04.Alif

20 0 0
                                    

~Gue adalah alif pada tanda rofa', yang mengubah isim mufrod menjadi isim tasniah. Itu berarti lo dan dia akan jadi isim tasniah yang berarti 2. Bukan jomblo bukan juga orang ketiga.~
_Anta Zaka Rayyan_

نحو

"Tanda i'rob rofa' ada 4. Yang pertama adalah dhommah. Dhommah ini masuk pada empat tempat, ada apa saja?" Suara dari Akhi Farkhan terdengar oleh para murid di depannya. Memang tidak semuanya memperhatikan materi yang di sampaikan oleh Akhi Farkhan. Ada yang mengantuk, melamun, bahkan ada yang bermain sendiri.

Pelajaran nahwu adalah pelajaran yang memusingkan. Banyak para santri yang rata-rata tidak tertarik dengan pelajaran nahwu ini. Karena, kalau dalam sekolah luar, nahwu ibarat pelajaran matematika, dan shorof adalah fisikanya. Banyak rumus dan rumit.

Begitu juga dengan Anta yang tidak suka dengan pelajaran ini. Dia memilih mencoret-coret bukunya dari pada mendengarkan penjelasan Akhi Farkhan.

"Isim mufrod, jamak taksir, jamak muannats salim, dan fi'il mudhore' yang akhirnya tidak bersambung dengan syai'," serempak semuanya yang mengerti nahwu. Hanya beberapa saja yang menjawab. Yang lain hanya komat kamit mengikuti saja, tanpa paham apa yang di ucapnya.

"Bagus. Pertemuan kemaren, kita sudah bahas apa itu isim mufrod, jamak taksir, dan dua lainnya. Dan selanjutnya tanda i'rob rofa' adalah wawu. Wawu sendiri masuk pada berapa tempat?" Akhi Farkhan menjelaskan seraya mencoretkan spidolnya pada papan tulis.

"Duaa..." sahut semuanya.

"Apa saja?"

"Jamak mudzakar salim dan asma'ul khomsah."

"Bagus. Itu juga sudah kita bahas di pertemuan kemaren," Akhi Farkhan membuka kitab di tangannya, membalik halaman baru. Kemudian kembali beralih pada papan tulis.

"Selanjutnya, tanda i'rob rofa' yang ketiga adalah alif. Alif ini hanya masuk pada satu tempat, yaitu, isim tasniah. Kalau kemaren ada isim mufrod yang berarti satu dan jamak taksir yang berarti banyak. Kalau sekarang ada isim tasniah yang berarti dua. Dalam kitab ini di jelaskan.. bla.. bla.. bla..." Akhi Farkhan menjelaskan secara detail pengertian tentang isim tasniah.

Sebagian dari mereka mendengarkan dengan seksama. Sedangkan sebagian yang lain sibuk dengan kegiatan masing-masing. Seperti Anta. Dia mendengarkan, tapi masuk telinga kiri dan keluar telinga kiri juga. Tak peduli dengan pelajaran yang menurutnya menguras otak. Karena dia duduk di belakang, jadi dia hanya mencoret-coret bukunya.

'Gue adalah alif pada tanda rofa', yang mengubah isim mufrod menjadi isim tasniah. Itu berarti lo dan dia menjadi isim tasniah, yang berarti dua. Bukan jomblo bukan juga orang ketiga.' Sekiranya itulah yang di tulis oleh Anta tanpa sadar.

Anta menghembuskan napasnya. "Gue ngomong sama siapa, sih?" gumam Anta dalam hati. Dia menaruh pulpennya di atas meja. Ia mengedarkan pandangannya, mencari suasana baru. Namun, netranya terhenti pada sosok yang duduk tak jauh di sampingnya.

Ziyan dengan seksama men dengarkan penjelasan Akhi Farkhan. Bahkan, dia tidak melirik sama sekali. Hanya fokus kedepan. Tiba-tiba Anta jadi mengingat kejadian tadi malam. Sejenak dia menatap Ziyan, kemudian dia menatap ke arah bukunya dan membaca tulisannya.

"Bingo...!!" teriak Anta tiba-tiba sembari memukul meja di depannya.

Hal itu membuat yang lainnya menatap kearahnya, heran. Begitu juga Akhi Farkhan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'roban CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang