prolog

30 2 0
                                    

Kecurigaan yang tidak berujung terus berputar di pikiran Joanne mengenai gelagat suaminya yang kian hari semakin aneh dan tampak janggal menurut penglihatannya. Walaupun hari-hari mereka tetap berjalan lancar seperti biasannya, tidak ada pelanggaran mengenai kontrak ataupun peraturan tertulis di rumah ini, dan seperti kemarin, hari ini Joanne tidak akan berangkat bekerja dikarenakan harus mendatangi kegiatan amal di kota  sebelah.

“ hair dryer dimana ya? Kemarin kan sesudahnya ditaruh disini–” Joanne membuka laci di depan cermin besar yang tertera di kamar mandirnya, berharap menemukan benda yang ia cari di dalam sini. “ enggak ada.”

Dikarenakan waktu sudah hampir mendekati bunyinya alarm Lakra dari samping ruangannya, dengan terpaksa Joanne tidak melanjutkan pencarian pengering rambutnya. Tidak banyak waktu tersisa untuk bersiap, bersolek, menyiapkan barang yang harus ia bawa dan juga membuat sarapan untuk Lakra.

“ mana sempet kalau dicari sampe ketemu, belum lagi waktu buat keringin butuh waktu kurang lebih lima belas menit, lebih baik dipakai buat sarapan.” ujarnya seraya berjalan mondar-mandir kesana kemari untuk mengambil semua barang yang dibutuhkannya.

Joanne sedikit berlari ke lantai dasar, dengan tangan yang tidak pernah lepas dari tas dan juga buku di tangan lainnya Joanne menaruh semua itu di meja makan, sebungkus roti yang berada di lemari digunakan sebagai bahan utama sarapan kali ini. Setelah mengambil beberapa butir telur wanita itu menyalakan kompor dan memasak telur itu hanya dengan taburan garam dan lada, ditaruhnya di atas roti yang sudah ia masukan ke dalam toaster.

  Segelas jus jeruk, ditemani sebuah piring berisi dua potong roti dengan masing masing telur di atasnya dan potongan buah alpukat tersedia di meja. Tanpa mempedulikan estetika seperti yang dia siapkan untuk Lakra, Joanne meneguk segelas susu segar dan melahap sepotong roti tanpa telur, lalu menyimpan piring kotor itu ke dalam alat pencuci.

Sarapannya habisin,
buah ada di lemari pendingin.

Walaupun kerepotan dengan segala barang yang ia bawa Joanne tetap menulis notes seperti hari-hari biasanya yang dimana kertas itu akan ia tempelkan di meja makan, tepat disamping hidangan yang ia buat. Dengan kesulitan ia tutup pulpen tersebut dan memasukannya ke dalam
Saku kemeja yang ia kenakan.

“ masih pagi udah gerah aja.” Joanne membuka kancing teratas kemejanya dan menggulung lengan kemeja agar terasa lebih terbuka, sejujurnya lelah jika harus bekerja sendiri di rumah sebesar ini, ia katakan tidak mampu pada Lakra dan pria itu setuju untuk membantu pekerjaan rumah jika memang Joanne tidak mau ada orang asing di rumah mereka terlalu lama.

Ya, rumah yang dikatakan milik mereka dengan berbagai peraturan tertulis yang membuat siapapun tidak akan betah berlama-lama di rumah ini.

+++

Pukul enam pagi alarm membangunkan sang tuan, Lakra. Sesudah katanya terbuka dari tidur nyenyak itu ia melihat ke arah jendela, terdengar suara mobil yang meninggalkan garasi rumah, itu berarti Joanne sudah pergi. Yang dilakukan oleh Lakra tentu saja segera membersihkan diri, bilasan air dingin yang membasahi dirinya adalah satu satunya hal yang membuat ia bisa dengan cepat terjaga bahkan melebihi kinerja kopi.

Lakra yang sudah siap dengan penampilan rapi turun ke lantai bawah dan langsung menuju meja makan, seperti biasa dia melihat seporsi sarapan dengan menu simpel tersaji dengan sebuah catatan di sampingnya.
Tanpa menyentuh makanan itu Lakra dengan cepat menelfon asistennya dan menyuruh pribadinya yang sudah bersiap di depan rumah untuk masuk.

“ bawa semua ini.” perintah Lakra dan segera dituruti oleh Galla, sudah pekerjaan tambahannya untuk mengurusi masakan milik istri bosnya ini setiap pagi, di samping pekerjaan utamanya mengurus Lakra dengan seribu masalahnya.

“ satu tahun lagi gue bisa tahu resep sarapan dari seluruh dunia.” ujar Galla sembari tanpa henti memasukan makanan itu ke dalam kotak secara terpisah antar jenisnya.

Yang dibuat Joanne memang selalu sederhana, tapi setiap harinya sesuatu yang tersaji di atas meja selalu berbeda.
Bahkan ia katakan jika matanya tidak pernah melihat lagi menu yang sebelumnya tersaji jika belum mencapai tiga bulan.

“ sudah.”

Lakra mengangguk dan mendahului Galla untuk pergi, Galla yang sudah mengabdi selama kurang lebih lima tahun pada Lakra tentu saja mengetahui bagaimana suasana hati tidak akan mempengaruhi apapun pada bosnya itu. Contohnya hari ini, walaupun tidak ada masalah apapun tapi Lakra terlihat lempeng dan sama sekali tidak ramah diajak berkomunikasi.

“ siang ini tolong bantu cari informasi tentang yayasan Putra Tari. Jika bisa atau memang mungkin cari informasi kegiatan mereka Minggu ini.” pinta Lakra, sebuah kertas ia berikan kepada Galla.

  Dalam kertas tersebut tertera nama website sebuah Yayasan anak dan sebuah acara yang akan digelar dalam waktu dekat.

“ informasi? Apa ini ada hubungannya dengan pekerjaan pak? Jika ia saya dahulukan, dan kalau tidak masih ada beberapa tugas dari pesan-pesan Minggu lagu.” Galla berharap jika Lakra memberinya keringanan dengan tambahan waktu.

“ apa baca perlu waktu selama itu? antar ke ruangan saya, secepatnya.”

Mau tidak mau Galla mengangguk, ia kemudian berfikir tidak setuju dengan berita yang sedang hangat dibicarakan di kantor mengenai istri rahasia Lakra yang tidak pernah terekspos, dan menggiring opini tentang kuatnya Lakra hidup dengan wanita yang bahkan seolah tidak ingin orang tahu siapa suaminya, yang Galla pikirkan langkah itu benar.  Sudah Seharusnya Joanne  menyembunyikan fakta jika suaminya adalah seorang Lakra, yang dikenal orang arogan, keras kepala, pandai bicara dan juga tertutup.

Hal yang paling konyol disini adalah ketika Galla melihat isi perjanjian pernikahan bisnis milik Lakra. Ada beberapa hal di dalamnya dimana sebagian besar adalah cara mereka berprilaku sehari-hari.

hubungan tetap ada di dalam kendali
1.membatasi interaksi.
2.berperan sebagai 'suami' dan 'istri' di    tempat tertentu.
3.menutup informasi pribadi satu sama lain.
4.kedua belah pihak bertanggung jawab penuh tanpa terkecuali.

“ satu hal lagi, saya minta jadwal malam ini dikosongkan.”

Lagi dan lagi hanya kata “ baik” yang dapat Galla ucapkan jika Lakra dalam mode serius untuk bekerja seperti saat ini.

Lagi dan lagi hanya kata “ baik” yang dapat Galla ucapkan jika Lakra dalam mode serius untuk bekerja seperti saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Haii hallo!
Ayo tinggalkan jejak disini👉

Mari Hilang KendaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang