6. Kenapa?

74 12 2
                                    

Darah mengalir deras akibat luka tembak yang mengenai kaki dan tangan (Name). Seorang gadis yang seharusnya memiliki masa kecil yang mulus kini malah ternistakan akibat satu orang yang terlalu sangat-sangat terobsesi dengan Tsukishima. Atlet yang sikapnya membuat orang lain naik darah bahkan (Name) pun kini jadi korbannya.

Mata yang terlihat hampir benar-benar tertutup dan dengan luka yang sudah memenuhi wajahnya beserta tawa kejam seseorang. Andai saja (Name) bisa melawan, mungkin gadis yang memukulinya ini sudah tidak bernyawa.

'Hidup ini tergantung takdir kan? Lalu kenapa takdir ku seperti ini? Seandainya dunia ini adalah dunia fantasi, mungkin aku sudah memiliki kekuatan sihir yang membuat ku kuat'

Brakk!

Pintu terbuka dengan menampakkan polisi bersenjata lengkap dan langsung mengepung gadis yang menembak (Name). (Name) yang sudah tak kuat lagi untuk menahan rasa sakit langsung pingsan di tempat. 

'Terima kasih, mungkin?'

Seorang pria jangkung langsung menghampiri (Name) dan melepaskan ikatan yang mengikat tubuh mungil (Name). Pria itu langsung menggendong (Name) ala Bridal style dan membawanya keluar dari tempat di mana (Name) di sekap. Samar-samar (Name) mendengar bahwa pria jangkung itu berkata agar dia harus tetap sadar atau dia tidak akan memaafkan dirinya sendiri karena membuat (Name) jadi seperti ini. Kemudian (Name) di bawa masuk ke dalam mobil dengan darah segar yang masih mengalir dari luka tembak.

"Kei" (Name) tersenyum. Tsukishima menatap (Name) dengan sendu. Sungguh jika (Name) mati, dia tidak akan memaafkan dirinya sendiri bagaimanapun endingnya.

Tsukishima menidurkan (Name) di kursi belakang lalu ia langsung pergi ke kursi pengemudi dan mengendarai mobil menuju rumah sakit. Sesekali Tsukishima melirik (Name) guna memastikan gadis kecil nya itu masih hidup namun (Name) menutup matanya dengan rapat. Sepertinya (Name) pingsan, atau mungkin tidak.

Tsukishima mengatupkan rahangnya dan mengemudikan mobil dengan kecepatan di atas rata-rata hingga membuat beberapa pengendara yang lain langsung menepi.

.

Padang rumput yang begitu luas dengan satu pohon yang membuat tempat itu terasa tenang, beserta burung-burung yang terbang di langit dengan bebas. (Name) mengedipkan matanya beberapa kali tatkala melihat tempat yang sangat indah itu. Ini terasa seperti dia sedang berada di dalam sebuah mimpi.

(Name) menyipitkan matanya saat melihat seorang pemuda dengan surai berwarna hitam sedang duduk tak jauh darinya, mungkin 8 meter jauhnya. Angin menerpa rambut (Name) yang panjangnya hanya sebahu. Ia mendekati pemuda itu dengan langkah yang sedikit tertatih-tatih. Saat (Name) sudah berada tepat di samping pemuda itu, (Name) menepuk pundak pemuda itu dan seketika pemuda itu langsung menoleh ke arah (Name).

"Kamu?" Seketika (Name) langsung mundur dan duduk di tanah yang penuh dengan rumput hijau yang sangat lembut. Tunggu, lembut? Ini bukan mimpi kan?. Pikir (Name).

Lutut (Name) seketika lemas dan (Name) langsung menarik lengan pemuda yang sepertinya lebih tua 4 tahun darinya itu.

"Kenapa? Kenapa kamu tidak menolong ku? Kenapa kamu hanya menolong ku di dalam mimpi? Bukankah kamu berjanji untuk selalu berada di sisi ku? Tapi kenapa kamu tidak menolong ku?" Cairan bening keluar deras dari mata (Name). Sementara pemuda itu menatap (Name) dengan rasa bersalah.

"Aku tidak bisa menolong mu karena ada sesuatu yang menahanku untuk tidak melakukannya, maafkan aku" Lirihnya.

"Kenapa kamu hanya bisa menolong ku di dalam mimpi saja? Kenapa? Apakah karena alam kita yang berbeda? Tapi kenapa kamu bisa membantu ku saat aku meminta bantuan, padahal itu hanya hal sepele? Kenapa?" (Name) terisak sambil menghapus air matanya dengan punggung tangannya. Pemuda itu hanya bisa diam sambil mendengarkan keluhan (Name) atas kenapa dia tidak menolong nya.

"3 hari yang lalu kamu menolongku di dalam mimpi, tapi kenapa sekarang tidak? Kamu menolongku agar aku bisa selamat dari hantu-hantu yang menyekap ku di dalam mimpi, tapi kenapa setelah itu kamu langsung pergi? Kenapa?" Isakan (Name) semakin menjadi-jadi dan pemuda itu langsung mendekap (Name) di dadanya.

"Aku minta maaf, aku sungguh minta maaf" Ucap pemuda itu sambil mengelus rambut (Name) guna untuk menenangkannya.

Pemuda ini selalu datang ke mimpi (Name) saat (Name) sedih ataupun saat dia sedang kesusahan di dalam mimpinya. Ada satu mimpi yang sangat ia ingat sampai sekarang. 8 atau mungkin 7 bulan yang lalu, pemuda ini datang ke mimpinya dan bermain bersamanya. Pemuda itu sangat baik pada (Name) dan membuat (Name) tertawa di dalam mimpinya, (Name) yang tidak pernah tertawa terbahak-bahak di dalam mimpi kini akhirnya dia bisa merasakan bagaimana rasanya tertawa di dalam mimpi. Saat (Name) ingin pulang di dalam mimpinya, pemuda itu berkata kepada (Name) bahwa dia tidak perlu takut ataupun khawatir karena pemuda itu akan selalu ada di sisinya. Janji yang masih teringat jelas di otak (Name). Janji yang pernah seseorang buat kepada nya. Namun (Name) tidak pernah tahu siapa namanya, yang (Name) tahu hanyalah bahwa dia tampan dan dia ingin menjaga (Name) walaupun mungkin dunia mereka berbeda.

Pemuda itu terus memeluk (Name) hingga (Name) akhirnya berhenti menangis namun masih sedikit terisak.

"Kau harus kuat karena dunia begitu kejam bagimu. Tapi tenang saja aku akan menjaga mu dari jauh dan menolong mu dari hantu-hantu yang mungkin ingin mendekati mu di dunia mu" Pemuda itu tersenyum dan (Name) mengangguk sambil memeluknya dengan erat.

"Aku ingin bertanya" (Name) mendongakkan kepalanya dan menatap wajah pemuda itu.

"Ada apa, hmm?" Tanya pemuda itu.

"Kenapa setiap aku melihat hantu, hantunya selalu jauh dariku? Dan juga kenapa ada hantu yang malah tersenyum saat aku tersenyum padanya?" Jujur saja, ini adalah pertanyaan yang selalu ingin (Name) tanyakan padanya.

"Mungkin karena mereka ingin berteman dengan mu?" Seketika (Name) bergidik ngeri.

"Tapi kan mereka itu han-" Tiba-tiba pemuda itu melepaskan pelukannya dan berdiri.

"Kamu ingin pergi kemana?" Tanya (Name) namun pemuda itu malah berjalan menjauh darinya.

"Kenapa kamu harus pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun lagi?" Pemuda itu tidak menggubris (Name) dan terus berjalan menjauh darinya.

Samar-samar (Name) mendengar ada seseorang yang memanggil namanya dan...

Brak!

(Name) Bangun secara tiba-tiba lalu membuka matanya dan melihat sekeliling tempatnya berada yang sepertinya adalah rumah sakit.

"Kei?" Tsukishima yang tidur sambil meletakkan kepalanya di samping tangan (Name) langsung bangun dan memeluk (Name).

"Akhirnya kau sudah bangun" Ucap Tsukishima sambil memeluk (Name). Terlihat bahwa Tsukishima menangis sambil menenggelamkan kepalanya di lekuk leher (Name).

"Memangnya aku pingsan?" Tsukishima menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Kau tidak pingsan tapi kau koma dan jika kau tidak bangun hari ini mungkin hari ini adalah hari ke 5 kamu koma" (Name) terdiam dan mengangguk.

"Jangan pergi lagi" Tsukishima memeluk (Name) dan sedikit meremas tubuh (Name).

'Terima kasih telah menolong ku lagi'

Tbc~

°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
🦖
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°

Hi!

Yua masukkin mimpi Yua ke sini, ngga apa-apa kan?

Happy reading Minna!💕

Difference Age✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang