04. Go To School

20 19 1
                                    

Chika kini tengah dalam keadaan 4L yaitu letih, lesu, lemah, loyo, tidak ada yang lebih menyebalkan daripada masuk sekolah di hidup nya "si anying baru dateng langsung masuk aja, tunggu seminggu dulu kek.." oceh Chika yang kini tengah memakai dasi sekolah nya.

Leonard yang tengah menyisiri rambut nya pun terhenyak mendengar ocehan Chika "why not you like go to school anyway?" Tanya Leonard penasaran.

"Cih not your bussines!!'" ketus Chika meninggalkan kamar setelah selesai menyemprotkan parfum ke tubuh nya, Chika pergi ke dapur hendak menyiapkan sarapan pagi sebelum mereka pergi sekolah, Leonard pun ikut membantu memasak.

Namun sedari tadi keheningan menyelimuti mereka...

"Are you get mad now?" Tanya Leonard dan Chika menatap Leonard sekilas lalu lanjut menggoreng "if im mad i will go ignore you without making breakfast.." sahut Chika tenang membuat Leonard bingung.

"Oh i see.." Leonard mengerjap.

"...."

"...."

"Dont be so awkward, i'd rather with silly side of you than silent side of you.." ujar Chika yang menata telor dadar omelet kornet sapi nya ke dalam piring, setelah itu Leonard pun menuangkan pasta saus tomat dari mini panci nya ke atas telor tersebut.

###

apakah ini kesialan atau keberuntungan, itulah yang di pikir kan sedari tadi oleh Chika, ia benci sekolah dan benci matematika juga fisika tentu saja meskipun ia sangat cerdas tapi otak nya tak mau kerja sama memuat lebih banyak beban memori sehingga diri nya akan sangat malas melakukan apapun ketika ada mata pelajaran tersebut.

Mana pertama masuk langsung waktu mapel matematika, kan si anying...

"Njirlah..ini napa mapel langsung matematika sih!?" Kesal Chika dalam batin nya, ya di depan orang jika ia marah atau apalah ia lebih baik diam dan protes dalam batin ataupun membayangkan fantasi nya yang agak psycho, Leonard yang berada di samping nya hanya diam dan menaikan kaki nya keatas meja dan tangan bertumpu pada leher belakang dah kayak badboy di novel-novel.

"Haa~ boring.." keluh Leonard yang kini menatap malas papan tulis dan penjelasan guru di depan nya, sedang kan Chika menulis penjelasan dan juga material di papan tulis dengan sangat khusuk dan serius.

"Who to be the one answer all of this question?" Tanya bu guru tersebut.

"I am.." ujar Chika mengangkat tangan nya dan segera maju ke depan guru pun memberikan nya spidol papan tulis, Chika pun menjawab semua soal nya dengan cara yang di ajarkan dengan sangat benar meski di sana ia menulis terlalu kacau seperti anak SD "how screwed that written.." gumam Leonard sambil berusaha menyembunyikan ekspresi aneh nya yang sudah ingin meludak keluar.

Setelah selesai Chika pun membalikan badan hendak kembali duduk namun... banyak dari mereka tertawa menertawakan tulisan nya yang jelek begitu pula dengan Leonard, ya nulis rapi pakai pensil bukan keahlian nya tetapi menggambar sketsa adalah keahlian nya meskipun hal tersebut terdengar sangat konyol.

"Just go back to elementary school already!!" Sindir dari seorang siswa di bangku tengah, hal tersebut di sambut banyak tawaan, meskipun begitu Leonard tetap berusaha diam.

"Hahahahahhaa!!!"

Kepala Chika menunduk membuat wajah nya tertutupi bayang rambut, bibir nya melengkung gemetar karena berusaha menahan banyak perasaan, raut muka nya berubah kesal, mata nya berair karena malu, dan sekali lagi tubuh nya bergetar dengan tangan mengatup. Tentu Leonard yang menyadari hal tersebut menjadi sangat murka kepada anak-anak yang terus menertawai Chika.

"Cut of that shit already, she's answer all question nice, it's doesn't matter if the count are right!!, You all must be proud of her!!" Kesal guru kepada murid-murid lainnya, menurut nya Chika adalah anak yang hebat bisa paham hanya dengan sekali penjelasan tanpa kesalahan.

"Fyuuh..untung guru nengahin kalau nggak pasti dah kabur gue dari kelas gegara malu.." batin Chika yang kini berjalan kembali ke tempat duduk nya tentu saja di sebelah Leonard.

"Just calm down, jf not let me beat them okay!?" Sahut Leonard kepada Chika membuat Chika mengangguk dan merasa lebih baik.

"Terkutuklah kau anak-anak jahanam moga-moga kesialan selalu datang padamu.." sumpah Chika dalam batin kepada anak-anak yang menertawai tulisan nya, memang mustahil anak yang bisa sketsa memiliki tulisan kek seni abstrak gitu..

###

Istirahat pun tiba dan semua anak pun terburu-buru keluar dan ke kantin sedangkan Chika hanya diam dan mengeluarkan kotak bekal nya, begitu juga Leonard yang akhir nya pergi keluar kelas mungkin karena sudah biasa makan di luar.

"Hm.. seperti nya aku harus hemat modal nich.." pikir Chika yang kini sedang melihat laptop nya sambi makan nasi goreng, ia melihat jumlah persediaan yang akan di gunakan saat perang dengan mutant yang keluar dari portal-portal isekai dungeon.

Mau gimana lagi, kan memang butuh banyak amunisi dan senjata toh juga ia memilih menjadi hunter...

"Hello..are you a new student?" Tanya seorang gadis berwajah bule cantik tentu nya menyapa Chika dan duduk di sebelah Chika, Chika hanya melirik sebentar lalu melihat ke arah laptop nya lagi "hmm" jawab Chika.

Krik..krik..krik..

"..." Suasana canggung.

"Anyway my name is Violet, then can i know your name?" Tanya Violet yang mencoba membunuh keheningan dan Chika pun tersenyum "my name Chika Marcelina nice to meet you.." sahut Chika menjawab Violet singkat.

2 menit kemudian...

"Hahahaha bisa gitu yak!?" Chika.

"Hahaha how ridiculous right!?" Violet.

Yah mereka berakhir dekat dan mulai berbincang dan bercanda, namun mereka terhenti saat beberapa siswa dan siswi membuat kerumunan yang mengarah ke lapangan, tentu hal tersebut membuat mereka penasaran dan mendatangi tempat itu bersama dan melewati kerumunan sebisa mungkin "ada apa sih?" Batin Chika.

Bugh!!

"Agh!!"

"You bastard don't dare you like th-"

"Leonard!!!" Teriak Chika yang telah berhasil membuat Leonard terdiam sementara menghentikan pukulan nya dan melempar lawan nya ke sembarang arah, lalu berlari kecil ke arah Chika "a..chika it's not like you-".

"Iya gue tau, udah mending lo sama gue aja.." sahut Chika memotong nya lalu menyeret nya ke kantin tempat ia makan tadi berharap bahwa anak yang menjadi patner nya ini tak akan lepas dari pengawasan nya.

Bersambung...
Jangan lupa vote ya!!

My Savior [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang