10| Kenangan Masa Lalu

29 16 0
                                        

Di pagi hari yang sejuk. Seorang laki-laki kini sudah berada di taman yang jaraknya tidak jauh dari rumahnya. Saat ini di waktu yang sepagi ini. Laki-laki itu sudah terbiasa berlari mengelilingi taman. Namun terkadang dia juga selalu mengelilingi kompleks rumahnya.

Dan laki-laki itu adalah Ryan. Memang dia sengaja melakukan jogging pagi hari ini. Setelah hampir 3 hari tidak keluar rumah. Namun kali ini, ada yang berbeda dengan penampilan laki-laki itu. Terlihat pada tangan dan lututnya yang terdapat perban yang melingkar.

Ttttrrr...

Getaran yang berasal dari handphone miliknya menghentikan sejenak langkah Ryan. Laki-laki itu segera membuka layar handphonenya. Yang kini telah menampilkan beberapa telepon seluler yang tidak terjawab serta beberapa chat yang di kirim dari nomor yang sama. Ryan dengan cepat segera menekan aplikasi berwarna hijau lalu tangannya mengetikan beberapa kata sebelum si pemilik nomor itu marah.

Ibu

Ryan kamu di mana?
Apa kamu lagi jogging? Memangnya kaki kamu sudah tidak sakit?

Di taman, gak

Ibu

Maksudnya? Yang jelas dong!. Ibu nanya malah balik nanya

Iya lagi di taman tapi kaki aku udah gak sakit lagi bu

Ibu

Jogging gak?

Enggak, ini lagi balas pesan ibu

Ibu

Tapi kamu ke taman niatnya buat jogging kan Ryan.

Iya buu

Pesan itu berakhir begitu saja. Tanpa di baca maupun di balas. Ryan memasukkan kembali handphone miliknya ke saku celananya. Lalu kemudian kembali melangkah mengitari taman Asrisari yang sudah hampir dia putari sebanyak 3 kali.

Sementara, perihal kakinya yang sakit serta lutut dan tangannya yang di perban. Itu terjadi karena perkelahian yang terjadi antara dirinya dan sekelompok remaja dari sekolah lain beberapa hari yang lalu. Yang membuat tangan dan kakinya terluka akibat senjata tajam. Tak hanya itu, Ryan juga di tendang sampai terjatuh pada waktu itu. Karena itu lah kakinya terkilir, yang membuat dirinya tidak datang ke sekolah selama 3 hari.

Selama 3 hari juga dia sudah tidak keluar rumah. Karena itu lah dia merasa bosan. Sehingga hari ini dia melakukan kegiatan rutin yang biasa dia lakukan setiap hari yakni jogging. Padahal kakinya baru sembuh.

Setelah cukup lama melakukan jogging. Akhirnya Ryan beristirahat sejenak di salah satu kursi taman. Cukup beberapa lama dia memandang ke sekitar taman itu. Taman yang pernah menjadi tempatnya bermain waktu kecil dan taman ini juga yang menjadi saksi bisu atas pernyataan cintanya kepada gadis kecil yang pada saat itu usianya hanya berkisar 12 tahun.

Senyuman manis terpancar dari bibirnya yang tipis. Banyak yang berubah dari taman ini begitu pun dengan dirinya namun tidak dengan perasaannya. Perasaan yang masih sama untuk gadis yang menolak cintanya pada usia 12 tahun.

Pikirannya menyelami kenangan-kenangan masa kecilnya. Memutar kembali memori yang sudah tersimpan lama.

6 tahun yang lalu.

Di sebuah taman yang cukup luas. Terdapat 2 orang anak yang sedang bermain. Mereka berdua duduk di ayunan sembari memakan es krim yang mulai meleleh.

"Kalau sudah besar nanti cita-cita kamu apa"

Anak laki-laki itu mengajukan sebuah pertanyaan kepada gadis yang berada di sebelahnya. Anak laki-laki yang berusia sekitar 12 tahun itu tak lain adalah Ryan.

ThareqTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang