Hezel Cemburu

34 8 3
                                    

Gelana terus sibuk dengan kegiatan paduan suaranya tak sadar hari lomba sudah di depan matanya. Tempat lombanya berada di sebuah auditorium yang memang sering di gunakan untuk acara perlombaan. Galena mengatur nafasnya, mencoba menenangkan dirinya yang kini diserang kepanikan. Padahal dulu ketika ia mengikuti lomba tidak merasakan hal ini, mungkin ada sangkut paut dengan stres dan depresi yang sedang ia alami.

"Galena!!" Galena menoleh melihat Katherine berlari kecil kearahnya dan memeluknya.

"Yaampun temen gue lomba" Mereka melepaskan pelukannya "Lo pasti gugup banget ya?"

"Bukan gugup lagi tapi gue panik" Katherine mengelus punggung Galena agar gadis itu terasa tenang namun kenyataannya Galena tidak merasakan perubahan apapun.

"Udah minum?" Galena mengangguk.

"Sini deh peluk lagi biar lo tenang" Katherine memeluk Galena dan menepuk punggung gadis itu.

"Galena..." Galena melepaskan pelukan Katherine menoleh melihat siapa yang memanggilnya.

"Hezel? Kok lo—" Hezel tersenyum tipis, ia memberikan sebuah bunga mawar putih satu tangkai.

"Ini buat lo, bunga palsu hehe..." Galena terkekeh ia menerima bunga itu dan mencoba menciumnya.

"Lo semprot parfum ya?"

Hezel menggaruk kepala belakangnya tak gatal. Hezel merasa malu melihat senyuman Galena yang terlihat manis. Apalagi mawar pemberiannya terus di cium oleh gadis itu.

"Ini parfum lo ya?" Hezel mengangguk.

"Wangi, gue suka. Sekali lagi makasih zel"

"Iya. Kalau gitu gua balik ke kursi" Galena mengangguk kemudian Hezel pun pergi meninggalkan Galena dan Katherine.

"Apa yang udah gue lewatin?" Tanya Katherine dengan tatapan selidiknya.

"Nggak ada apa-apa"

"Masa? Tapi kenapa bisa Hezel kasih lo bunga?"

"Because we're friend?"

"Since when???"

Galena nampak berpikir "Gak tau gue gak inget. Yaudah lo balik deh ke kursi lo, gue mau siap-siap"

"Lo udah gak gugup lagi?" Galena baru sadar ia tidak lagi merasa gugup. Apakah karena Hezel datang?

"Masih kok, cuman gue mencoba lebih tenang" Elak Galena. "Yaudah gue ke dalam" Galena pergi masuk dengan tingkahnya seperti malu-malu membuat Katherine bisa menyimpulkan pertemuan Galena dan Hezel.

***

"Sekarang waktu penampilan SMA Internasional Bhakti!" Suara tepuk tangan menggemuruh di dalam auditorium.

Group dari SMA Internasional Bhakti berjalan memasuki panggung.

Galena terlihat gugup namun ketika ia melihat seorang pemuda yang tersenyum dan mengangkat kedua tangannya untuk menyemangatinya membuat Galena terkekeh. Kemudian ia melihat sang abang memotret dirinya dengan kamera ponsel.

Dirigen mulai memainkan tangannya dan mereka mulai bernyanyi.

Semua penonton menonton dengan hikmat. Bahkan sekarang Jordy merekam paduan suara mereka.

Selama tiga menit mereka tampil sorakan dan tepuk tangan memenuhi isi auditorium.

Wajah Galena terlihat lega dan lebih tenang. Mereka dipersilahkan untuk meninggalkan panggung oleh MC.

***

Hezel tersenyum bangga menonton hasil pertunjukan dari sekolahnya tapi lebih bangga dengan gadis yang sedang dekat dengannya sih. Siapa lagi kalau bukan Galena.

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang