue?” tanya Nathan.

“Gua mau balas dendam,” ucap sang pewaris mafia bersuara pelan, “atas nama Citra.” Ia mencekik leher Nathan, cukup kuat untuk membuat lelaki itu tidak berkutik, tetapi tidak terlalu kuat sampai Nathan kesulitan untuk bernapas. Amarah Dewa selama ini dapat tersalurkan berkat adanya kesempatan ‘emas’ berjumpa dan mengenal Nathan.

∘ ∘ ∘

Nathan mengerang tertahan, tangannya meremas paha sendiri kuat-kuat. “HMMMHHHHH SSSAAAAAHHH—” Dengan dorongan tersebut, kepala bayinya keluar. Nathan terengah-engah, berusaha mengatur napas dan oksigen sebanyak mungkin.

“Nanti lu siap-siap aja, karena kayanya gua bakal pengen punya anak lebih banyak dari ini,” ucap Dewa sambil tersenyum puas dan menatap mesum ke arah Nathan. Ia kemudian mengurut perut Nathan yang tidak terlalu buncit, menekannya sedikit kuat membuat air ketuban menyembur keluar dari lubang Nathan. “Fuck,” umpat Dewa. Pada saat-saat seperti itu, penisnya tidak bisa diajak berkompromi dan malah mengeras ereksi.

“Bajingan lo, Dewa.” Nathan balik menatap Dewa dengan tatapan sayu seraya meremas seprai kasur karena kontraksi yang kuat. Kepala bayi yang berada tepat di lubangnya memutar. Sementara itu, Dewa mengecek untuk mencegah adanya lilitan tali pusar di leher si jabang bayi.

Antara Nathan lupa atau tidak juga menyadari, tiap umpatan yang keluar dari mulutnya hanya memancing kesenangan tersendiri bagi Dewa. Pewaris mafia itu tersenyum tipis sembari mengusap perut Nathan lembut. Matanya melihat ke arah wajah dan lubang Nathan secara bergantian. Ia mantap untuk memiliki anak lebih banyak dengan sang aktor ke depannya tanpa peduli bagaimana tanggapan Nathan akan keinginan tersebut. “Ngeden.” Dewa ingin Nathan hamil kembali sampai ia kelak merasa puas. Status kriminal yang disandang pun tidak jadi penghadang sebab ia sendiri merupakan seorang pewaris mafia yang akrab dengan dunia gelap.

Nathan menarik napas, mengejan sekuat yang ia bisa. Lubang lahirnya melebar lagi, mengakomodasi pundak bayi untuk segera keluar dari dalam tubuhnya. “NNNGGHHHH AAARRRGGHHHH!” Perih kembali ia rasakan saat Dewa menarik perlahan bayinya dan Nathan tak lagi tahan sehingga ia mengerang dengan suara jantan sampai koridor tempat selnya berada dapat terisi oleh erangan Nathan. “AAAAAANGGGGHHHHH!”

∘ ∘ ∘

Jumlah kata: 7.200+
Harga: 85k
Link pembelian: lynk.id/noughtees/qLLez5R

More StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang