bab 2

242 18 0
                                    


Mengapa penjahatnya berada di daerah kumuh?

Ini tidak masuk akal!

Tubuh Ifia langsung menegang, tanpa sadar matanya yang berbentuk almond melebar. Kulitnya yang tadinya kemerahan berubah menjadi pucat pasi. Dihadapkan pada pilihan antara koin emas dan nyawanya, dia dengan tegas memilih yang terakhir!

Dia harus melarikan diri dengan cepat!!!

Namun, sebelum dia bisa mengangkat kakinya, kerah bajunya telah disita, dan seluruh tubuhnya terangkat.

Bagaikan kucing yang nasibnya dicengkeram lehernya.

Rentan, menyedihkan, dan tidak berdaya.

Saat kakinya meninggalkan tanah, sepenuhnya menghilangkan kemungkinan untuk melarikan diri, Ifia, dengan ekspresi putus asa, akhirnya mengangkat kepalanya dan menatap matanya dengan sepasang bola ungu yang menarik.

Menjadi Imperial Red Rose, Amelia memiliki tingkat daya tarik yang sangat tinggi.

Rambut perak tergerai di belakangnya, berkilau di bawah sinar matahari. Wajah cantiknya tampak dibuat dengan cermat oleh dewa, memancarkan daya pikat seperti peri mempesona yang memikat semua orang.

Mata ungunya seperti permata berharga, jernih dan menawan.

Dia mengenakan lapisan renda hitam pada gaun panjangnya, garis leher persegi memperlihatkan dada yang lebar dan lebar. Desain pinggang menonjolkan sosok rampingnya, gaun menutupi sepasang kaki panjang dan ramping. Ujung roknya, dijahit dengan benang emas dan dihiasi mutiara, serasi dengan topi renda dan tas tangannya. Dari atas hingga bawah, menonjolkan kesan mewah.

Berapa banyak roti hitam yang bisa dia dapatkan dengan diam-diam mengambil satu mutiara?

Tunggu, sekarang bukan waktunya memikirkan hal ini. Dia harus segera menjauh dari Amelia!

“Nona sayang, tolong lepaskan aku. Aku baru saja lewat.”

Berjuang tidak ada gunanya. Ifia menghentikan perlawanannya yang sia-sia dan malah menatap Amelia dengan tatapan penuh harap.

Mata bulatnya yang berair seperti mata anak anjing yang lucu, mencoba membalikkan badannya untuk menunjukkan perutnya yang lembut sebagai bukti tidak berbahaya.

Namun, semakin dia bertingkah seperti ini, semakin membuat orang ingin menggodanya.

Amelia tidak melepaskannya. Sebaliknya, dia mengulurkan tangannya yang lain, ujung jarinya yang dihiasi sarung tangan satin hitam dengan lembut mengetuk hidung kecil Ifia. Kemudian, dia dengan lembut berpindah ke sisi wajahnya, mencubit lemak bayi yang menggemaskan itu.

Sentuhannya bagus.

Mungkin dia memberikan tekanan lebih, atau mungkin kulit Ifia terlalu lembut. Setelah melepaskannya, pipi Ifia memerah.

A Sweet Girl Won't Be Fooled By The VillainessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang