part 3

470 43 2
                                    

Shikamaru terlihat sedang menyamankan tubuhnya yang menyender disofa ruang tamu rumahnya. Ini sudah jam 2 subuh, dia baru pulang dari kantor nya. Sebenarnya dengan otak jenius nya tidak ada pekerjaan yang berat bagi nya yang mungkin akan membuatnya lembur. Dia hanya ingin terus bekerja untuk mengalihkan pikirannya dari instrinya yang meninggalkannya sebulan lalu. Sudah sebulan ini dia pulang subuh, dan makan tidak teratur. Lihat saja rahangnya yang terlihat seperti makin panjang saking banyaknya dia kehilangan berat badan. Dia seperti orang gila yang mencari projek dan kerja sama dengan perusahaan lainnya. Naik 100% dari biasanya. Tapi tenang saja, hanya beberapa orang yang dia repotkan akan ketidakwarasannya itu. Hanya sahabat-sahabatnya yang kebetulan ikut kerja dengannya dan menjadi manajer diperusahaannya yang ikut lembur seperti dia. Choji yang belum menikah namun memiliki wanita dimana-mana, entahlah tubuh berisinya malah membuat banyak wanita tergila-gila pada lelaki yang tidak memiliki komitmen pada satu wanita itu. Ino dan Sai, suami istri yang menunda memiliki anak bahkan setelah 3 tahun pernikahan mereka. Kiba yang kebetulan seperti sedang menduda karena ditinggal istrinya melanjutkan study keluar negri. Dan shino yang sedang stress karena pernikahannya ditunda karena calon istrinya yang seorang artis tiba-tiba mendapat tawaran main role di sebuah dorama.

Mereka ber-6 sudah saling mengenal karena dari SD,SMP sampai SMA mereka selalu satu kelas saat sekolah di yayasan milik keluarga nara walaupun saat itu mereka sama sekali tidak dekat.

Tapi takdir membuat mereka menjadi dekat bahkan menjadi sahabat saat mereka sama-sama menuntut ilmu di tokyo university. Banyak kejadian yang mereka alami yang membuat dan memaksa mereka menjadi dekat dan bersahabat sampai saat ini.

"Hmm" Shikamaru menarik nafas lelah. Ibu jari dan jari telunjuknya kini sibuk memijit kedua keningnya yang dia rasakan sangat sakit.

"Eh.." seperti ngengingat sesuatu dia langsung beranjak dari posisinya, berdiri dan berlari kelantai dua rumah besar itu.

Krekkk

Terdengar suara pintu saat shikamaru membuka pintu perpustakaan. Dan dia mengernyitkan keningnya saat dia tidak menemukan anaknya disana. Biasanya saat dia pulang shikadai pasti sedang berada diruang perpustakaan itu,baik  dengan keadaan shikadai sudah tertidur namun sangat sering juga dengan keadaan shikadai masih fokus membaca.

Shikamaru dengan tergesa melangkah kekamar anaknya, walaupun otaknya mengatakan kalau tidak mungkin shikadai bisa tidur jam segini, anak itu trauma tidur karena itulah dia selalu berusaha terjaga sampai selama mungkin. Entah apa yang anak kecil itu mimpikan dihari okasan nya pergi meninggalkannya, yang shikamaru tau, malam itu dia berlari tergesa kekamar anaknya saat mendengar teriakan shikadai, dan betapa kagetnya dia saat itu melihat shikadai yang masih memejamkan matanya meronta-ronta dengan wajahnya yang sudah dipenuhi air matanya. Malam itu shikamaru menggendong shikadai sambil duduk sampai shikadai benar-benar tertidur dengan hanya tinggal isakan. Selama 2 jam shikadai meronta dan menangis tapi tidak mau membuka mata.

"Hmm" Shikamaru menarik nafas saat akan membuka pintu kamar anaknya.

Namun alangkah terkejutnya dia saat melihat anaknya sedang tidur nyenyak dengan memeluk seorang wanita.

"Okasan?" Shikamaru menyangkal nya sendiri, tidak mungkin itu ibunya, ibunya memang memiliki rambut sepinggang tapi bukan warna lavender seperti ini.

"Kawai.." shikamaru tersenyum, mungkin senyum pertamanya dalam sebulan ini. Dia tersenyum saat melihat betapa manisnya anaknya tertidur sambil tersenyum saat ini. Shikamaru sangat merindukan tampang anaknya yang seperti ini. Tampang yang sesuai dengan usianya, tampang menggemaskan. Tidak seperti sebulan ini anaknya yang masih kecil itu bertingkah seperti orang dewasa yang tidak berbicara pada siapapun. Hanya menghabiskan waktunya diperpustakaan nya, di perpustakaan shikamaru lebih tepatnya.

[End] Its YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang