Ruangan bercat putih di lengkapi rak-rak penyimpanan buku yang besar dan tinggi itu di penuhi oleh susunan buku-buku tebal yang berjajar rapih tersusun berdasarkan jenis materinya.
Dari kejauhan terlihat seorang laki-laki yang memakai kemeja hitam tengah memilih-milih buku yang tepat untuk dia baca dan laki-laki itu tidak lain dan tidak bukan adalah Thareq. Thareq memang menyukai buku, bahkan dia sampai membuat perpustakaan untuk dirinya sendiri di rumahnya. Saat tengah asik memilih buku, dia di kejutkan oleh decatan pintu yang di dorong dengan keras.
"Thareq" suara dari seseorang yang memanggil namanya dengan keras, berhasil mengalihkan tatapan matanya. Thareq menatap orang itu secara sekilas. Sementara dari kejauhan, lelaki itu kembali memanggil namanya berulang kali. Sedangkan yang dipanggil sedari tadi malah menaikkan bahunya acuh, tampak tidak peduli dengan orang yang tengah mencarinya saat ini.
"Oh itu dia" Laki-laki itu menghembuskan nafas lega. Dia mendekati Thareq dan tak berhenti di situ saja, tangannya juga menepuk pundak Thareq dengan cukup keras hingga sang empu yang tengah asik membaca itu terkejut dan menutupkan lembaran buku di tangannya.
"Kenapa?" tanyanya.
Thareq menatap tajam laki-laki yang saat ini berada di sampingnya itu, sedangkan yang mendapatkan tatapan tajam hanya menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal. laki-laki itu adalah Raynald sepupu dari Thareq, mereka memiliki perbedaan usia yang tidak terpaut jauh, hanya beberapa bulan saja.
"Ikut gue yu?" ucap Raynald
"Gak" tawaran lelaki itu langsung mendapatkan penolakan begitu saja dari Thareq, tanpa menanyakan maksud dan tujuan Raynald terlebih dahulu.
"Ayolah kita ke pantai" tawarnya lagi.
"Gak"
Tidak terima mendapati penolakan, akhirnya Raynald dengan segala keberanian yang di milikinya menyeret Thareq hingga keluar dari rumahnya. Raynald tidak menyukai buku dan dia membenci perpustakaan, baginya tempat itu adalah tempat yang paling membosankan namun berbeda dengan sepupunya yang hanya berbeda beberapa bulan darinya itu. Thareq bahkan bisa menghabiskan seluruh waktunya di tempat itu.
"Lo apaan sih, lepasin gue!" Ucapnya dengan tatapan tajam, sikutnya ia arahkan pada dada lelaki itu sehingga untaian tangan Raynald terlepas dari bajunya. Thareq berhasil melepaskan dirinya dari cengkeraman Raynald.
"Pokoknya lo harus ikut gue!, kalau enggak buku-buku lo bakalan habis gue bakar"
"MAKSUD LO APA?" ucap Thareq dengan emosi yang meledak seketika.
"Santai bro, dari pada lu emosi mending kita ke pantai" ucap Raynald dengan cengiran tidak jelasnya, tangannya terangkat mengelus pundak orang di sebelahnya.
"Tapi soal perpustakaan lo yang bakal gue bakar itu cuma bercanda, tenang aja paling kalau lo balik lagi ke sana abis adzan isya juga udah kelar" tambahnya.
"Kurang ajar awas lo kalau butuh tempat berlindung dari amukan mama lo"
"Jangan gitu juga kali" Raynald menatap Thareq dengan wajah memelas, ia menelan ludahnya sendiri.
Raynald memang sering numpang tidur di rumah Thareq untuk menghindari amarah ibunya akibat nilai rapotnya yang tidak juga meningkat namun menurun juga tidak. Kalau kata dia seimbang. Salain itu, Raynald juga suka berkelahi karena itu ibunya selalu memarahinya akibat dari perlakuannya.
"Yu cepat naik" ajaknya.
Kali ini Thareq menuruti tawaran Raynald yang terus mengajaknya untuk pergi ke pantai, entah apa yang membuat anak itu bersikeras ingin pergi bersamanya. Tetapi memang seperti itulah Raynald dia adalah tipe orang yang keras kepala.

KAMU SEDANG MEMBACA
Thareq
Roman pour AdolescentsApa jadinya jika orang yang pendiam, cuek serta tidak cukup pandai dalam bergaul apalagi dekat dengan perempuan itu sekarang malah mengejar-ngejar perempuan yang baru dikenalnya sehabis menolongnya dari copet? Ya, itu lah yang di alami oleh laki-lak...