4.Berteman

38 6 9
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرحمن الرَّحِيمِ
.
.
.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh hallooooooo

Apa kabar kalian aku lagi sakit nih do'ain cepet sembuh yah

Btw jan lupa vote!

... 🕊...

"Carilah teman yang setia dan tidak memandang status, kekurangan, kelebihan pada dirimu. Dan janganlah kamu memandang status orang lain
saat ingin berteman dengan mereka."

-Abdillah Fatir Zubair

-Abdillah Fatir Zubair

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...🕊...

"LO KAN YANG TADI NINGGALIN GUA!" Sarkas izza menggebu-gebu pasalnya ia masih kesal bagaimana bisa dirinya di tinggalkan sendirian padahal sudah malam.

"IYA BENER! GUA GAK SALAH LO FATIR KAN!" Fatir hanya diam mendengarkan gadis didepannya ini bicara.

"Sudah marah marahnya?" Pasalnya sekarang telinga Fatir sudah panas dengan teriakan itu di tambah lagi ia membawa kayu yang sudah dikumpulkan izza tadi.

"Tunggu! Itukan kayu gue ngapain lo ambil!" Izza merebut paksa kayu itu dan berjalan pergi ke tempat ia mengumpulkan kayunya yang lain sementara Fatir dengan santainya mengikuti izza dari belakang seperti tanpa beban saja.

Mereka telah sampai di tempat yang sana dimana izza tersandung oleh ranting kayu tadi "loh! Lo ngapain ngikutin gua."

Fatir tidak menjawab melainkan hanya melihat ranting kayu itu, tiba-tiba sebuah ide muncul di pikirannya "sini! Rantingnya."

Izza memasang muka bingung lantaran sejak dari tadi pemuda itu diam dan tiba-tiba menginginkan kayunya? Oh no tidak bisa ini "buat apa? Gak boleh!"

Fatir berdiri dari duduknya dan ingin menghampiri ranting kayu di sebelah izza berdiri, izza yang melihat itu tidak ingin rantingnya di ambil oleh orang lain dan terjadilah tarik menarik antara kedua orang itu hingga salah satunya mengalah, siapa lagi kalo bukan fatir.

"Ini... Taruh sini, yang ini taruh sini, ini disini," Izza sekarang sedang menata ranting ranting kayu itu untuk dibuat api unggun.

"Udah!" Setelah selesai izza mengambil batu tadi lalu menggesekkan kedua sisinya agar menghasilkan api, ternyata hal itu tak semudah yang ia kira, dari tadi sudah mencoba tapi tak bisa.

Izza melihat ke arah Fatir dengan angkuh ia sangat ingin meminta bantuan tapi disisi lain ia juga ingin membuktikan pada pemuda itu kalau dia bisa melakukannya sendiri.

Allutf Yuntij ZawjatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang