[02]

158 11 0
                                    

Siapa sangka menjadi anak dari seorang CEO terkenal akan selalu hidup bahagia? Mendapatkan berlimpah berlian dan senyuman selalu terlukis di bibirnya.

Nyatanya tidak semudah itu.

Jay merasakannya. Ia memang menjadi putra tunggal keluarga Park Jimin dengan Park Yoongi. Selalu diberi kasih sayang yang sangat berlimpah hingga ia muak sendirinya. Menjadi dewasa tidak membuatnya benar-benar dewasa, mengingat dirinya tetap anak tunggal.

Kehidupan 23 tahunnya tidak ada yang berubah. Belajar lebih dari 14 tahun dan telah mencicil sedikit materi tentang perkantoran sejak usia 10 tahun. Anak tunggal adalah pewaris tetap.

Kehidupannya bebas tapi tetap dalam jangkauan kedua orangtuanya. Ia bersenang-senang adalah kebebasan dan jangkauan itu, justru hadir dalam lingkup percintaan kehidupannya.

Malam di Seoul semakin dingin ketika mereka memasuki ruangan bernuansa VVIP. Terlihat keluarga dari Jimin sudah lebih duduk di meja yang tersedia menunggu 3 orang lainnya yang akan datang.

"Kau ingat apa hang harus kau lakukan, Jay?" Tanya Jimin dengan berbisik.

"Iya ayah."

Sampai menunggu 10 menit dan keluarga yang dimaksud akhirnya datang. Ya, mereka adalah Sim Chanyeol, Sim Baekhyun, dan putra sulungnya... Sim Jaeyun.

"Selamat datang temanku," seru Chanyeol lalu memeluk Jimin.

Mereka berenam duduk bersama kemudian memesan makanan malam yang ringan. Ketika para orang tua berbicara, Jake justru memandang tajam pria yang ia yakini sebagai calon suaminya. Sedangkan di sebrang sana, Jay justru menatap Jake dengan malas.

"Jongseong," panggil Baekhyun pada Jay.

Jay tersentak kecil, "Iya tante?"

"Tidak perlu memanggil tante, panggil mommy aja oke?" Anak tunggal itu mengangguk.

"Bagaimana dengan kuliah mu? Apa semua baik baik saja?"

"Syukurlah baik baik saja mommy," topeng dengan senyuman kembali Jay kenakan.

"Mommy senang mendengarnya dan ya, kamu dengan Jake dulunya satu sekolah bukan? Tentu kalian sudah saling mengenal."

'Siapa juga yang mau kenal sama dia,' batin Jake.

"Sebenarnya kami belum dan tidak pernah bertemu selama ini mommy. Pertemuan inilah kali pertama kami bertemu."

'Terlalu jujur amat nih orang. Lagian tinggal jawab ya, susahnya dimana sih?' Gerutu Jake dalam batinnya.

"Masa sih? Yaudah sekarang kenalan gih," seru Yoongi dan Jay mengulurkan tangannya ke arah Jake.

Ia tersenyum, "Salam kenal. Aku Park Jongseong. Panggil saja Jay  Semester 3 jurusan Management."

"Jake. Semester 1 jurusan kedokteran," tanpa menjabat dan dengan nada dingin membuat Jay menarik kembali tangannya dengan persaan kesal tapi ia pendam.

Suasana menjadi canggung sekarang.

"Ah, ya. Bagaimana jika kalian jalan jalan malam berdua? Suasana di luar sudah lebih baik daripada tadi," usul Baekhyun yang sebenarnya sangat malas untuk ditanggapi oleh Jay.

Tapi begitu Jimin yang menjawab maka Jay tidak bisa menghindar, "Tentu. Jay, ajaklah Jake jalan-jalan."

***

Jungwon terbangun pukul 8 malam dan ia baru tersadar jika ia hanya tidur satu jam. Bisakah ia sebut ini dengan rekor? Ketika ia mengumpulkan ragam nyawa yang berceceran, ia menyadari seseorang mengetuk pintu kamarnya.

Nothing Like UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang