Chika memasuki ruangan yang akan menjadi kamar asrama nya yang ternyata memiliki ukuran yang sangat luas sekali sehingga ia merasa begitu bahagia, ia pun buru-buru masuk ke dalam "anjir gede banget kek rumah asli gue cuk!!" Tanpa sadar Chika juga mengeluarkan kata-kata kasar nya.
"Ruang tamu aja seluas ini, kamar nya pasti nggak sempit kan!?" Tanya Chika kepada Mr.Zero dan Leonard yang hanya mengangguk "of course, you have all of this because your patner collab is special miss Chika..." Sahut Mr.Zero yang menyungging smirk sembari menolehkan dagu ke arah Leonard yang tumben-tumben nya gugup.
"Uhm... wanna take tour lady Chika?" Tanya Leonard malu-malu.
"Sure, why not!?" Semangat Chika.
"Then we walk into living room first.." sahut Leonard memimpin jalan di ikuti Chika yang mengekori dari belakang dengan wajah exicted penuh ketidak sabaran, seperti anjing yang mengikuti tuan nya jalan-jalan dan itulah yang di pikirkan Mr.Zero sebelum ia pergi dari ruangan tersebut.
Leonard mengajak Chika ke ruang keluarga yang sangat besar dan megah dengan sofa putih besar dan layar tv 40inch yang terpampang di depan sofa dan meja kaca sepanjang 1m, Chika pun langsung mencoba duduk di bagian sofa "waw it's so soft and comfortable, i like it" ujar Chika.
"Wanna go to the kitchen?" Sela Leonard sambil menunjuk ke arah dapur, Chika pun mengangguk dan mereka berjalan kembali, kali ini pergi melihat-lihat dapur "hey can you speak indonesian?, I wanna see your voice in indonesia..." Tanya Chika mencoba memecahkan keheningan sebisa mungkin.
"Tentu saja nona, bagaimana menurut mu suara ku sekarang?" Jawab Leonard yang me-notice request dari Chika yang cuma iseng.
Deg..deg..
"Njir langsung heartshoot!!" Pekik Chika dalam batin, pasal nya suara nya Leonard jadi lebih mantap dan bikin orang tak terselamatkan karena pesona nan damage nya bertambah beribu-ribu kali lipat "w..wah gini kan jadi enak kalau ng..ngomong pakai bahasa indo hehehe.." sahut Chika malu-malu, merasa diri nya idiot.
Selama masa hidup nya ia pendiam yang bakalan diam dan berusaha cuek namun kali ini ia malah mencoba mengajak berbicara orang baru, rasanya kek idiot cuy untung si empu nya nggak cuek dan tetap saja menjawab nya, nggak kayak orang yang pernah dulu dia ajak bicara dulu eh di cuekin kan jadi trauma.
"Nah kita sampai di dapur nya, di sini kau bisa menaruh groceries yang kamu bawa tadi..." Sahut Leonard yang menunjuk sebuah kulkas besar dua pintu, membuat Chika tersadar dan membawa belanjaan suplies nya ke dalam kulkas "ini aku campur nggak apa kan?" Tanya Chika.
"Do all you want is empty anyway, i meal in restaurant so i never take my groceries except drink's in fridge" ujar Leonard sambil membantu Chika menata suplies di dalam kulkas, Chika pun hanya mengangguk membalas penjelasan.
"Oh iya, aku tadi tidak melihat mu bersama Mr.Zero tetapi kamu datang, apakah kamu bisa merasakan aura nya?" Tanya Chika penasaran.
"Yeah i feel that so bad, and this night i dont wanna sleep.." jawab Leonard.
"Then what kind of food you want to eat?" Tanya Chika sambil memegang spatula di tangan nya dengan senyum miring, terlihat sangat manis di mata Leonard "up to you, i'll ate whatever food you give to me" jawab Leonard sembari memalingkan wajah nya ke arah lain menghindari kontak mata.
###
Chika memotong beberapa sayur sawi dan daging sapi rebus, setelah itu ia memanaskan minyak dan menaburkan berbagai macam bumbu termasuk garam dan lada lalu kecap dan setelah panas ia mencampurkan bahan jadi satu di dalam wajan, tampak bau sedap tengah melingkupi wilayah dapur tersebut.
"Wow this smells good, are they have a good taste too?" Tanya Leonard yang meragukan sedikit bakat masak Chika, tentu Chika menatap nya dengan death glare paling mematikan "diem aja kau bangs*t!!" Kesal Chika.
Setelah sudah meresap ke daging dan merata ke seluruh sayur, ia pun menyajikan nya di sebuah piring saji dan mulai menanak nasi "hei prepare the drink already!!" Sela Chika karena merasa bahwa Leonard kurang kerjaan diam saja melihat nya susah.
Setelah selesai Chika menunggu nasi yang telah ia kukus, bukan pakai ricecooker loh ini cara kuno pakai air dan panci kukus nya langsung, Leonard yang terbiasa makan instan langsung jadi pun sedikit mengeluh "im sure its pretty fucking long.." ujar nya mengeluh sambil memainkan sendok yang ada di piring nya.
"Halah ngeluh terooss, kata bokap gue cowok sejati tuh harus bisa semua termasuk sabar!!" Cerocos Chika yang duduk dengan tangan terlipat dan tegak seperti bu boss besar, Leonard hanya memayunkan bibir nya "are you used to be hunter mutant in Red Eye before?" Tanya Leonard.
"Ya, kenapa?" Balas balik Chika.
"Have you already eat meat when you have see somebody die on your team?" Tanya Leonard sekali lagi namun agak gila dan psycho.
"Yap aku nggak kayak everybody yang gampang muntah dan nggak nafsu makan setelah liat mayat tercabik dan biadab sebagai nya.." jawab Chika.
"Wow seriously same here, i think its ridiculous when person have vomit or dont want eat food after see person die" dan Leonard pun menyetujui dan berpendapat juga, menurut nya mati tidak ada hubungan nya dengan makan dan jika kau tidak makan kau akan malah mati konyol kan?.
"Ahh sudah waktu nya melihat hp ku" sahut Chika mengambil hp dari kantong kemeja ungu nya, ia pun telah memainkan hp nya dan Leonard juga beralih mengambil sebuah kotak karton susu cair dari kulkas "you must drink it if you want grown up right.." ujar Leonard sambil menuang susu ke gelas kaca di dekat Chika.
"But i too tall for girl now, ya know.." sahut Chika kepada Leonard.
Shhhhsss.....
"Ah nasi nya sudah mateng njir!!" Sahut Chika yang langsung buru-buru pencet tombol home dan memasukan hp nya kedalam saku lagi, ia berlari menuju penanak nasi, dan mengambil sarung tangan lalu centong nasi.
"Bring the plate here, i will give you rice.." ujar Chika kepada Leonard yang langsung mengambil kedua piring mereka "here you are!!" Timpal Leonard setelah sampai di dekat sang bu boss besar yang ternyata hobi masak juga.
"Mulai hari ini kalau aku bisa masak kita akan makan apa saja yang ku masak, mengerti!?" Tegas Chika.
"Understood madam" gumam Leonard geli mendengar perkataan Chika.
"Dan mulai hari ini mohon kerja sama nya saudara Leonard Prashadora!!" Sahut Chika lagi, kali ini sambil mengambilkan nasi ke piring yang di bawa tadi oleh Leonard, Leonard pun mengangguk "haik Chika-san!!".
"Hiih~ bau bawang!!" Seru Chika geli.
"Tapi suka kan?" Goda Leonard.
Mereka bedua berdiaman cukup lama lalu tertawa bersama karena candaan yang mereka buat "hahaha ngakak juga nih anak!!" Sembur Chika sambil menyenggol lengan Leonard yang memang berada di samping nya.
Kini kita resmi jadi patner
Bersambung...
Jangan lupa vote ya!!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Savior [End]
Teen FictionChika seorang boss gengster yang baru menjadi boss, meskipun begitu soal melawan tanpa senjata dan baku tembak ahli nya, diam-diam dia hacker, demi menjatuhkan Red Eye gengster besar yang berani menyaingi nya dan kerajaan Prashadora ia pun membutuhk...