Chapter 8

12 3 1
                                    

"Mempermalukan gimana?"tanya Jessica

Sachiko yang menjelas kronologi kejadian tadi pagi di sekolahnya dan betapa beruntung nya ia bisa bertemu dengan seorang cowok yang tidak pernah ada kata malu untuk meminta maaf pada dirinya. Sachiko senang jika mempunyai teman seperti Fiki dan itu membuatnya flashback akan teman masa kecilnya.

***

*Rumah Sakit*

"Dok gimana keadaan adik ipar saya?" tanya Nindy

"Keadaan pasien tidak terlalu mengkhawatirkan karena banyaknya lebam di pelipis,ujung bibir serta di bagian perutnya saja terdapat memar-memar jadi anda tidak perlu khawatir" jelas dokter

"Tapi pasien boleh pulang sekarang kan dok?" tanya Nindy

"Boleh asalkan suster memeriksa pasien terlebih dahulu kalau keadaan pasien membaik boleh kami izinkan pulang" jawab dokter

"Kalo gitu saya permisi dulu" lanjut dokter dan di anguki oleh Nindy

Setelah Nindy mengetahui keadaan Fajri bahwa ia tidak mempunyai luka yang cukup serius ia ingin membawa Fajri tapi Shandy pasti akan memarahi adiknya.
Fenly yang baru saja sampai di rumah sakit dan bertemu dengan nindy.

"Kak Nindy" ucap fenly

"Fenlyyy"

"Kak aji dimana kak fen mau liat dia,aji gak papa kan kak?" tanya fenly

"Fen fen tenang dulu aji gpp sekarang dia ini cuma butuh istirahat karena terlalu banyak pukulan yg dia terima sampe akhirnya dia seperti ini fen" ucap nindy

Yap ucapannya nindy cukup membuat fenly mereda akan ke khawatirannya terhadap Fajri.

"Sekarang yang kita pikirkan sekarang gimana caranya supaya adik kamu ini gk ketauan sama Abang kamu Shandy, pasti kalo shandy dia akan memarahin aji dan juga kamu" ucap nindy

Ucapan Nindy membuat pria ber rambut hitam pekat memikirkan bagaimana caranya agar abangnya tidak mengetahui lebam-lebam yg ada di wajah Fajri tersebut...

"Ahaa!! Gimana kalo lebamnya aji di tutup pake foundation aja supaya kak Shandy gk tau"ucap fenly

"Permisi mas mba pasien sudah sadar dan sekarang pasien lagi panggil-panggil nama fenly terus mba" ucap suster yg merawat fajri

"Baik sus kita boleh masuk ke ruangannya kan sus?" tanya fenly

"Boleh asalkan jangan berisik supaya tidak menggangu pasien lainnya disini" balas suster

Fenly dan nindy masuk ke dalam ruangan yang Fajri tengah di rawat.

"G-gue A-adaa dimana ini?" tanya fajri sambil melihat sekitar ruangan dan sesekali memenangi kepalanya

"Jii Lo tenang aja dulu tadi kata kak nin lu pingsan dilorong kampus nah terus kaknin yg bawa Lo kesini" jawab fenly

"Oh iyaa makasih kak,udh mau bantu aku bawa ke rumah sakit" ucap Fajri

"Iya ji sama-sama,oh yaa kamu katanya udh boleh pulang sama dokter dan suster" ucap nindy

"Alhamdulillah iya kak aji juga takut kalo aji lama-lama disini yg ada bangsen marah-marah ke aji,yaudah yuk kak pulang aji gk mau dimarahin sama bangsen" ucap aji

"Iyaa kita pulang tapi kalo kamu pulang dengan kondisi muka kamu yang babak belur gini pasti bangsen bakalan marah juga sama kamu,gimana kalo luka kamu ditutupin sama ini" ucap nindy sembari mengeluarkan foundation miliknya

*Rumah*

"Assalamualaikum"

"Dari mana aja kalian liat jam gak ini tuh udh jam setengah tujuh kalian baru pulang dari mana aja kalian?"tanya Shandy

Kerinduan ShandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang