9. Akako si peramal

2.2K 155 9
                                    

Malam ini aku pergi ke toko karena ada tugas untuk penelitian Ipa besok. Aku kena marah sama kakak karena aku tidak membeli jeruk nipisnya saat pulang sekolah. Akhirnya akupun pergi ketoko sendirian sambil naik sepeda.

"Permisi tante, ada jeruk nipis?" kataku kepada tante-tante pemilik toko itu

"Wah! Kamu beruntung sekali nak datang pada saat jam segini. Karena 20 menit lagi akan tutup"

Setelah selesai membayar, akupun mengayuh sepedaku dan pulang ke apartement. Saat di perjalanan, aku melihat ada seorang anak perempuan. Anak perempuan itu memakai baju hitam, berambut pirang dan panjang dan tinggi. Akupun melewati anak perempuan itu.

"Kau akan selalu terkena masalah. Mungkin kau juga bisa kehilangan teman" kata anak perempuan itu

"A-apa yang kau bicarakan? Aku tidak mengerti"

"Duduklah dan aku akan meramalmu. Kau tidak perlu membayarku karena ini hanya ramalan dan ini gratis"

Akupun duduk di kursi yang sudah disediakan. Anak perempuan itupun mengambil sebuah bola besar. Ya bola yang sering dipakai oleh peramal.

"Apakah kau memungut boneka Susi?"

"I-iya. Kata teman-teman di sekolah, boneka itu berhantu. Siapa yang memungut boneka itu dia selalu di hantui. Awalnya aku menyukai boneka itu, tapi karena kata sahabat ku Meiko itu boneka hantu, akupun mulai tidak menyukai boneka itu lagi"

"Kau terkena musibah besar jika tidak menjaga boneka itu dengan baik"

"Musibah apa?!"

"Musibah yang sangat berat yaitu

Pertama, kau dihantui oleh boneka itu.

Kedua, rumah kau terbakar karena boneka itulah yang telah membakar rumahmu.

Ketiga, nenek dan kakek kau meninggal dan kakak kau si jago karate dan detektif itu telah menganalisis bahwa pembunuhnya adalah kau. Kau mengikuti perintah boneka itu dan membunuh nenek dan kakekmu tanpa sebab.

Keempat, kau dijauhi oleh teman-temanmu, sahabatmu, dan kakakmu karena kau sudah membunuh nenek dan kakekmu. Berita itu tersebar sampai di sekolah.

Kelima ini yang paling mengancam. Kakakmu tidak menganggap kau adalah adek lagi dan kau dikeluarkan dari keluargamu karena kau telah membunuh nenek dan kakekmu. Bahkan sahabatmu sendiri tak ingin bersahabat denganmu lagi. Itu semua gara-gara boneka yang kau pungut"

"A-apa?!"

"Sepertinya kau tinggal menghadapi 3 rintangan lagi. Kau sudah menghadapi 2 rintangan kan? Dihantui dan rumahmu terbakar"

"Iya. Katakan kepadaku bagaimana agar aku tidak terkena musibah itu"

"Kau harus merawatnya dengan baik dan penuh kasih sayang. Tapi, karena kau sudah tidak menyukainya dari awal, kau tetap akan mendapat musibah. Tapi musibah kecil. Misalnya kau kehilangan barang-barangmu"

"Ba-baik! Terima kasih! Aku akan selalu mengingatmu mmm..."

"Namaku Akako"

"Aku akan selalu mengingat mu Akako. Terimakasih sudah meramalku"

"Sama-sama Haruna"

Karena dia peramal, pasti dia sudah tau namaku jadi aku tidak perlu memperkenalkan namaku lagi. Akupun mengayuh sepedaku dan pulang ke apartement. Saat sampai di apartement, akupun menjaga boneka Susi dengan baik. Tapi ada yang membuatku aneh yaitu darah yang tidak mau hilang di muka boneka Susi. Sama seperti darah yang ada dilukisan anam yang sedang bermain boneka.

Hai.. Bagaimana ceritaku? Serugak? Terima kasih ya sudah membaca ceritaku dan ngevoting ceritaku. Tunggu ceritaku yang berikutnya ya.

Cahpter 10. Nginap di rumah hantu

Ghost DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang