5th Dream (Pt. 2)

4 1 0
                                    


Selama aku dan Diana berada di sekolah ini, kami mengikuti setiap kegiatan sekolah dengan baik. Setiap ada absensi, aku selalu mengangkat tanganku menggantikan siapapun yang memiliki nama yang sama denganku. Dari semua kegiatan sekolah, aku paling menyukai pelajaran olahraga. Karena kami akan berada diluar gedung dan mengikuti berbagai macam olahraga. Sekolah ini sangat keren, mereka menyediakan berbagai jenis olahraga yang bisa dicoba setiap pelajaran sekolah atau setiap jam pelajaran selesai.

Hari ini termasuk salah satunya. Jadwal pelajaran olahraga adalah jam pelajaran selanjutnya. Hari ini kami akan belajar mengenai olahraga renang, sehingga semua siswa bergerak untuk berganti pakaian dan menuju kolam renang sekolah. Aku suka olahraga renang disini, karena kolam renang di sekolah ini memiliki lantai yang landai. Sehingga setiap orang yang tidak bisa berenang, seperti aku, tetap bisa mencoba belajar di area yang dangkal.

Setibanya di area kolam renang, Sandi mendatangi aku dan Diana sambil tersenyum penuh arti. "Hei. Aku punya rencana. Aku mau menjaili Nathan. Kalian ikut?" Tanyanya.

Aku memutar mataku, bosan. "Kau kan juga tahu kalau dia tidak akan jatuh kedalam rencanamu. Hingga saat ini tidak ada rencana jailmu yang berhasil untuk Nathan."

"Kali ini pasti berhasil. Aku yakin 100%!" Jawabnya dengan penuh semangat.

"Memangnya apa rencanamu kali ini?" Aku tertawa kecil. Memangnya sehebat apa rencananya hingga dia bisa yakin bisa berhasil. Pikirku dalam hati.

"Jadi... Aku melihat bahwa Nathan memberikan perhatian khusus padamu, El." Katanya yang langsung disambut oleh dengusanku. "Tunggu dulu. Belum selesai. Aku ingin membuktikannya."

"Baiklah. Lalu apa rencanamu?" Tanya Diana kali ini, tidak sabar.

"Oke. Oke. Jadi aku pikir bagaimana jika Ella pura-pura tenggelam dan kita lihat apakah Nathan akan menolongmu atau tidak."

Jujur saja, itu adalah rencana bodoh dan sedikit berbahaya. Maksudku, rencana itu sangat biasa dilakukan oleh banyak orang. Jadi tentu saja Nathan akan langsung mengetahuinya. Lagipula akting ku sangat payah. Dia tidak akan percaya hanya dalam sekali lihat.

"'Gimana? Rencana yang bagus, kan?" Tanya Sandi sambil memainkan alis matanya, naik-turun.

"Rencana bodoh apa itu?! Semua orang juga akan langsung tahu!" Bahkan Diana berpikiran yang sama denganku.

"Ayolah. Rencana ini bagus. Tidak ada salahnya kita mencoba." Pinta Sandi dengan memelas.

"Oke. Tapi kau harus mentraktirku eskrim setelah ini!" Kataku dengan nada mengancam.

Sandi tersenyum cerah dengan jawabanku, "Deal!"

-;-;-;-;-;-;-

Disinilah aku sekarang. Berada di dalam kolam renang bagian dangkal yang lantainya masih bisa dijangkau oleh kaki ku. Aku melihat sisi kananku, tempat Nathan yang sedang berganti seragam ke pakaian renang. Aku melihat ke sisi kiri kolam dimana ada Diana dan Sandi yang sedang bersembunyi sambil tersenyum dan mengangkat jari jempol tangan kanannya, memberi sinyal bahwa ini saat nya aku ber-akting.

Aku hanya perlu menenggelamkan sedikit wajahku, mengangkat tanganku berkali-kali keatas, dan menggerakkan tubuhku seakan berusaha mengambil napas. Mudah. Aku mulai menenggelamkan wajahku dan mengangkat tanganku. Aku menggerakkan tanganku dengan agresif untuk semakin meyakinkan Nathan bahwa aku sedang tenggelam. Namun semakin aku menggerakkan tubuhku, semakin tidak seimbang pijakan kaki ku.

Eh... Mana pijakanku?

Aku mulai merasa panik. Kali ini aku benar-benar tenggelam.

Aku tidak bisa memijakkan kaki ku. Mana lantainya? Aku tidak bisa bernapas. Tolong! Tolong aku!

DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang