EP. 6 : An Offer

53 11 0
                                    

©Masashi Kishimoto
.
.
.
.

"Saya ingin kamu menerima tawaran dari kami," ucap pria bernama Sai tersebut.

"Apa imbalan nya jika saya menerima tawaran dari Anda?" tanya ku mencoba mencari keuntungan.

"Imbalan, ya? Kau ini masih kecil sudah licik ya. Sebuah imbalan, hm?" ucap Sai

Pria yang katanya seorang Ketua Anbu tersebut masih memikirkan imbalan apa yang akan ia beri kepada bocah itu, Bianca. Setelah lama berpikir, Sai mendapat sebuah ide.

"Imbalan nya adalah kau bisa berlatih teknik itu di sini hingga kau mahir dan tentu akan mendapat bayaran. Sedangkan, aku mendapat imbalan jika kau mau menerima tawaran ku tadi. Aku tau kau mempunyai potensi yang luar biasa," jelas Sai

"Bagaimana Nona.... em... siapa nama mu?" tanya Sai

Bianca yang mendengar itu pun langsung mempertimbangkan tawaran tersebut.

"Tidak! Tapi saya akan sangat setuju jika saya mendapatkan seluruh ilmu baru dan tidak hanya tentang elemen petir. Saya juga ingin mempelajari semua 'teknik' dan 'teknik aliran' di sini. Bagaimana? Setuju?" jawab Bianca kepada Tuan Sai.

Tuan Sai yang mendengar jawaban dari Bianca tersebut tersenyum lebar seperti mendapatkan sebuah jackpot.

"Tentu saja saya juga setuju. Dan Anda masih belum menjawab pertanyaan dari saya. Dan sebenarnya saya dengan Tim Anbu di sini sudah lama mengincar Anda," ucap Tuan Sai

"Oh, maaf. Perkenalkan nama saya adalah Ouga. Senang bertemu dengan Anda, Tuan Sai," ucap hormat Bianca dengan membungkuk.

Seperti itulah awal mula Bianca mendapat tawaran dari organisasi Anbu yang ternyata sudah di incar lama oleh para Tim Anbu sekaligus si Ketua Anbu tersebut.

Flashback berakhir:

Teringat kejadian dulu, Bianca menjadi teringat tentang tawaran formulirnya yang menjadi Anbu Dewasa seperti kakak nya. Yah, bisa di bilang Bianca memang berbakat di generasi nya dan juga dia pandai mengatur strategi untuk tim nya. Oleh karena itu, banyak tim-tim Anbu Remaja yang ingin Bianca menjadi Kapten mereka.

"Huh... apa sebaiknya aku tidak usah melanjutkan ke tahap Anbu Dewasa ya?" pikir Bianca sambil memegangi formulir itu.

Tok.. Tok..

"Bianca, apakah Papa boleh masuk?" ucap Papa Bianca di balik pintu.

(Fyi: Dulu memang Bianca dan Papa nya tidak begitu rukun, makanya Bianca memanggil nya begitu sopan dengan sebutan Ayah daripada Papa. Setelah pertama kali nya Bianca menang, ia langsung refleks memanggil sebutan Ayah nya menjadi Papa).

"Oh, iya Pah. Silakan masuk," jawab Bianca yang segera membukakan pintu kamar nya

"Ada perlu apa Papa kemari?" tanya Bianca to the point kepada Papa nya yang tidak sengaja membaca formulir Anbu itu.

"Kamu ingin melanjutkan ini seperti kakak mu?" tanya Papa nya balik dengan menunjukkan kertas itu pada Bianca

"Oh itu sepertinya Bianca tidak cukup tertarik lagi dengan itu. Lagi pula Bianca sudah menguasai semua nya di sana. Dan Bianca sekarang ingin fokus ke teknik elemen Api dari pada 4 teknik elemen lainnya," jawab jujur Bianca. Papa yang mendengar itu hanya tersenyum bangga

"Hm, begini. Papa dengar dari paman mu itu, organisasi Kepolisian Negara sedang membuka lowongan. Dan yang di cari adalah berpangkat Letnan," ucap Papa Bianca sambil menaruh formulir itu di atas meja

"Jadi, Papa ingin aku bagaimana?" tanya Bianca yang sudah tahu arah pembicaraan ini

Papa yang mendengar itu pun hanya tersenyum dan segera duduk di samping Bianca.

My Ninja Captain (Lesbian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang