Bab.4☘️

7.6K 328 3
                                    


Tak terasa sudah 3 bulan ini aku ambil alih urusan gudang dan ladang,bapak hanya sesekali ngecek ke gudang atau ladang.
Semua berjalan sesuai dengan lancar,walau pun beberapa waktu lalu sempat gagal panen kentang dan merugi tapi Alhamdulillah masih bisa panen walau hanya kembali modal awal.

Untuk Dewi aku menaruh hati padanya,setelah berinteraksi dengannya belakangan ini aku semakin tertarik dengan kepribadiannya.Tapi dia begitu dingin,dia bahkan jarang ngobrol dikantor kalau bukan untuk masalah pekerjaan,dia kelewat profesional dikantor.

"Dewi memang orangnya pendiem gitu ya pak?kalau ngak diajak ngobrol ngak bakalan mau buka omongan dulu ya?kataku pada bapak saat kami sedang tilik padi disawah.

"Dewi gitu anaknya memang pendiam mas,tapi akan banyak bicara kalau sudah kenal.Kenapa tanya2 tentang Dewi tumben?"

"Enggak pp cuma tanya aja pak,dia ngak bakalan ngajak ngobrol Galih kalau ngak soal kerjaan."

"Memang gitu orangnya,pendiam dan tertutup "

"Heeum bapak benar"

Kami berhenti disebuah saung untuk beristirahat,sambil membicarakan banyak hal.

🌽

POV Galih

Pagi ini aku ke gudang jam 4 subuh telat dari biasanya,saat aku sampai sana ternyata sudah ada Dewi yg sedang mencatat barang yang dateng dari petani.

"Lho kok ada disini Wi?"

"Ya pak tadi ditelfon pak Yanto mau masukin barang tapi katanya gudang masih dikunci,kan kuncinya saya dan bapak yg pegang."

"Maaf tadi saya telat bangun dan pas pak Yanto telfon saya ngak denger."

"Ngak masalah pak,ini sudah selesai pak tinggal sortir dan packing untuk dikirim ke kota.Untuk yg dikirim kepasar sudah berangkat barusan karena pak Yanto yg berangkat sama Agus."

"Ok terima kasih,kamu kalau mau pulang ngak pp Wi,maaf sudah merepotkan kamu."

"Ngak pp saya ngak repot kok pak,saya mau cek barang yg buat dianter kekota karena hanya pak Yanto yg berangkat mungkin bapak harus anter sendiri barangnya kekota gimana?"

"Ngak masalah ada berapa tempat yg harus dianter hari ini?"

"Karena ini Minggu jadi cuma pesanan dari 3 pemilik catering pak."

"Ok nanti biar saya anter, kamu libur kan hari ini?"

"Libur pak kenapa?"

"Bisa temani saya kekota ngak?kalau supermaket dan restoran yg biasa kita anter saya paham,tapi kalau untuk pesanan dari catering saya ngak paham."

"Baiklah tapi saya bersiap dulu ya pak ganti baju, sekalian pamit dengan emak."

"Baiklah saya tunggu jam setengah 6 nanti kita berangkat."

"Baik pak kalau gitu saya pamit pulang dulu assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam."

Setelah mandi dan membuat bekal untuk sarapan pagi kita,aku pamit pada emak kalau ikut kirim barang kekota bareng pak galih.
Alhamdullilah emak ngak keberatan,katanya lumayan bisa buat refreshing karena emak tahu aku jarang banget pergi kalau ngak ada kepentingan.

Diperjalanan hanya ada suara radio yg menemani kami,kita sama sama diam tampa ada yg mulai pembicaraan.

"Kalau ngantuk tidur ngak pp Wi?"

Duda dan Janda Menikah (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang