Prolog

44 5 0
                                    

"Braakk..." Seorang pemuda menggebrak meja di depannya. Napasnya naik turun, menahan amarah. Rahangnya mengeras, mata elangnya menatap tajam tujuh anak lelaki di hadapannya.

Ketujuh lelaki itu, sedikit terkejut mendengar gebrakan dari senior di depan mereka.

"Bisa tidak? Sehari aja kalian tidak berbuat ulah," ucap Akhi Rizal yang sudah tidak sabar menghadapi kenakalan para remaja itu.

"Nggak bisa! Kalau diam mulu, bosen," celetuk salah satu dari mereka. Namanya Ragil sang cowok berkulit sawo matang.

"Dan kamu, Anta! Pasti kamu, kan, yang mengajak mereka untuk merokok?!" tuduh Akhi Rizal, tidak mengubris perkataan Ragil .

"Aduuhhh.... Akhi Rizal gimana, to? Masa udah panggil kamu, terus anta. Maunya kamu atau anta?" Tukas Anas sang putra mahkota, mengomentari perkataan Akhi Rizal. Yang mana Anta sendiri dalam bahasa arab artinya kamu.

Akhi Rizal memijit kepalanya yang terasa pening. Dia harus bagaimana, menghadapi ketujuh remaja yang sulit di atur? Apalagi diantara mereka ada sang putra mahkota, membuatnya tambah sulit untuk mengatur yang lain.

"Aduuh.. gus, maaf banget. Saya di sini hanya menjalankan amanah dari abbah kamu. Jadi, saya mohon jangan membantu mereka!" Pinta Akhi Rizal, masih berusaha untuk bersabar.

"Maaf ya Akhi, mereka teman saya, jadi saya harus membantu mereka," sergah Anas.

Akhi Rizal menghela napasnya pasrah. Dia bingung harus berbuat apalagi untuk menyadarkan ketujuh remaja itu.

"Baiklah, hukuman kalian kali ini membakar sampah satu pondok! Sampah putra maupun putri, selama satu minggu," putus Akhi Rizal akhirnya.

"Akhii..." panggil Anta.

"Tenang saja Anta, untuk Ziyan ada hukuman tersendiri. Lagi pula dia tidak ikut merokok. Hanya saja, dia ikut terseret pergaulan dengan kalian," ucap Akhi Rizal yang sudah tahu apa yang akan dikatakan oleh Anta.

"Saya sudah berkali-kali mengingatkan kalian. Disini itu, kalian hanya numpang! Jadi, jangan banyak tingkah! Suatu saat kalian bisa saja di keluarkan dari sini," imbuh Akhi Rizal yang mungkin nasehat itu masuk ke telinga kiri keluar dari telinga kiri juga.

"Baiklah, silahkan keluar. Hukumannya langsung di kerjakan hari ini!" Mereka beranjak dari duduk, dan tanpa mengucapkan salam mereka semua keluar. Kemudian menutup pintu.

Melihat itu Akhi Rizal kembali memijit kepalanya. "Astaghfirullahal 'adzimm," gumamnya

نحو

"Anta," panggil Ziyan membuat Anta dan yang lain yang tengah tertawa, berhenti dan menoleh ke belakang.

"Gue ikut bakar sampah," cetus Ziyan dengan wajah datarnya.

Penuturan Ziyan, membuat Anta menghampirinya dan menatapnya tajam.

"Nggak! Sadar diri, kondisi lo kayak apa?!" tolak Anta, tegas.

"Gue tetep ikut, Ta. Gue juga pengen bareng kalian pada," keukeuh Ziyan.

"Gue bilang NGGAK ya NGGAK!!" Sentak Anta.

"Ck... Kenapa sih, gue yang paling lemah disini? Tubuh gue laki-laki, tapi gue penyakitan. Kenapa gue nggak mati aja dari pada gue nggak berguna di sini!!" Kesal Ziyan, menyalahkan diri sendiri.

Anta menghembuskan napasnya, berusaha mengontrol emosinya. Kemudian tangannya memegang pundak Ziyan.

"Sorry... Gue cuma gak mau lo kenapa napa. Gue gak mau kehilangan lo," jelas Anta, mulai menurunkan nada suaranya.

"Iya Zi, kita nggak mau lo kayak dulu lagi. Anta cuma khawatir sama lo. Dulu dia hampir gila waktu lo sekarat gara-gara asap rokok yang masuk ke paru-paru lo," timpal Yusuf.

"Gue juga pengen kuat kayak kalian," lirih Ziyan. Namun, dapat di dengar Anta dan yang lain.

"Kita butuh lo buat jadi temen kita. Kita nggak butuh lo kuat. Cukup lo jadi temen kita, cukup jadi Ziyan yang kita kenal," imbuh Bata.

"Lo nggak perlu merasa bersalah. Yang terpenting lo sehat selalu, biar bareng-bareng terus sama kita," ujar Hasbi.

"Makasih ya... kalian perhatian banget sama gue," ucap Ziyan.

"Itulah gunanya teman. Geng Walafakher di pesantren ini, harus saling membantu, saling berbagi. Pokoknya, solidaritas kita harus kuat.," itu suara Anas.

"Sekarang lo balik ke asrama. Kita jalani tugas dulu," suruh Anta.

Ziyan hanya tersenyum dan mengangguk.

نحو

Hai semuaanyaa... akhirnya prolog selesai jugaa... baru pemula yaaahhh... kita lanjut lagi ke bab selanjutnyaaa..
Jangan lupa coment dan kasih bintangnya, oke??

I'roban CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang