06. Anak kecil🔮

45 4 4
                                    

"Udah Inget, kan Lo?" Sahut Bintang setelah melihat wanita yang ada di hadapannya itu terdiam cukup lama.

"Tapi, kak. Lo kok bisa ada di sini?"

"Ck, udah gue bilang gue ini suami, lo!" Jengah Bintang saat Adiva terus saja bertanya akan hal tersebut.

"Bukan itu maksud gue, kak!"

"Terus apaan?!"

"Lo kok bisa tidur di sini? Semalam lo, kan udah setuju kalau tidur di sofa?!" Protes Adiva.

Tadi malam, setelah melewati berbagai perdebatan yang syukurnya tidak sampai ke meja hijau itu, akhirnya Bintang menyetujui untuk tidur di sofa panjang yang ada di kamar tersebut.

Namun sekarang, Adiva malah mendapati Bintang yang tertidur satu ranjang dengannya. Dan dengan tidak tahu dirinya lagi, laki-laki itu tertidur dengan menjadikannya sebagai gulingnya! Bagaimana Adiva tidak protes coba?

"Lo pikir enak tidur di sofa. Hari ini gue ada jadwal tawuran, jadi tubuh gue harus fit."

"Ada gitu tawuran dijadwal?" Heran Adiva cengo sendiri mendengar alasan yang sungguh tidak pernah terlintas di otak cantiknya itu.

"Ada. Buktinya gue." Jawabnya singkat.

"Ck, terserah lo deh, kak. Pusing gue lama-lama." Keluh Adiva yang masih tidak habis pikir dengan laki-laki itu.

"Mau ke mana lo?" Tanya Bintang ketika melihat, Adiva yang beranjak dari tempat tidur.

"Mandi. Pagi ini gue ada piket." Jawabnya yang memilih bersiap mandi saat jam di kamar itu sudah menunjukkan pukul lima pagi lebih lima puluh menit, alias jam enam kurang sepuluh menit.

Bintang mengacak-acak rambutnya yang sudah berantakan karena baru bangun tidur, namun justru malah membuatnya semakin terlihat tampan.

Bintang berdiri dari duduknya tadi dan beranjak bersiap-siap kesekolah juga. Bintang akan menggunakan kamar mandi yang ada di luar kamar saja, karena kalau menunggu Adiva, mungkin wanita itu akan lama, pikirnya.

"Pagi buta gini lo mau ke mana?" Heran Bintang ketika ia keluar dari kamarnya.

Ia berpapasan dengan Carissa yang juga baru keluar dari kamarnya, namun wanita itu sudah lengkap dengan seragam sekolahnya.

"Mau mampir dulu ke rumah sakit jenguk mama." Jawab kembaran Bintang itu.

"Adiva mana?" Tanyanya sembari melirik kamar Bintang yang masih terbuka karena, Bintang sendiri juga masih berdiri tepat di daun pintu.

"Mandi." Jawabnya sekilas lalu kembali berjalan keluar seraya menutup pintu kamarnya.

"Bintang, gue mau bicara sebentar sama lo." Ucap Carissa yang membuat Bintang kembali menghentikan langkahnya.

Bintang kembali berbalik menatap Carissa dengan tatapan bertanya-tanya. "Kenapa?"

Carissa sedikit maju, membuat keduanya saling berhadapan. "Gue minta tolong sama lo buat jaga Adiva dengan baik. Dia orang yang baik dan dia juga sahabat baik gue."

"Dia udah merelakan masa mudanya untuk menerima pernikahan ini hanya karena Adiva mau membalas budi sama mama atas apa yang telah mama lakukan pada tante Luna. Gue harap, lo nggak ada pikiran buat sakitin dia apalagi ninggalin dia. Ya, gue tau ini memang berat buat lo juga. Tapi di sini posisinya, Adiva yang paling berat."

Bintang paham akan kekhawatiran kembarannya itu pada sahabat dekatnya sendiri yang sekarang sudah menjadi kakak iparnya.

"Gue tau. Gue juga nggak ada niatan buat main-main soal pernikahan ini. Gue sama Adiva juga udah sepakat kalau kita nggak akan pisah." Jelasnya yang membuat Carissa sedikit lebih lega.

Bintang's is my husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang