2. Aku sakit?

359 15 0
                                    

Pagi pun tiba, suara alarm yang memekakkan telinga terdengar dari kamar Akio, tapi sang empu tak kunjung menampakkan netra biru cerahnya dan tak kunjung mematikan alarm itu.

Hingga suara itu terdengar ke kamar sebelah yang tentu saja sang empu sudah bangun dan bersiap-siap "Tu anak ngapain lagi sih? Sudah tau alarm bunyi, gak dimatikan. Jangan-jangan masih tidur lagi?" Akhirnya Tsuki menghentikan kegiatannya untuk menuju ke kamar sebelah. Mulutnya juga sudah siap untuk melontarkan omelan pagi.

Dan ternyata benar saja. Ketika pintu kamar terbuka dan Tsuki telah masuk, terlihat wajah damai adiknya yang seolah tuli karena tak mendengar alarm kencang disamping tempat tidurnya.

"Ampun dah. Budeg apa ni anak?" Ucap Tsuki sambil menekan alarm yang sedari tadi menyala. "Oi, kepala batu!" Tsuki berteriak tepat disamping telinga adiknya yang tentu saja membuat sang empu terkejut.

"Apaan sih, kak? Gak usah teriak-teriak juga kali" Akio masih mengumpulkan nyawanya yang masih setengah setelah dikagetkan oleh Tsuki yang sedang menghamuk.

"Ya gimana enggak? Orang ini udah jam enam Lo belum bangun juga. Mana alarm bunyinya kayak mau bikin gendang telinga pecah lagi" Ucap Tsuki sambil membuka tirai kamar Akio. Ia tampak begitu kesal dengan kelakuan adiknya. "Lo pasti begadang main game lagi kan?" Tuduh Tsuki.

"Enggak kok" Bela Akio yang sebenarnya tak bisa tidur karena rasa nyeri, tapi ia memang sengaja tak memberitahu kakaknya.

"Terus kenapa bangunnya siang? Alarm kenceng gitu juga gak kedengaran? Budeg" Tuduh Tsuki yang benar-benar mengira Akio bermain game. Ia menghela nafas, merasa lelah dengan kelakuan adiknya.

Dan tentu saja melihat hal itu membuat perasaan sesal muncul kembali dari diri Akio. Ia tak ingin membuat Tsuki tambah lelah karena kelakuannya, hingga akhirnya ia mengakui telah melakukan hal yang tidak dilakukannya. "Oke, aku memang begadang. Tapi bukan main game. Aku gak inget kalau ada pr, jadi aku kerjain dulu pr-nya tadi malam"

"Makannya habis pulang sekolah jangan keliaran dulu, kerjain dulu tugasnya" Lagi-lagi Tsuki menghela nafas. Mungkin ia kali ini benar-benar lelah dengan tingkah adiknya, ditambah dengan tugas-tugas yang tak seharusnya ia tanggung. Langkah kaki berat itu keluar dari kamar yang tentu saja membuat Akio semakin menyesali dirinya.

Padahal baru saja tadi malam Tsuki terasa seperti memaafkannya dan kembali bercandatawa dengannya. Tapi pagi ini Tsuki sudah kembali dibuat lelah karena dirinya.

Akhirnya dengan tubuh yang nyawanya belum terkumpul sepenuhnya, sang empu segera mengambil handuk untuk ritual mandi pagi agar tak terlambat ke sekolah dan tak membuat Tsuki semakin lelah.

~~~

Setelah selesai mandi, Akio cepat-cepat memakai seragamnya dan menyambar tas hitam yang selalu diletakkannya di samping meja belajar. Ia segera menuruni tangga untuk menuju ke meja makan yang disana terlihat Tsuki yang sudah hampir selesai menyantap roti panggangnya.

"Duluan" Tsuki segera beranjak dari meja makan  tepat ketika Akio sudah buru-buru kesana agar bisa sarapan bareng.

Akio menghela nafas "Gak nungguin aku sarapan dulu nih?" Tanya Akio yang ingin memastikan walaupun ia yakin Tsuki akan menolak karena harus berangkat duluan.

Ya, benar saja. Tsuki hanya mengangkat bahunya yang mengisyaratkan bahwa Akio tau apa yang akan dikatakan selanjutnya. Ia hanya mengambil kunci motornya untuk berangkat ke sekolah tanpa menuruti permintaan adiknya.

Sementara Akio hanya menghela nafas, rasanya nafsu makannya menghilang mengingat tampang lelah sang kakak. Hingga akhirnya Akio tak jadi menyantap roti panggang yang ada diatas meja makan. Ia hanya menyimpannya dan langsung mengambil kunci motor untuk berangkat sekolah juga.

[✓] My Brother My HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang