7. Hukuman

5 0 0
                                    

Pelajaran bahasa Inggris, dengan guru super killer, Miss Angel. Fattan menatap wanita cantik dengan warna kulit wajah dan tangan berbeda itu dengan malas. Semua siswa tertunduk takut, sementara Fattan malah menatapnya seakan menantang Miss Angel dengan tatapan malasnya.

"Open your book page 145." Miss Angel berujar dengan tenang cenderung dingin seperti biasa.

Semua siswa sibuk mengeluarkan buku Bahasa Inggris, begitu pun dengan Fattan yang langsung menumpahkan semua isi tasnya. Tepatnya tas Fattan hanya berisi buku Bahasa Inggris, ya hanya itu saja. Untuk bolpoin, Fattan selalu merampas milik teman yang duduk di dekatnya.

Semua kembali tenang saat buku Bahasa Inggris sudah ada di tangannya. Di kelas itu hanya ada satu orang yang masih sibuk mencari buku. Cantika. Miss Angel akhirnya mendekat ke arah Cantika. Gadis bermata hazel itu gugup dan bingung, entah perasaan apa lagi yang mendera dadanya.

"Siapa yang tidak membawa buku? Silakan keluar!" Miss Angel berujar dengan tegas diikuti senyum simpul di bibirnya yang semerah cherry.

Fattan yang duduk di sebelah Cantika dan melihat ekspresi cemas Cantika segera meletakkan buku bahasa Inggrisnya di meja Cantika. Dengan santai ia berjalan keluar dan semua orang yang ada di kelas tak terkecuali Cantika memerhatikan Fattan yang keluar dengan santai. Miss Angel mengikuti langkah kaki Fattan dan sepertinya memarahi anak itu di luar kelas serta memberi hukuman untuk anak nakal yang sebenarnya tidak bersalah.

Dari dalam, Cantika yang melihat Fattan tengah dimarahi Miss Angel hanya bisa menggigit bibir bawahnya. Ia yang ceroboh karena lupa membawa buku tapi akhirnya Fattan yang menanggung hukumannya, jahat sekali rasanya.

*****

Fattan menghempaskan dirinya di taman belakang sekolah, di bawah sebuah pohon rindang. Fattan memejamkan matanya hingga hijau daun di pohon dan juga langit biru berawan putih tak tampak di retina matanya.

"Heh kutu ngapain lo di sini?" adalah Marthin yang baru saja lewat taman belakang sekolah bersama Al dan Kevin, bertanya perihal keberadaan Fattan di sana.

"Pegel semua badan gua." Fattan berujar tanpa membuka kedua matanya.

"Abis ngapain lo? Nyangkul?" tanya Kevin.

"Lebih parah dari nyangkul, gue abis ngebersihin toilet di lantai satu, patah semua tulang gue, kecuali..."

"Kecuali?" ucap Marthin, Kevin, dan Al bersamaan.

"Kecuali tulang rusuk gue noh dia bawain es teh, manisnya...." Fattan  bangkit dari tidurannya saat melihat Cantika membawa es teh.

"Wooo dasar kunyuk lo Tan."

"Kutu kupret ini anak."

"Dasar!!"

Ledek Marthin, Al, dan juga Kevin seraya melemparkan sisa daun kering yang jatuh ke wajah Fattan. Bahkan mereka juga menyumpal mulut Fattan dengan daun sebelum kabur lantas meninggalkan Fattan berdua bersama Cantika.

"Buset dikata gue kambing apa dikasih makan daun, iya kan Sayang?" Fattan langsung mendapat toyoran dari Cantika usai mengatakan itu. "Buju buneng galak amat pacar gue." Fattan  langsung menyeruput es teh di tangan Cantika.

"Fattan emang dasar ketengilan ya lo! Pertama lo udah panggil gue sayang. Kedua lo udah bilang gue pacar lo! Ketiga lo udah minum es teh gue!! Lo gue hukum."

"Heh apa-apaan nih? Pertama lo itu pacar gue, ingat pas lo mau gue cium pas pertama kali lo ke rumah gue. Kedua berhubung lo pacar gue ya terserah gue dong mau gue manggil lo sayang kek, baby kek, marshmallow kek. Ketiga, lo kan pasti bawa es teh buat gue karena gue dihukum gara-gara lo. Santai aja lo nggak ngerepotin gue kok."

Black EagleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang