3rd Dream

11 2 0
                                    

Aku punya seorang adik. Adik perempuan dengan rambut hitam legam sepinggang. Bertolak belakang denganku yang memiliki rambut seperti lelaki -temanku mengatakannya 'gonjes', entah apa maksudnya.

Adikku seperti layaknya anak perempuan lainnya, dia punya mainan kesayangan. Sebuah boneka teddy bear, tentu saja. Aku tak heran jika ia memainkan itu.

Namun yang membuatku bingung adalah dia bermain dengan cermin kecil. Dia selalu berbicara pada dirinya sendiri di cermin itu.

Aku pernah sekali bertanya padanya, pada siapa ia bermain. Tapi dia tak pernah menjawabku. Dia akan segera berlari menjauhiku dengan wajah berseri khasnya. Begitu juga jika ibuku yang bertanya.

Aku pernah sekali mencoba mencuri cerminnya. Aku melihat ke dalam cermin dan yang kulihat hanya bayanganku. Aku tak mengerti.

Kali ini aku akan mencoba melihat kedalam cermin itu sekali lagi. Hanya saja aku akan meminta adikku secara baik - baik.

Tepat seperti pemikiranku, adikku sedang bermain bersama cerminnya di kamarnya. Sendiri. Aku mendatanginya dan memintanya dengan baik.

Awalnya dia enggan memberikan. Namun setelah bertanya pada cerminnya itu, aku di perbolehkan bermain bersama. Dia menyerahkan cerminnya kepadaku dan memberikanku petunjuk agar menggoyangkan cermin itu ke kanan dan ke kiri sampai aku melihat seseorang.

Sambil memainkan cermin itu, aku bertanya pada adikku siapa seseorang itu. Awalnya dia cekikikan tak bersalah. Namun sedetik kemudian, bertepatan dengan tatapan itu dan jawaban adikku, semua memerah.

DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang