2.Menginap

87 16 2
                                    

Sudah 3 hari sejak (Name) bertemu dengan Tsukishima Kei. Dan hari ini hari ke 3 (Name) tidak bertemu dengannya.

Beban di hidup (Name) rasanya seperti lenyap bak di telan bumi saat Tsukishima tak bersama nya. Ia melangkahkan kakinya tat kala mendengar bel pulang berbunyi.

Menggunakan tas sekolahnya dan berjalan keluar dari ruangan kelas sambil bersenandung ria. Ia hari ini senang karena kedua orang tuanya ada urusan di luar negeri selama 1 Minggu begitu juga dengan kakak laki-laki nya.

Saat beberapa meter lagi sampai ke gerbang sekolah ia menyipitkan matanya dan mengamati seseorang dengan surai blonde beserta kacamata yang selalu bertengger di hidungnya. Tsukishima Kei.

(Name) melangkahkan kaki nya dengan malas dan berjalan menghampiri Tsukishima yang bersandar di mobilnya. Pemuda dengan surai blonde itu melihat ke para murid-murid SMP yang pulang sambil tersenyum dan tertawa bersama teman-temannya.

Manik nya menatap gadis yang lebih kecil darinya berjalan menghampiri nya. Tsukishima menyeringai dan itu langsung di sambut tatapan kesal oleh (Name).

"Apa? Kenapa ke sini? Siapa yang menyuruhmu menjemput ku?" Tsukishima berdehem dan membukakan pintu mobil untuk (Name).

Gadis itu mendengus dan langsung masuk ke mobil. Tsukishima ikut masuk ke mobil dan mulai mengendarai mobil pulang ke rumah Tsukishima.

Sesekali Tsukishima melirik ke arah (Name) yang sejak tadi menatap ke luar jendela mobil.

"Kau akan menginap di rumahku selama 1 Minggu,ibu dan ayahmu yang menyuruhku untuk membawa mu pulang ke rumahku. Ibu dan ayah ku juga ikut dengan kedua orang tua mu,jadi hanya kita berdua di rumah ku" (Name) mengangkat alisnya bingung.

Ia terdiam selama beberapa detik dan mengangguk. (Name) terus melihat keluar jendela namun kini pikirannya sudah treveling kemana-mana.

'Bagaimana jika aku di perkaos olehnya atau mungkin di jual ke om-om? Atau aku disiksa lalu di kurung di kamar dan tidak boleh keluar dari rumah sama sekali' Batin (Name) yang sudah berpikiran yang aneh-aneh.

Eksepsi wajah (Name) menjelaskan segalanya. Ia menatap keluar jendela dengan syok dan terkejut. Terkadang ekspresi wajah (Name) datar dan setelah itu langsung panik. Aneh? Tapi itu nyata.

Tsukishima menoleh ke arah (Name) yang sejak tadi menatap keluar jendela.

"Ada apa?" Tanya Tsukishima basa-basi dan (Name) menggelengkan kepalanya.

"Sepertinya ada yang aneh" guman Tsukishima dan (Name) tidak mendengarnya.

Ia sibuk dengan pikirannya yang sudah melayang kemana-mana. (Name) itu hanya wajahnya yang polos tapi pikiran nya sudah di luar prediksi Bima sakti.

Bahkan teman terdekatnya saja sama seperti (Name). Wajah mereka saja yang polos tapi otak tidak.

Sesampainya di rumah keluarga Tsukishima,(Name) langsung masuk dan mengikuti Tsukishima dari belakang. Tsukishima mengantarkan (Name) sampai ke kamar nya dan Tsukishima menunjukkan bahwa kamar Tsukishima tidak jauh dari kamar (Name).

Tsukishima berpamitan pada (Name) bahwa ingin kembali ke tempat latihannya dan (Name) mengangguk lalu mengunci pintu rumah saat Tsukishima sudah pergi.

(Name) kembali masuk ke kamar di mana ia akan tinggal di sana selama 1 Minggu penuh. Baju yang di butuhkan oleh (Name) sudah ada di rumah Tsukishima. Karena tadi ibu dan ayah (Name) ikut menjemput kedua orang tua Tsukishima untuk pergi ke luar negeri bersama dengan alasan kerja.

Tak terasa sudah menunjukkan pukul 7 malam. (Name) yang sejak pulang sekolah tadi belum makan apa-apa langsung menuju dapur dan membuka kulkas.

Banyak bahan makanan di sana. (Name) terdiam di sana sambil mengamati isi kulkas.

Difference Age✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang