27. kejutan kecil

7.1K 686 547
                                    

BAB 27. Kejutan kecil

 

Di mansion yang begitu megah terdapat banyak orang yang sedang berkumpul dengan penuh canda tawa.

Meja meja yang sudah di penuhi dengan berbagai makanan, gelas gelas yang sudah terisi dengan air berwarna warni.

Di gazebo taman belakang terdapat seorang pemuda yang sedang duduk di tempatnya dengan tenang.

Matanya menatap dalam sebuah kalung yang ada di genggamannya. Kalung yang berharga di hidupnya, pemberian sang ibu dan juga kalung yang sama dengan seseorang yang akhir akhir ini selalu memenuhi pikirannya.

“Sendirian aja, abang temenin deh kalo gitu” Pemuda lain menghampirinya dan duduk di sebelahnya.

“Abang pala lu!” Jawab Kavi menatap malas sepupunya. Yah, pemuda itu adalah Kavi.

“Hahaha kan emang bener gw lahir lebih dulu dari pada lo” tawa pemuda itu menatap kolam di depannya.

“Kenapa? kangen sama momy atau dia” tanya pemuda tersebut menatap Kavi.

“Dua duanya”

“Gw baru kali ini, liat lo setertarik itu sama seseorang”

“Bukannya lo juga? Gw tau, lo diam diam juga ngawasin dia” jawab Kavi menatap sepupunya dengan sedikit kesal mengingat kejadian di kantin.

“Hahaha,, lo emang pinter. Tenang aja gw gak bakalan rebut apa yang udah jadi milik lo. Karena milik lo juga milik gw”

“Cih”

Setelahnya mereka terdiam dengan pikirannya masing-masing. Hingga beberapa menit berlalu Kavi mulai berbicara kembali.

“Gw gak tau pasti, tapi saat bareng dia gw rasa bareng sama orang yang selama ini gw tunggu kehadirannya”

“Hm, gw rasa gw juga begitu. Lo tenang aja kita jaga dia bareng bareng. Gw juga udah tau latar belakang dia, dari mana dan bagaimana keluarganya”

“Dia gak bahagia bang, dia sama kayak gw. Dia kehilangan orang terkasihnya, bahkan setelah itu dia kehilangan semuanya” Kavi menatap bintang di langit dengan mata yang menyendu.

“Maka dari itu, ayok berusaha kasih dia kebagiaan. Bukankah semua orang juga berhak bahagia? Termasuk lo sendiri. Jika dengan adanya dia lo bahagia, kita semua juga ikut bahagia”

“Lo tau kan bang, dari dulu gw pengen banget yang namanya adik. Tapi disaat Tuhan udah ngasih itu, justru ia kembali mengambilnya sekaligus”

Yah, momy Kavi meninggal saat tengah mengandung adik kecilnya yang berkelamin laki-laki. Dan ketika ia bertemu dengan pemuda yang kini sudah ia anggap sebagai adiknya. Rasanya ia telah menemukan penantian yang begitu berharga dalam hidupnya.

“Kalo gitu, siap jaga dia little Kavi?” ucap pemuda tersebut mengusai rambut Kavi.

“Hm, gw janji bakal jaga dia sepenuh hati gw. Gw bakal bikin dia bahagia dengan kehidupannya”

“Bagus”

“KAVI, KEVIN AYOK MAKAN SEMUANYA UDAH PADA SIAP LOH...” dengan senyum yang menghiasi wajah mereka masing-masing, mereka menjawab dengan kompak.

“IYA MAH”

Kavi berjalan lebih dulu di banding Kevin. “Gw bakal jaga kalian sepenuh hati gw. Bahkan jika nyawa gw taruhannya. Gw harap kalian bahagia selamanya” gumamnya menatap punggung sempit Kavi. Yah Kevin dan Kavi adalah saudara sepupu. Momy Kavi dan papa Kevin adalah kalah adik kandung.

Waktu sudah hampir menjelang malam. Matahari yang awalnya berada di timur kini sudah pindah ke barat dengan menenggelamkan dirinya di sana.

Warna biru cerah yang mewarnai langit, kini berubah menjjingga ke abu abuan.

Tanah Tandus || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang