Kesalahan terbesar manusia adalah, menganggap pacaran diumur muda sebagai jalan utama menuju pernikahan yang langgeng.
-Gus Zidan Alastar Malik Ahmad-
🌹🌹🌹
Sesuai janji Haura kemarin pada Ica kalo hari ini ia akan pergi menemuinya. Haura sudah siap sejak tadi. Dirinya hanya perlu menunggu suaminya yang tengah bersiap-siap diatas. Kebetulan hari ini Gus Zidan ada pertemuaan dengan kliennya. Tak perlu waktu lama Gus Zidan pun turun kebawah dan melihat istrinya yang berada di ruang tamu.
"Sayang. Sudah lama ya nunggunya?" ucap Gus Zidan sambil membenarkan jam tangannya.
"Enggak, Mas" balas Haura.
Gus Zidan menatap Haura lekit sambil tersenyum membuat gadis itu bingung. Apa ada yang salah diwajahnya? Jadi Haura pun meraba-raba wajahnya sendiri.
"Gak ada yang salah diwajah kamu. Cuma heran aja kenapa bisa secantik ini" puji Gus Zidan. Si empu yang di puji begitu tentu saja kebaperan sampe pipinya sedikit ada kemerahan.
"Jangan gombah iihhh, Mas. Zidan!" Haura memukul lengan suaminya pelan.
Lalu. Haura menarik kemaja suaminya untuk segera pergi, "Ayo berangkat nanti kamu telat."
Mobil milik Gus Zidan berhenti disebuah rumah yang sangat megah bernuansa putih. Iya rumah itu adalah milik Rendy mantan pacar Haura. Kalo bukan karena Ica yang menyuruhnya kesana mana mungkin Haura mau melangkahkan kaki kerumah itu lagi.
"Udah sampai. Kamu masuk gih" ucap Gus Zidan yang terdengar mengusir ditelinga Haura. Si gadis pun cemberut.
"Mas, Zidan. Ngusir aku ya?" tanya Haura kecil sambil menunduk.
Mendengar itu Gus Zidan langsung menghadap ke istrinya lekit. Bentar, apa barusan yang ia katakan pada istrinya itu berkesan mengusir ya?
"Sayang" lirihnya lembut sambil menangkup wajah Haura yang terlihat lesu.
"Hei, apa barusan yang aku katakan menyakiti hatimu?" tanya Gus Zidan yang di balas gelengan pelan oleh Haura.
"Maafin aku ya, Sayang. Kalo apa yang aku katakan barusan menyakiti hati kamu, aku benaran gak ada niatan buat ngusir kamu."
Haura mengangguk kecil, "Iya. Mas, Zidan. Hati-hati ya dijalan kalo udah nyampe jangan lupa kabarin aku ya."
Gus Zidan tersenyum, "Pasti itu, Sayang" Lalu. Gus, Zidan bergerak keluar dari mobil untuk membukakan pintu buat istrinya.
Melihat aksi Gus Zidan hati Haura jadi klepek-klepek. Apalagi Love Language Haura adalah Act of service. Perlakuan sekecil apapun itu Haura suka, bisa-bisa semua Love Language semua Haura borong demi Gus zidan.
"Makasih, Mas"
"Sama-sama, Sayang. Kamu jaga diri ya jangan oleng ke mantan lagi" pesan Gus Zidan.
"Iya iya. Aku gak akan oleng, kan suami aku udah ganteng. Masya Allah."
"Kalo gitu aku berangkat dulu ya, Sayang. Takut telat" Gus Zidan menyalurkan tangannya pada Haura, dan Haura yang faham itu langsung mengambil dan mencium punggung tangan suaminya.

YOU ARE READING
Imam untuk haura
Teen Fictionplagiat? jauh jauh! 'Ih amit amit gue punya suami yang spek ustadz, bisa bisa nanti ngeceramahin gue 24 jam. Apalagi pakaiannya yang pake sarung atau gamis norak' ucap Haura. Tapi, ucapannya berbalik ia dijodohkan dengan anak sahabat abinya yang not...