Assalamualaikum...
Terlihat seorang gadis remaja yang sudah tidak lagi terlelap dalam tidurnya itu menggeliatkan tubuhnya. Matanya perlahan terbuka dengan mengerjap ngerjapkan matanya beberapa kali, menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam netranya.
Sesaat, wanita itu terdiam heran saat melihat kamar yang ia tempati sekarang sangat jauh Berbeda dengan kamar nya yang Mana terlihat lebih feminim dari kamar ini. Karena, kamar yang sekarang wanita itu tempati adalah sebuah kamar yang terlihat seperti Kamar laki laki yang kaya raya. Sebab, ruangan tersebut juga jauh lebih besar dari kamarnya sendiri.
Wanita yang masih setengah sadar itu kembali mencoba berpikir, ia sedang ada di mana dan kenapa ia bisa ada di tempat tersebut. Dan di tengah pemikirannya itu, ia kembali menyadari sesuatu.
Sesuatu yang ia kira guling yang menimpa pinggangnya itu ternyata bukan lah sebuah guling yang tadi ia pikirkan. Melainkan sebuah lengan kekar yang terasa tengah memeluk nya dari belakang!
Sontak, wanita tadi berbalik ke arah belakang dengan gerakan kasar. Dan di saat itu juga, mata nya membelalak terkejut ketika ia mendapati wajah seorang laki laki tampan yang masih tertidur pulas.
"Anj! Siapa lo!" Teriak wanita itu yang tidak lain adalah Adiva Raquel Vaqueza, dengan Suara keras nya. Adiva bahkan tidak peduli kalau suaranya tadi mengganggu tidur nyenyak orang yang sekarang sudah menggeliat dengan mata nya yang perlahan mulai terbuka.
"Kenapa Lo ada di sini?!" Teriak Adiva lagi yang kini sudah mendudukan diri nya dengan gerakan kasarnya lagi.
Adiva bahkan juga tidak segan untuk menepis tangan laki laki tadi yang bertengger manis di pinggangnya. Ralat, bertengger pahit di pinggangnya sebab, Adiva tidak menginginkan hal tersebut.
Berbeda dengan Adiva yang masih tidak sadar dan dikuasai oleh rasa terkejutnya itu, laki laki yang tadi merasa terganggu dalam tidur nya itu berdecak keras. "Bacot! Gue suami Lo, bego!" Umpatnya yang masih berusaha mengumpulkan nyawanya kembali.
"Wait! Kak Bintang? Kok Lo bisa di sini?!" Bingung sekaligus panik yang sekarang Adiva rasakan ketika menyadari kalau laki laki tampan tadi adalah Bintang, seniornya di sekolah juga salah satu ketua geng yang paling di segani di sekolah nya, Xetrapati.
"Udah gue bilang kalau gue itu suami Lo, bego!" Kesal Bintang lagi saat wanita di hadapan nya itu masih seperti orang yang linglung lupa arah jalan pulang.
"Hah? Suami?" Tawa Adiva mengudara. "Yang benar saja!"
Bintang yang sudah tidak minat untuk melanjutkan tidur nya itu pun mendudukan diri nya di atas, ranjang yang tadi ia tiduri. Mata nya menatap Adiva lekat sampai wanita itu menghentikan tawa renyahnya.
"Lo serius, kak?" Tanya adiva yang rasanya sudah sangat berat untuk melanjutkan tawa tidak Habis pikir nya tadi.
"Lo lupa sama kejadian kemarin?"
"Kemarin?" Seketika, ingatan Adiva telempar pada kejadian kemarin yang rasa nya masih seperti hari hari biasanya.
Kemarin, Adiva masih pergi ke sekolah seperti biasanya, haha hihi bersama teman temannya dengan tanpa beban. Dan kemarin juga, Adiva masih mengawal salah satu sahabat nya yang tengah pendekatan dengan salah satu anggota xetrapati yang terkenal paling kalem.
Ya, walau kalem nya anak xetrapati itu tetap saja masih suka mabuk dan balapan liar, tapi setidak nya satu di antara lima puluh anak xetrapati itu dia yang paling mending di antara yang lain nya.
Karena, orang itu tidak suka main cewek. Beda dengan anak anak xetrapati yang lain nya yang suka sekali Gonta ganti pacar. Termasuk laki laki yang ada di hadapan Adiva sekarang yang notabenenya malah ketua umum xetrapati generasi ke lima.
Dan setelah pulang sekolah, Adiva yang notabenenya mengikuti ekskul cheers di sekolah nya itu terpaksa absen ketika mama nya menelponnya untuk segera pulang. Bahkan, kedua orang tua nya sendiri yang datang langsung untuk menjemputnya pulang.
"Ada apa sih, ma? Kenapa tiba tiba jemput gini dan suruh aku pulang cepet?" heran Adiva sesaat setelah naik ke dalam mobil papanya.
"Darurat, sayang." Jawab mama nya yang duduk di samping kemudi yang mana mobil tersebut dikemudikan langsung oleh papa nya yang sepertinya juga baru pulang dari kantor. Sebab, saat ini papanya masih mengenakan setelan jas lengkap nya seperti saat berangkat ke kantor tadi pagi.
"Darurat apa, sih, ma?" Adiva semakin kebingungan sendiri ketika mendengar balasan mama nya tadi.
"Nanti kamu juga akan tahu sendiri, sayang," timpal nya yang akhirnya membuat Adiva memilih untuk diam. Mau bertanya lagi pun rasa nya percuma saja. Mama dan papanya tidak tidak ingin mengatakan nya langsung pada nya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang's is my husband
Teen Fiction📝UP seminggu sekali📝 Kalau kepo baca aja kuy Bintang's is my husband