Ch3

385 42 0
                                    

“ah sial..”, Lisa memakai kemeja putihnya dan berusaha mencari dasi sekolahnya, lalu memasangnya di kerah baju sekolahnya dengan sembrono, “ah sial aku akan melakukannya nanti.”

Dia tidak melakukan apapun dengan benar pagi ini dan Jennie sebentar lagi akan sampai untuk menjemputnya.

Mendorong kembali rambutnya ke belakang, dia memakai make up sedikit saat ia mendengar suara klakson mobil diluar rumahnya. Dia terburu-buru untuk melihat dari jendela kamarnya, menyibak gorden dan melihat mobil Jennie sudah disana.

Kehabisan waktu, Lisa mengambil tasnya dan turun kebawah rumah melewati tangga dengan cepat memasang sepatu nike putih nya dan blazer yang tergantung di gantungan pintu.

Lisa mengunci pintu depan rumahnya, memegang tumblr berisi thaitea dengan satu tangan. Dia tidak terlalu berfungsi dengan baik di pagi hari sebelum meminum teh susu di awal hari, memerlukan asupan gula.

Jennie melambaikan tangan padanya saat Lisa berjalan mendekati mobilnya. Lisa bisa mendengar lagu Blackpink dari dalam mobil.

Lisa membuka pintu penumpang dengan kerutan di wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lisa membuka pintu penumpang dengan kerutan di wajahnya. Jennie tersenyum lalu menjalankan mobilnya saat Lisa sudah memasang safety belt dengan benar.

“bukan orang yang suka bangun pagi?”, tanya Jennie melihat ekspresi Lisa yang gusar.

“juga bukan orang yang suka duduk di kursi penumpang.”, ujar Lisa kesal membuat Jennie tertawa.

“Aku bisa melihatnya dari kerutan di dahimu, atau kamu mulai menyesali ini?”

Fakta bagus bahwa Lisa tinggal dekat dengan sekolah dan jennie sudah memarkirkan mobil mini cooper nya, mematikan mesinnya dan memutar wajahnya menghadap Lisa dengan ekspresi bertanya menunggu jawaban dari Lisa.

Jennie terlihat cantik. Rambutnya tergerai panjang kebawah beberapa helai menutupi wajahnya. Mata cokelatnya yang seperti kucing menunggu tiak sabar menatap Lisa lekat.

Membutuhkan usaha banyak untuk menahan diri bagi Lisa untuk tidak menciumnya.

“Nah, maaf. Kamu tidak akan lolos begitu mudah dari menjadi tutor ku.”, ucap Lisa, dengan percaya diri menatap mata kucing itu kembali.

“Oke pacarku. Mari lakukan ini.”, Jennie mengejutkan Lisa dengan memberikan kecupan di pipi kanannya.

“Ye-yeah.”, Pipi Lisa memerah dan dia segera membuka pintu mobil hampir membuatnya terjatuh.

Lisa bersyukur dengan angin yang bertiup kearahnya di tengah area parkir, membuatnya lebih mudah menenangkan dirinya.

“Melupakan sesuatu?”

Jennie menghampiri Lisa dengan tas Lisa di tangannya, pipi Lisa kembali memerah, angin dingin yang bertiup tidak cukup untuk menenangkannya kali ini. Hari pertama untuk lebih dekat dengan orang yang dia suka dan dia sudah melakukan hal bodoh berulang kali.

Head In The Clouds - JenlisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang