13. Matahari terbenam seperti darah

2.2K 146 4
                                    

"Terimakasih tante" kataku

"Sama-sama nak"

Akupun mengayuh sepedaku dan segera pulang ke apartement karena hari sudah sore. Saat di tengah jalan, aku melihat ada seorang anak laki-laki yang sedang bermain bola di taman. Akupun menghentikan sepedaku dan melihat anak itu bermain. Tanpa aku sadari, anak itu melihatku dan anak itu menghampiriku.

"Hai. Namamu siapa?" kata anak itu

"Ha-haruna. Namamu siapa?"

"Namaku Kenta. Kenapa kamu tadi berhenti?"

"Oohh.. Aku hanya melihatmu main bola. Soalnya aku juga suka main bola. Wah.. Aku pulang dulu ya"

"Eehhh.... Tunggu"

"Kenapa?"

"Besok mau main bola sama aku?"

"Boleh! Di taman ini ya. Jam 4 ya"

"Iya"

Akupun kembali mengayuh sepedaku dan secepat mungkin pulang ke apartement.

-
-

"Kak, aku pergi dulu ya"

"Kemana?!"

"Ketaman. Mau main bola"

Akupun mengayuh sepedaku dan pergi ketaman kemaren. Saat sampai, Kenta tidak ada di taman itu. Akupun duduk di ayunan sambil menunggu Kenta.

Sudah 2 jam aku menunggu Kenta tapi Kenta tidak datang juga. Jam sudah menunjukkan pukul 06.45. Karena Kenta tidak datang juga, akupun pulang ke apartement.

Saat sampai di apartement, kakak tidak ada di kamar. Mungkin kakak sedang keluar untuk membeli sesuatu.

Kenta Pov

"Hah... Hah... Hah... Apakah Haruna masih ada di taman? Soalnya jam sudah menunjukkan pukul 06.50" kataku sambil berlarian.

Saat sampai, Haruna tidak ada taman.

"Kenapa dia tidak ada?! Pasti dia dari awal memang tidak ingin datang!!! Dasar anak perempuan!! Memang suka kayak gitu. Gak tau diri!!!" kataku sambil marah-marah dan pulang kerumah.

Oh iya pasti kalian tidak tau bahwa aku adalah psicopat. Aku anak paling terjahat di sekolahku. Dan aku paling suka dengan yang namanya membunuh orang. Bila ada yang tidak mau menepati janjiku atau meninggalkanku, aku akan membunuh orang itu. Pasti kalian berpikir kalau aku akan membunuh Haruna kan? Tentu saja aku akan membunuhnya.

Kenta POV END

--------------------------
--------------------------

"Terima kasih makananya...." kataku kepada nenek

Akupun segera pergi kekamar dan bermain dengan bonekaku.Oh iya, udah lama aku tidak menceritakan tentang bonekaku. Sebenarnya, lama kelamaan bonekaku ini sangat aneh. Pada saat jam 12 malam, dia berjalan kejendela dan duduk di kursi. Setelah itu, dia melihat foto seorang anak yang sedang bermain boneka. Dia melihat foto itu sampai pagi. Akako bilang sebaiknya boneka itu di tarok dirumah hantu yang aku nginap kemaren. Tapi aku tidak mau boneka Susi berada di sana.

"Haruna...Tolong bantu nenek"

"Iya nek"

Akupun segera pergi membantu nenek. Setelah selesai membantu nenek, aku langsung tidur karena kecapekan.

-
-

"Haruna, nantik sore ketaman yok" ajak Sakura

"Hhmmm??? Taman mana?"

"Taman dekat apartement kamu. Yang sering kita main ke situ"

"Oohhh..... Boleh boleh. Jam 4 ya"

"Iya. Aku juga ajak Meiko dan Asami"

Akupun langsung pulang ke apartement. Setelah menarok tas dan mengganti baju, akupun langsung pergi ke taman. Saat sampai, Sakura, Asami, dan Meiko tidak ada. Selagi aku menunggunya, aku bermain ayunan saja.

"Haruna!!!" teriak Meiko

"Hai... Asami mana?" kataku

"Dia bilang dia tidak ikut. Karena katanya sinar matahari bisa membuat dia jadi debu. Dia kan vampire" kata Sakura

Kamipun bersenang-senang di taman dan tanpa kami sadari, hari sudah hampir malam dan kamipun bersiap-siap untuk pulang. Pada saat itu, aku melihat ada Kenta.

"Kenta!!!!" teriakku

Kentapun menghampiriku dan memegang sebuah benda. Ya itu pistol. Sekarang, pistol itu sudah ada di kepalaku.

"Jangan bergerak!! Atau tidak aku akan membunuhmu. Cepat katakan kenapa kamu tidak ada di taman kemaren?!!" kata Kenta

"Karena kamu datangnya lama sekali!!!" bentakku

"Bohong!!! Kau pasti tidak datang kemaren. Kemaren saja kamu tidak ada ditaman ini. Hah!!!!! Anak perempuan memang suka kayak gitu. Tidak bisa menepati janji!!!!!"

"Apa kau bilang?!!" kataku

"Lepaskan dia!!!" teriak Sakura

"Diam kalian!! Jika salah satu di antara kalian ada yang menelfon polisi, akan kubunuh kalian!!"" Wah, matahari sudah mulai terbenam. Sangat cocok untuk membunuhmu dengan darah yang melimpah di mana-mana. Seperti matahari yang terbenam seperti darah " kata Kenta

"Angkat tangan!!!" teriak polisi

Tiba-tiba saja polisi datang. Kenta langsung angkat tangan dan pistol itupun jatuh. Aku pun bertanya kepada Meiko dan Sakura kalau mereka yang menelfon polisi. Meiko dan Sakura tidak menelfon polisi. Akupun langsung menelfon Akako. Akako tidak menelfon polisi. Lalu siapa yang menelfon polisi?

Asami POV

"Hah. Untungkau selamat. Jika aku tidak melewati taman ini tadi, mungkin kau sudah mati berlimpah darah dan ditonton oleh sahabatmu itu."

Akupun langsung pergi dari pohon besar dan tua dekat taman itu tanpa sepengatahuan mereka. Matahari sudah mulai terbenam. Seperti warna darah.

Asami POV END

--------------------------
--------------------------

Hai readers... Hari ini aku buat cerita agak panjang nih. Kalau udah selesai di baca, kasih votingnya ya. Tunggu ceritaku selanjutnya ya ^^

Chapter 14. Sunflower of inferno (bunga matahari dari neraka)


Ghost DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang