6 - Hanakotoba

140 10 0
                                    











Hanakotoba memiliki arti secara harfiah sebagai bahasa bunga.





































Minho menyeka keringat yang mengucur di dahinya untuk kesekian kalinya. Sudah berbagai cara ia coba untuk menurunkan suhu ruangan yang ada, tetapi nampaknya semua teknologi itu kalah dengan panasnya sang surya yang sangat terik dan menyengat di kulit hari ini.

Mungkin hal itu juga yang membuat tokonya sepi seharian ini, tak biasanya tokonya sangat sunyi seperti ini. Paling tidak dalam satu hari dirinya bisa melayani tiga pelanggan bahkan lebih, tetapi pengecualian untuk hari ini karena tak satu pun pelanggan yang nampak di depan pintu tokonya.

















Cring













Minho yang sedang tertunduk lesu di meja kasir dengan kipas portable ditangannya pun menoleh ke arah pintu.

"Ah, selamat datang!" Ucap Minho ramah menyambut mungkin satu-satunya pelanggan yang akan ia layani hari ini. Saat Minho melihat pelanggan yang masuk tersebut dirinya semakin melebarkan senyumannya. Pelanggan yang tentunya sangat Minho hafal karena sangat setia dengan toko bunganya sejak neneknya masih ada dan masih aktif mengelola toko bunga bersama Minho.

"Hai Kakkk!!!" Balas pelanggan tersebut dengan nada cerianya. Meskipun di luar sangat panas tetapi pelanggan tersebut nampak masih mempunyai banyak energi untuk menyapa semua orang hari ini.

"Halo Jisung, hari ini mau rangkaian bunga yang seperti apa?" Tanya Minho saat pelanggan yang terlihat menggunakan beberapa ornamen bunga daisy di aksesoris yang selalu dipakainya datang kehadapannya. Bunga daisy sudah menjadi salah satu identik yang dimiliki pemuda pelanggan tersebut sehingga Minho menjulukinya "daisy boy".

"Hmmmm" dengung pemuda yang bernama Jisung tersebut nampak berpikir. Telunjuknya ia taruh di atas bibirnya, dahinya berkerut seperti sedang memikirkan nasib sebuah krisis negara, matanya yang menyipit sesekali berkedip, dan  jangan lupakan bibirnya yang mengerucut lucu. Seseorang tolong pegang Minho saat ini karena kadar kegemasan yang dimilikinya terlihat rusak karena sosok Jisung tersebut.

Jisung masih terus berpikir dengan posisi yang sama dan Minho masih harus menahan dirinya dengan mengepalkan tangannya lebih erat dan mengontrol ekspresinya agar tidak menerkam pemuda yang sangat menggemaskan dihadapannya.

"Oh aku ingat! Hari ini Bunda minta tolong dibuatkan rangkaian bunga yang cocok untuk diberikan kepada temannya yang baru saja keluar dari rumah sakit, apakah kak Minho bisa membuatkannya?" Jelas Jisung panjang lebar.

"Tentu, tunggu sebentar ya aku akan menyiapkannya terlebih dahulu" balas Minho, tak lupa senyum lebarnya ia sematkan di wajah tampannya.

Jisung yang mendengarnya hanya membalas dengan anggukan. Lucu sekali jika kalian bisa melihatnya, karena anggukan Jisung satu paket dengan mata bulatnya yang berbinar, senyum manisnya yang memperlihatkan gummy smile nya dan rambutnya yang bergerak lucu. Ah baiklah kali ini Minho kalah, ia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mengusak rambut pemuda manis tersebut.



























15 menit adalah waktu yang sangat cukup untuk Minho menyelesaikan pesanan Ibu Jisung. Tentu jarinya sudah sangat mahir merangkai berbagai bunga berkat neneknya yang sudah mengajarinya sejak ia duduk dibangku sekolah dasar. Setelah puas memandang hasil karyanya, Minho membawa rangkaian bunga tersebut ke hadapan Jisung.

MINSUNG ONESHOOT COLLECTION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang