Chapter 8: Apel bukan sembarang apel!

464 74 20
                                    

━───────⊹⊱✙⊰⊹───────━

━───────⊹⊱✙⊰⊹───────━

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Setelah insiden gak sengaja ke tembak itu Laura segera di bawa ke desa untuk diobati. Untung saja luka tersebut tidak mengancam nyawa nya.

Para topi jerami saat ini berada di rumah Dalton---salah seorang warga sekaligus kapten pasukan di situ.

Mereka melihat di hadapan mereka kini Laura tengah mengoperasi diri nya sendiri.

Tatapan ngeri sekaligus takjub ditunjukkan oleh para topi jerami.

Luffy terdiam cengo melihat itu. "Sugee Laura! Kau ini memang bisa melakukan apa saja ya!" komen Luffy.

Tidak menanggapi komen Luffy, Laura hanya terus fokus pada luka nya dan dengan gunting medis perlahan-lahan dia ambil peluru itu dari dalam dada nya. "Shhhh-" ringis Laura merasakan nyeri.

Sedangkan yang lain melihat itu malah ikutan merasa nyeri juga. Ekspresi tidak percaya ditunjukkan masing-masing individu.

"Lihat nih! Sudah di ambil!" Laura menunjukkan peluru yang habis dikeluarkan dari dada nya barusan.

Kotor, penuh dengan darah.

"AAAAAAAAAA!" Vivi dan Usopp teriak histeris. Untung saja keduanya tidak pingsan, sedangkan Sanji dan Luffy malah menatap kagum.

"Wow..." takjub Luffy.

Berbeda dengan reaksi Luffy, sambil meringis Usopp bertanya. "Apa selain menjadi ilmuwan dan petarung, kau juga seorang dokter?"

"Kan aku sudah bilang, aku bukan dokter!"

"TAPI KENAPA KAU BISA?!?!?!"

Dengan percaya diri Laura menjawab. "Aku ini hebat Usopp!"

Yang mendapat jawaban hanya sweatdrop mendengar nya.

"SUGEEEEEE!!! 🤩" Luffy dengan positif menerima pernyataan Laura. "Yappari, kau ini memang orang yang hebat Laura!!"

"Jelas!~"

"MELLORINE~ LAURA-SAN, SUGOII!!!"

"Terserah lah"

Melihat itu Dalton yang sedari tadi diam akhirnya membuka suara. "Sebagai perwakilan dari warga, saya mohon maaf karena sudah menembak anda tadi, dan mohon maaf juga atas ketidaknyamanan ini karena kami tidak bisa bertanggung jawab memberikan pengobatan!"

"Tidak apa- bukan masalah!" Laura tidak dendam kok.

Setelah itu Dalton mulai menjelaskan tentang situasi di pulau ini. Alasan kenapa mereka tidak bisa menghadirkan dokter.

"Apa kalian melihat kastil yang berada di puncak gunung tertinggi?" kata Dalton.

"Kastil?"

"Kastil itu tak lagi memiliki raja. Sang penyihir yang menjadi satu-satunya dokter tinggal di sana!" jelas Dalton.

Scientist || One PieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang