بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Assalamualaikum semuanyaaaa!!!!Apa kabarr barudakkk??
Welcome ke cerita saya yang ke-3 meskipun yang ke-2 belom tamatt wkwk.
Sebelum membaca cerita ini
WARNING!!!
1. Banyak adegan kekerasan TIDAK UNTUK DITIRU
2. Banyak kata-kata kasar TIDAK UNTUK DITIRU
3. Harap bijak dalam memilih bahan bacaanHANYA UNTUK PEMANIS KEGABUTAN, BUKAN UNTUK DIJADIKAN CONTOH. MENGERTI?
.
.
.
HAPPY READING
🌻🌻🌻|•CUPLIKAN PART•|
Seorang gadis tengah berjalan tertatih di bawah gemerlapnya lampu jalan. Bibir pucatnya tertutup oleh selembar kain berwarna hitam, bola mata berwarna hazel yang sangat langka dimiliki oleh orang Indonesia itu meredup, menggantikan pancaran binar yang biasanya menambah kesan indah disana.
Sendirian, menahan isakkan tangis yang semakin menyesakkan dada. Genangan air di pelupuk matanya membuat pandangannya memburam, dia tidak tahu takdir apa yang sedang ia jalani.
PLAK!!
Pria dengan kisaran umur 40 tahunan itu dengan tega menampar pipi anak semata wayangnya. Wajah gadis itu sampai tertoleh ke samping saking kerasnya, rasa panas dan perih kian menjalar. Namun, kini yang tersasa sakit adalah hatinya.
Mengapa?
Mengapa ayah kandungnya tega?
"ANAK SIALAN!! KENAPA KAMU BISA DI PECAT HAH??" napas pria itu memburu, matanya yang memerah menyorot tajam putrinya yang mulai terisak. Putrinya?! Tidak! Dia tidak akan pernah mengakuinya.
Wajah di balik cadar itu mulai menangis, meresapi setiap perlakuan dan perkataan ayahnya. Ia tidak boleh membenci pria itu, karena pria yang kini setengah sadar tersebut adalah ayah kandungnya.
Pria tua itu kembali mendekati perempuan yang terduduk di lantai, tangannya mencekram kuat pipi di balik cadar hitam. "JAWAB SIALAN!!"
Perempuan muda dengan umur 19 tahun menutup mata kala bentakan keras itu terlontar tepat di depan wajahnya. Aroma alkohol sangat tercium di hidungnya, membuat dia semakin terisak hebat.
Bukan. Ini bukan yang pertama kali.
"M-maaf, ayah."
"Bodoh!"pria tersebut langsung melepas cengkramannya dengan kasar. Mengambil vas bunga di atas meja tamu dan melemparkannya ke arah perempuan tersebut.
CTAR!!
Hampir saja. Jika gadis itu tidak menghindar, mungkin vas itu dengan bebas hinggap di kepalanya.
"Sial!" Geram pria itu kala lemparannya tidak mengenai target. Setelahnya ia menekan kepalanya sendiri yang semakin terasa pusing sebagai efek dari alkohol yang ia minum.
Dengan gemetar, gadis itu berusaha bangkit berdiri. Mengesampingkan rasa takut dan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Matanya menatap pria yang kini tengah menggeram kesakitan memegangi kepala. Langkahnya tergopoh-gopoh menghampiri sang ayah lantaran takut terjadi sesuatu dengan pria itu.
"Ayah nggak papa? Amara udah bilang. Berhenti meminum alkohol, Yah. Selain itu merusak organ dalam ayah, alkohol juga haram di—"
"DIAM!" Mendesis kecil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Cinta
Teen Fiction"Dengar ini. Menikahlah dengan saya, Humai." ~Arshaka Aditya Mahendra "Bagaimana bisa aku menikah denganmu? sedangkan tidak ada Allah dihatimu, Shaka." ~Amara Aisya Humaira ★★★ Kagak mau bikin desk! soalnya kadang tidak sesuai dengan isi! Jadi langs...